Kisah Masjid Wal Adhuna Muara Baru, Saksi Bisu Pesisir Jakarta Perlahan Tenggelam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masjid Wal Adhuna, bangunan yang berada di kawasan Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, ini merupakan salah satu saksi bisu bagaimana kawasan pesisir Ibu Kota perlahan tenggelam . Kini air laut sudah nyaris menyentuh bagian atap masjid.
Sudah sepekan lebih kenaikan air pasang laut atau banjir rob menerjang wilayah pesisir Jakarta Utara. Wilayah terdampak banjir rob paling parah adalah Kelurahan Marunda, Kelurahan Ancol, kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Muara Angke, dan Muara Baru.
Banyak perumahan warga, perkantoran, hingga jalan nasional yang terendam banjir rob dengan ketinggian mencapai satu meter. MNC Portal mencoba mendatangi salah satu tempat yang saat ini secara perlahan tenggelam akibat kenaikan air laut sekaligus turunnya permukaan tanah, yakni bangunan Masjid Wal Adhuna.
Terletak di balik tanggul setinggi 2,5 meter, bangunan Masjid Wal Adhuna masih terlihat kokoh berdiri di pinggiran laut Jakarta. Namun tembok- tembok bangunan kini penuh coretan dan bagian bawahnya menghitam akibat ditumbuhi lumut. Tidak jauh dari bangunan masjid, sekitar 100 meter terdapat sejumlah rumah warga.
Salah satu warga setempat Diah (45), mengatakan, Masjid Wal Adhuna telah berdiri sejak 30 tahun lalu. Artinya, masjid ini sudah puluhan tahun menghadapi ganasnya ombak dan banjir rob, hingga kini nyaris tenggelam.
Diah menceritakan, dulunya masih banyak warga sekitar yang berprofesi sebagai nelayan dan buruh menuaikan ibadah salat di masjid tersebut. Akan tetapi sudah belasan tahun Masjid Wal Adhuna tidak digunakan lagi, karena mulai diterjang ombak dan banjir rob.
"Pastinya kurang tahu. Sudah ada kali 17 tahun enggak kepakai masjidnya. Sudah lama sebetulnya. Kalau berdiri mah ada kali 30 tahun, sudah lama sekali," tutur Diah ditemui, Jumat (10/12/2021).
Meskipun Masjid Wal Adhuna telah tergerus dengan adanya kenaikan air laut, namun warga sekitar mengaku tidak khawatir dengan banjir rob. Sebab banyak warga yang sudah tinggal puluhan tahun dan merasa nyaman. Apalagi kini sudah ada tanggul.
"Ngapain takut karena sudah ada tanggul. Dari kecil juga sudah tinggal di sini, kenyang lah, kebakaran, kebanjiran, di sini. Jadi enggak kaget," pungkasnya.
Sudah sepekan lebih kenaikan air pasang laut atau banjir rob menerjang wilayah pesisir Jakarta Utara. Wilayah terdampak banjir rob paling parah adalah Kelurahan Marunda, Kelurahan Ancol, kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Muara Angke, dan Muara Baru.
Baca Juga
Banyak perumahan warga, perkantoran, hingga jalan nasional yang terendam banjir rob dengan ketinggian mencapai satu meter. MNC Portal mencoba mendatangi salah satu tempat yang saat ini secara perlahan tenggelam akibat kenaikan air laut sekaligus turunnya permukaan tanah, yakni bangunan Masjid Wal Adhuna.
Terletak di balik tanggul setinggi 2,5 meter, bangunan Masjid Wal Adhuna masih terlihat kokoh berdiri di pinggiran laut Jakarta. Namun tembok- tembok bangunan kini penuh coretan dan bagian bawahnya menghitam akibat ditumbuhi lumut. Tidak jauh dari bangunan masjid, sekitar 100 meter terdapat sejumlah rumah warga.
Salah satu warga setempat Diah (45), mengatakan, Masjid Wal Adhuna telah berdiri sejak 30 tahun lalu. Artinya, masjid ini sudah puluhan tahun menghadapi ganasnya ombak dan banjir rob, hingga kini nyaris tenggelam.
Diah menceritakan, dulunya masih banyak warga sekitar yang berprofesi sebagai nelayan dan buruh menuaikan ibadah salat di masjid tersebut. Akan tetapi sudah belasan tahun Masjid Wal Adhuna tidak digunakan lagi, karena mulai diterjang ombak dan banjir rob.
"Pastinya kurang tahu. Sudah ada kali 17 tahun enggak kepakai masjidnya. Sudah lama sebetulnya. Kalau berdiri mah ada kali 30 tahun, sudah lama sekali," tutur Diah ditemui, Jumat (10/12/2021).
Meskipun Masjid Wal Adhuna telah tergerus dengan adanya kenaikan air laut, namun warga sekitar mengaku tidak khawatir dengan banjir rob. Sebab banyak warga yang sudah tinggal puluhan tahun dan merasa nyaman. Apalagi kini sudah ada tanggul.
"Ngapain takut karena sudah ada tanggul. Dari kecil juga sudah tinggal di sini, kenyang lah, kebakaran, kebanjiran, di sini. Jadi enggak kaget," pungkasnya.
(thm)