Survei Persepsi Masyarakat Kota Bogor Terkait COVID-19, Ini Hasilnya
loading...
A
A
A
BOGOR - Pemerintah Kota Bogor bersama IPB University melakukan survei persepsi masyarakat terhadap pandemi COVID-19 . Ada empat isu utama dalam survei tersebut yakni vaksin, PPKM, kepatuhan protokol kesehatan dan dampak sosial ekonomi.
Total ada 20.819 responden yang tersebar di 68 kelurahan di Kota Bogor dengan memperhatikan strata demografi penduduk. Sebanyak 43% responden laki-laki dan 57% perempuan. (Baca juga; Kota Bogor Keluar dari Zona Merah, Bima Arya Berharap Ada Relaksasi Lagi )
Hasil survei yang pengambilan data terhitung 3-9 Agustus 2021 ini disampaikan oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Ernan Rustiadi, Ahli Ilmu Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Fredian Tonny Nasdian dan Ahli Ekonomi dan Bisnis, Raden Dikky Indrawan di Balai Kota Bogor, Minggu (15/8/2021).
Hasil kesimpulan di antaranya, ada 47% responden sangat optimistis dan 37% optimistis COVID-19 akan berakhir. Namun, ada ancaman penyakit baru yang diderita responden saat andemi berdasarkan jenis pekerjaan yakni hipertensi dan penyakit mental. Sebanyak 82,93% responden mahasiswa menyebutkan penyakit mental.
Selain itu, tingkat pengetahuan warga terhadap pandemi, vaksin dan PPKM sudah sangat baik. Sebanyak 97 memahami vaksin, tetapi ada 2% menyebut vaksin produk konspirasi elite global dan 1% menjawab lainnya. (Baca juga; Sambut HUT Ke-76 RI, Bendera Merah Putih Raksasa Dibentangkan di Gunung Munara Bogor )
Lalu, sebanyak 85% responden sudah divaksin dan 15% belum. Warga Kota Bogor menilai pelaksanaan vaksin di Kota Bogor pum sudah baik, namun diperlukan perbaikan untuk penambahan sentra vaksin dan fasilitas antar jemput.
Selanjutnya adalah survei persepsi terkait perilaku dan kepatuhan warga Kota Bogor sudah baik dalam melaksanakan protokol kesehatan. Tetapi, terus harus ditingkatkan pada beberapa lokasi fasilitas umum seperti pasar, terminal dan angkutan umum.
Di samping itu, hasil survei dalam pelaksanaan PPKM mempengaruhi ekonomi warga Kota Bogor dengan turunnya pendapatan sekitar 65%. Diperlukan adanya upaya untuk jangka pendek dan jangka menengah dalam menstimulus ekonomi masyarakat.
Terakhir, survei menunjukan 32% menyatakan pendapatannya masih tetap dan 3% naik. Termasuk dampak dari kebijakan PPKM ada sebanyak 41% responden menjawab kehilangan pekerjaan dan 59% menyatakan tidak.
Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut dibandingkan hasil survei tahun 2020 lalu yang menunjukan angka 19% warga Kota Bogor tidak percaya COVID-19. Di tahun 2021 ini menurun drastis hingga 2%.
Total ada 20.819 responden yang tersebar di 68 kelurahan di Kota Bogor dengan memperhatikan strata demografi penduduk. Sebanyak 43% responden laki-laki dan 57% perempuan. (Baca juga; Kota Bogor Keluar dari Zona Merah, Bima Arya Berharap Ada Relaksasi Lagi )
Hasil survei yang pengambilan data terhitung 3-9 Agustus 2021 ini disampaikan oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Ernan Rustiadi, Ahli Ilmu Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Fredian Tonny Nasdian dan Ahli Ekonomi dan Bisnis, Raden Dikky Indrawan di Balai Kota Bogor, Minggu (15/8/2021).
Hasil kesimpulan di antaranya, ada 47% responden sangat optimistis dan 37% optimistis COVID-19 akan berakhir. Namun, ada ancaman penyakit baru yang diderita responden saat andemi berdasarkan jenis pekerjaan yakni hipertensi dan penyakit mental. Sebanyak 82,93% responden mahasiswa menyebutkan penyakit mental.
Selain itu, tingkat pengetahuan warga terhadap pandemi, vaksin dan PPKM sudah sangat baik. Sebanyak 97 memahami vaksin, tetapi ada 2% menyebut vaksin produk konspirasi elite global dan 1% menjawab lainnya. (Baca juga; Sambut HUT Ke-76 RI, Bendera Merah Putih Raksasa Dibentangkan di Gunung Munara Bogor )
Lalu, sebanyak 85% responden sudah divaksin dan 15% belum. Warga Kota Bogor menilai pelaksanaan vaksin di Kota Bogor pum sudah baik, namun diperlukan perbaikan untuk penambahan sentra vaksin dan fasilitas antar jemput.
Selanjutnya adalah survei persepsi terkait perilaku dan kepatuhan warga Kota Bogor sudah baik dalam melaksanakan protokol kesehatan. Tetapi, terus harus ditingkatkan pada beberapa lokasi fasilitas umum seperti pasar, terminal dan angkutan umum.
Di samping itu, hasil survei dalam pelaksanaan PPKM mempengaruhi ekonomi warga Kota Bogor dengan turunnya pendapatan sekitar 65%. Diperlukan adanya upaya untuk jangka pendek dan jangka menengah dalam menstimulus ekonomi masyarakat.
Terakhir, survei menunjukan 32% menyatakan pendapatannya masih tetap dan 3% naik. Termasuk dampak dari kebijakan PPKM ada sebanyak 41% responden menjawab kehilangan pekerjaan dan 59% menyatakan tidak.
Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut dibandingkan hasil survei tahun 2020 lalu yang menunjukan angka 19% warga Kota Bogor tidak percaya COVID-19. Di tahun 2021 ini menurun drastis hingga 2%.