Panjat Pinang HUT Ke 76 RI Dilarang karena Pandemi, Begini Sejarahnya

Selasa, 17 Agustus 2021 - 11:17 WIB
loading...
Panjat Pinang HUT Ke 76 RI Dilarang karena Pandemi, Begini Sejarahnya
Pada perayaan HUT Ke 76 RI tahun 2021 di tengah pandemi Covid-19 segala perlombaan 17 Agustusan dilarang, termasuk lomba panjat pinang. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pada perayaan HUT Ke 76 RI tahun 2021 di tengah pandemi Covid-19 segala perlombaan 17 Agustusan dilarang. Ini dikhawatirkan bisa menimbulkan kerumunan masyarakat sehingga wabah Corona melonjak lagi.

Termasuk perlombaan panjat pinang yang sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun setiap peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Meski tidak boleh digelar, namun panjat pinang tetap dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca juga: Patuhi Seruan Gubernur, Perlombaan Panjat Pinang di Kalimalang Ditiadakan

Karena panjat pinang mempunyai sejarah sejak zaman Belanda dulu. Berdasarkan sumber yang dihimpun, Selasa (17/8/2021), di Belanda panjat pinang disebut De Klimmast atau panjang tiang. Belanda melaksanakannya setiap 31 Agustus pada era itu lantaran berbarengan dengan ulang tahun Ratu Belanda Ratu Wihelmina. Sedangkan di Indonesia digelar pada 17 Agustus bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI.

Sejatinya panjat pinang ini diperuntukkan bagi kaum pribumi saja. Mereka berlomba memanjat dan menangkap hadiah yang berada di atas seperti makanan dan pakaian serta benda-benda yang dianggap mewah untuk kalangan pribumi.
Baca juga: Anies Ceritakan 76 Tahun Lalu Separuh Warga Jakarta Pernah Berkumpul di Monas

Sementara, kaum elite Belanda menontonnya sambil tertawa. Sebagai hiburan untuk masyarakat, Belanda memberikan banyak hadiah. Namun, hadiah tersebut tidak bisa didapatkan dengan cuma-cuma. Masyarakat harus berlomba menaiki batang pohon pinang yang telah dilumuri minyak hingga licin. Masyarakat yang ingin mendapatkan hadiah harus rela bersusah payah memanjat pohon pinang yang tinggi dan licin.

Hal inilah yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Masyarakat yang kontra beranggapan ini melukai nilai-nilai kehidupan masyarakat. Yang satu berjuang meraih hadiah di atas pohon pinang, yang satu tertawa melihatnya.

Di sisi lain yang pro yakni lomba panjat pinang juga mampu memperkuat rasa saling gotong-royong antarmasyarakat. Saling membantu dan pantang menyerah.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1204 seconds (0.1#10.140)