Puskesmas Tambora Bantah Lecehkan Perempuan Hamil yang Datang Tanpa Suami
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Puskesmas Kecamatan Tambora Kristiani membantah tuduhan pelecehan verbal yang dialami E, seorang perempuan yang tengah hamil dan hendak melahirkan. Sebaliknya dia mengatakan puskesmas menanganinya dengan baik.
"Yang benar ada pasien di sini sudah kami tangani dengan baik sejak awal sampai sekarang," ujarnya kepada wartawan, Jumat (8/10/2021).
Kristiani menjelaskan, saat itu E datang sendirian ke Puskesmas dengan keadaan hamil sembilam bulan. Soal kedatangan pasien, Kristiani menyampaikan, pasien tidak harus didampingi oleh suami.
"Jadi harus merujuk harus ada pendamping yang bertanggung jawab untuk administrasi," tuturnya. Kristiani memastikan, hingga saat ini pihak Puskesmas dengan korban masih menjalami komunikasi dengan baik.
Selanjutnya, E dirujuk ke rumah sakit (RS) besar guna menindaklajuti proses persalinan secara sesar. Sebab, kata dia, Puskesmas tidak melayani proses persalinan tersebut. "Karena memang ini Puskesmas ada batasan kasus yang memang kami tidak bisa layani di sini, salah satunya operasi," paparnya.
Soal pelecehan verbal yang dialami E, Kristiani enggan menjawab lebih jauh. Menurut dia, kasus ini sudah ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dan dilakukan tindakan lebih lanjut.
"Sebenarnya sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan, soalnya pada saat ditemukan kejadian itu sudah ada tindakan dari instansi yang mau menyampaikan," papar Kristiani.
Sebelumnya, kasus ini menjai viral di media sosial setelah sebuah video yang diunggah kembali oleh akun Instagram @lets.talkandenjoy, Selasa (5/10/2021).
Dalam postingan itu, Saudara E berinisial S menceritakan bahwa Jumat, 1 Oktober 2021 E datang seorag diri ke Puskesmas untuk melakukan persalinan. Ketika masuk masuk ke ruangan bidan, E menceritakan keadaannya.
"Ia menceritakan tentang keadaan dia yang sudah berlendir dan bercak seperti tanda lahir ke bidan Puskesmas tersebut," kata S saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (7/10/2021).
Salah satu bidan menanyakan keberadaan suami E. Karena ia tak memiliki suami, lantas E menjawab akan menunggu teman-temannya datang menemani. "Lalu bidan tersebut langsung sangat marah dan langsung jutek dan dengan nada ketus dan tinggi langsung seperti menyerang saudara saya," tuturnya.
Bidan tersebut menyarankan agar S segera ke rumah sakit (RS) karena tensinya tinggi. Saat melakukan pengecekan kandungan, sang mengatakan E mengalami keputihan.
"Lalu ada salah satu bidan di sana entah siapa menjawab, 'ih jorse' (jorok sekali). Pantaskah? Menurut saya sangat-sangat tidak beretika seorang nakes berbicara seperti ini," kata S.
Tak berhenti di situ, bidan tersebut mengatakan, "Ini memang sudah berhubungan sama berapa cowo?".
"Menurut saya etika seorang nakes tidak seperti ini ya, sudah melewati batas dan jalur sebagai nakes untuk soal pribadi. Siapapun itu, wajib dibantu dan diurus," kata S.
"Yang benar ada pasien di sini sudah kami tangani dengan baik sejak awal sampai sekarang," ujarnya kepada wartawan, Jumat (8/10/2021).
Kristiani menjelaskan, saat itu E datang sendirian ke Puskesmas dengan keadaan hamil sembilam bulan. Soal kedatangan pasien, Kristiani menyampaikan, pasien tidak harus didampingi oleh suami.
"Jadi harus merujuk harus ada pendamping yang bertanggung jawab untuk administrasi," tuturnya. Kristiani memastikan, hingga saat ini pihak Puskesmas dengan korban masih menjalami komunikasi dengan baik.
Selanjutnya, E dirujuk ke rumah sakit (RS) besar guna menindaklajuti proses persalinan secara sesar. Sebab, kata dia, Puskesmas tidak melayani proses persalinan tersebut. "Karena memang ini Puskesmas ada batasan kasus yang memang kami tidak bisa layani di sini, salah satunya operasi," paparnya.
Soal pelecehan verbal yang dialami E, Kristiani enggan menjawab lebih jauh. Menurut dia, kasus ini sudah ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dan dilakukan tindakan lebih lanjut.
"Sebenarnya sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan, soalnya pada saat ditemukan kejadian itu sudah ada tindakan dari instansi yang mau menyampaikan," papar Kristiani.
Sebelumnya, kasus ini menjai viral di media sosial setelah sebuah video yang diunggah kembali oleh akun Instagram @lets.talkandenjoy, Selasa (5/10/2021).
Dalam postingan itu, Saudara E berinisial S menceritakan bahwa Jumat, 1 Oktober 2021 E datang seorag diri ke Puskesmas untuk melakukan persalinan. Ketika masuk masuk ke ruangan bidan, E menceritakan keadaannya.
"Ia menceritakan tentang keadaan dia yang sudah berlendir dan bercak seperti tanda lahir ke bidan Puskesmas tersebut," kata S saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (7/10/2021).
Salah satu bidan menanyakan keberadaan suami E. Karena ia tak memiliki suami, lantas E menjawab akan menunggu teman-temannya datang menemani. "Lalu bidan tersebut langsung sangat marah dan langsung jutek dan dengan nada ketus dan tinggi langsung seperti menyerang saudara saya," tuturnya.
Bidan tersebut menyarankan agar S segera ke rumah sakit (RS) karena tensinya tinggi. Saat melakukan pengecekan kandungan, sang mengatakan E mengalami keputihan.
"Lalu ada salah satu bidan di sana entah siapa menjawab, 'ih jorse' (jorok sekali). Pantaskah? Menurut saya sangat-sangat tidak beretika seorang nakes berbicara seperti ini," kata S.
Tak berhenti di situ, bidan tersebut mengatakan, "Ini memang sudah berhubungan sama berapa cowo?".
"Menurut saya etika seorang nakes tidak seperti ini ya, sudah melewati batas dan jalur sebagai nakes untuk soal pribadi. Siapapun itu, wajib dibantu dan diurus," kata S.
(muh)