Warga Positif Covid-19 Nekat Masuk Mal di Cibubur, Begini Kronologisnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang warga nekat masuk ke pusat perbelanjaan Trans Studio Mall (TSM) Cibubur, Jakarta Timur, meskipun memiliki indikator merah dalam aplikasi PeduliLindungi , Jumat 20 Agustus 2021 sore. Pria tersebut juga terlibat adu mulut dengan petugas yang memberikan penjelasan bahwasanya dia tak diperkenankan masuk ke dalam.
"Pada saat itu tim saya mendapati ada satu bapak-bapak yang indikatornya merah. Sudah kita kasih pengertian, tetapi mereka tidak mau mengerti, artinya ada bahasa-bahasa yang amat tinggi," jelas Event And Promotion Section Head TSM Cibubur Farrah Eddy ketika dihubungi, Sabtu (21/8/2021).
Dia menjelaskan, pada saat negosiasi tersebut, pihak pengelola belum mengetahui yang bersangkutan terkonfirmasi positif Covid-19. Menurutnya, warga itu ditolak berdasarkan aturan yang melarang jika ada pengunjung yang memiliki indikator merah dalam aplikasi PeduliLindungi.
"Sampai akhirnya tim saya memfoto dari indikator serta nama. Akhirnya saya forward ke orang PeduliLindungi yang didapatilah keterangan positif Covid-19," tuturnya.
Lebih jauh dikatakan Farah, orang tersebut datang bersama sang istri, akan tetapi istrinya memiliki indikator hijau. Menurut dia, kedua orang tersebut tidak sampai masuk ke dalam mal dan hanya berada di tempat skrining.
"Dia saat itu bersama istrinya, istrinya sih indikator hijau. Istrinya sudah kita berikan akses masuk, karena akses suaminya tertahan mereka berdua tidak masuk," ujarnya.
Warga tersebut, jelas Farah memiliki alasan bahwasanya ada human error saat pengisian data di aplikasi PeduliLindungi oleh sebabnya dia mendapat indikator merah. Namun, Farah menilai bahwa yang bersangkutan kurang memiliki pemahaman terkait Covid-19.
"Alasannya dia sebenarnya klise, salah satunya ada human error. Jadi dia berpikir yang mengimput data dia error. Tapi yang saya tangkap, ketika kita bilang ini untuk proses tracing dan treatment agak menyangkal tentang proses virus ini," katanya.
Meskipun dipenuhi ketegangan, pada akhirnya suami istri tersebut tak berlama-lama berada di lokasi. Farah menekankan kepada warga tersebut jika memiliki keluhan bisa langsung melapor saja kepada call center Pusat Informasi Covid-19.
"Prosesnya sebentar kok, saya langsung balikkan lagi kita hanya mengikuti aturan pemerintah dan kalau ada keluhan silahkan hubungi 119. Seperti itu aja," tuturnya.
Dia memastikan ketika warga yang positif Covid-19 itu datang ke lokasi tak terlihat gejala terpapar, seperti batuk atau suhu badan tinggi. Bahkan, suhu badannya masih di kisaran angka normal.
"Enggak terlihat gejala. Tidak ada batuk-batum juga. Scan suhunya juga masih ada di bawah taraf 37 derajat celcius, kan kalau 37 derajat aja kita sudah warning ya," pungkasnya.
"Pada saat itu tim saya mendapati ada satu bapak-bapak yang indikatornya merah. Sudah kita kasih pengertian, tetapi mereka tidak mau mengerti, artinya ada bahasa-bahasa yang amat tinggi," jelas Event And Promotion Section Head TSM Cibubur Farrah Eddy ketika dihubungi, Sabtu (21/8/2021).
Dia menjelaskan, pada saat negosiasi tersebut, pihak pengelola belum mengetahui yang bersangkutan terkonfirmasi positif Covid-19. Menurutnya, warga itu ditolak berdasarkan aturan yang melarang jika ada pengunjung yang memiliki indikator merah dalam aplikasi PeduliLindungi.
"Sampai akhirnya tim saya memfoto dari indikator serta nama. Akhirnya saya forward ke orang PeduliLindungi yang didapatilah keterangan positif Covid-19," tuturnya.
Lebih jauh dikatakan Farah, orang tersebut datang bersama sang istri, akan tetapi istrinya memiliki indikator hijau. Menurut dia, kedua orang tersebut tidak sampai masuk ke dalam mal dan hanya berada di tempat skrining.
"Dia saat itu bersama istrinya, istrinya sih indikator hijau. Istrinya sudah kita berikan akses masuk, karena akses suaminya tertahan mereka berdua tidak masuk," ujarnya.
Warga tersebut, jelas Farah memiliki alasan bahwasanya ada human error saat pengisian data di aplikasi PeduliLindungi oleh sebabnya dia mendapat indikator merah. Namun, Farah menilai bahwa yang bersangkutan kurang memiliki pemahaman terkait Covid-19.
"Alasannya dia sebenarnya klise, salah satunya ada human error. Jadi dia berpikir yang mengimput data dia error. Tapi yang saya tangkap, ketika kita bilang ini untuk proses tracing dan treatment agak menyangkal tentang proses virus ini," katanya.
Meskipun dipenuhi ketegangan, pada akhirnya suami istri tersebut tak berlama-lama berada di lokasi. Farah menekankan kepada warga tersebut jika memiliki keluhan bisa langsung melapor saja kepada call center Pusat Informasi Covid-19.
"Prosesnya sebentar kok, saya langsung balikkan lagi kita hanya mengikuti aturan pemerintah dan kalau ada keluhan silahkan hubungi 119. Seperti itu aja," tuturnya.
Dia memastikan ketika warga yang positif Covid-19 itu datang ke lokasi tak terlihat gejala terpapar, seperti batuk atau suhu badan tinggi. Bahkan, suhu badannya masih di kisaran angka normal.
"Enggak terlihat gejala. Tidak ada batuk-batum juga. Scan suhunya juga masih ada di bawah taraf 37 derajat celcius, kan kalau 37 derajat aja kita sudah warning ya," pungkasnya.
(mhd)