Muara Baru Jakarta Utara Terancam Tenggelam hingga 4,6 Meter jika Banjir Rob Tidak Ditangani

Minggu, 05 September 2021 - 16:13 WIB
loading...
Muara Baru Jakarta Utara Terancam Tenggelam hingga 4,6 Meter jika Banjir Rob Tidak Ditangani
Foto: Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Sejumlah kawasan di Jakarta Utara terus mengalami penurunan sehingga terancam tenggelam pada 2050. Kawasan Muara Baru bakal tenggelam sedalam 4,6 meter apabila tidak segera dilakukan pencegahan banjir rob.

Baca Juga: Biden Sebut Jakarta Akan Tenggelam, Ilmuwan ITB Temukan Fakta Lain

"Soal kedalaman, ini di Muara Baru tahun 2020 itu sudah minus 1 meter di bawah permukaan air laut. Kalau tidak melakukan sesuatu, bisa jadi Muara Baru 2050 berada minus 4,6 meter di bawah permukaan air laut. Inilah ancaman itu kalau kita tidak melakukan sesuatu," ujar
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Yusmada Faizal dalam webinar 'Jakarta the Sinking City?' pada Youtube Dinas SDA DKI dikutip, Minggu (5/9/2021).

Muara Baru Jakarta Utara Terancam Tenggelam hingga 4,6 Meter jika Banjir Rob Tidak Ditangani


Selain Muara Baru, tujuh kawasan lain di pesisir Utara Jakarta juga mendapat ancaman tenggelam, karena berada di bawah permukaan air laut.

"Kamal Muara diprediksi 3 meter di bawah permukaan air laut, Tanjunganom 2,10 meter, Pluit 4,35 meter, Gunung Sahari 2,90 meter, Ancol 1,70 meter, Marunda 1,30, meter dan Cilincing 1 meter," terangnya.



Adapun upaya pengendalian banjir rob di pesisir Utara Jakarta telah dimulai dengan penataan tanah timbul yang ada di sepanjang pesisir.

"Terus penataan kawasan mangrove pantai publik dan pembangunan deselerasi air sebagai subtitusi penyedotan air tanah," tuturnya.

Dinas SDA juga telah berupaya membangun tanggul pantai sebagai bentuk mitigasi kenaikan muka air laut. Selain itu, sistem polder menjadi pilihan guna membuang air yang tergenang di permukaan yang berada di bawah permukaan air laut.

"Upaya non struktural adalah sistem peringatan dini. Kita berharap benar-benar penurunan tanah ini bisa terkontrol dengan cepat dengan akurat sehingga bisa membuat kebijakan-kebijakan yang lebih akurat," ungkapnya.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2121 seconds (0.1#10.140)