Melihat Tangguh dan Gigihnya Nakes Pahlawan Masa Kini Tangani Pasien Covid-19
loading...
A
A
A
Sementara itu, Relawan Covid-19 dr Muhammad Fajri Adda'i turut membagikan pengalamannya menjadi dokter layanan primer sebagai tulang punggung dari manajemen pasien Covid-19 sebelum dirujuk ke rumah sakit. "Saya kerjanya di layanan primer yaitu fungsinya untuk triase lalu mendeteksi awal isolasi itu juga mengelola pasien isoman," ujarnya.
Sebagai dokter layanan primer, dia bekerja menerima konsul pasien suspect, gejala kecurigaan Covid atau antigen positif yang membutuhkan konfirmasi. Setelah itu pasien akan dihubungi jika terkonfirmasi positif dan dirujuk ke rumah sakit terdekat.
"Kalau kosong dalam hitungan menit udah dapet sih dirujuk ke RS tapi kalau penuh extra effort bisa nyari ke mana-mana dan pasti dapat juga sih ujungnya," katanya.
Dia menceritakan tantangan saat terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Dia bersama timnya kewalahan memantau dengan waktu yang terbatas. "Susahnya lagi outbreak besar. Bayangin kalau satu kecamatan waktu itu di Cengkareng 500 orang positif per hari dan bagaimana follow up-nya itu per hari. Kalau seminggu kan pasien masih pemantauan minimum 10 hari kalau dia tidak bergejala, kalau dia bergejala 14 hari tambahin aja udah 1.000 orang makanya keteteran juga," jelasnya.
Menurut dia, seberapa banyak tenaga kesehatan ditambah jika kasusnya meledaknya luar biasa juga harus dilakukan penambahan yang luar biasa. "Timnya terbatas karena ini masyarakat yang dipantau jadinya susah. Idealnya Puskesmas memberikan perawatan preventif ke level grass root ya itulah mengapa pentingnya melibatkan elemen kelurahan, satuan fungsional eksekutif di level terkecil seperti RT/RW, Satpol PP, dan lainnya," ujarnya.
Menyambut era Kemerdekaan RI, sebagai dokter layanan primer dia tidak lengah untuk terus melakukan pelacakan dan menyosialisasikan vaksinasi. "Di era kemerdekaan kita ngapain ya kita meneruskan perjuangan dan melanjutkan pekerjaan karena pandemi belum selesai paling bantu-bantu edukasi aja gitu di media sosial untuk masyarakat," kata Fajri.
Dia berharap pemerintah terus mengupayakan peningkatan 3T dan masyarakat juga harus membantu dengan penerapan 5M dan menjadi bagian dari subjek penanganan pandemi untuk turut serta melawan virus Covid-19 di Indonesia.
"Pada prinsipnya tidak perlu mendikotomi antara pemakaian protokol kesehatan terhadap segala kegiatan apapun termasuk kegiatan ekonomi karena sesungguhnya semua kegiatan itu bisa dilakukan secara beriringan itu kuncinya untuk penanganan ke depan," ucapnya.
Sebagai dokter layanan primer, dia bekerja menerima konsul pasien suspect, gejala kecurigaan Covid atau antigen positif yang membutuhkan konfirmasi. Setelah itu pasien akan dihubungi jika terkonfirmasi positif dan dirujuk ke rumah sakit terdekat.
"Kalau kosong dalam hitungan menit udah dapet sih dirujuk ke RS tapi kalau penuh extra effort bisa nyari ke mana-mana dan pasti dapat juga sih ujungnya," katanya.
Dia menceritakan tantangan saat terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Dia bersama timnya kewalahan memantau dengan waktu yang terbatas. "Susahnya lagi outbreak besar. Bayangin kalau satu kecamatan waktu itu di Cengkareng 500 orang positif per hari dan bagaimana follow up-nya itu per hari. Kalau seminggu kan pasien masih pemantauan minimum 10 hari kalau dia tidak bergejala, kalau dia bergejala 14 hari tambahin aja udah 1.000 orang makanya keteteran juga," jelasnya.
Menurut dia, seberapa banyak tenaga kesehatan ditambah jika kasusnya meledaknya luar biasa juga harus dilakukan penambahan yang luar biasa. "Timnya terbatas karena ini masyarakat yang dipantau jadinya susah. Idealnya Puskesmas memberikan perawatan preventif ke level grass root ya itulah mengapa pentingnya melibatkan elemen kelurahan, satuan fungsional eksekutif di level terkecil seperti RT/RW, Satpol PP, dan lainnya," ujarnya.
Menyambut era Kemerdekaan RI, sebagai dokter layanan primer dia tidak lengah untuk terus melakukan pelacakan dan menyosialisasikan vaksinasi. "Di era kemerdekaan kita ngapain ya kita meneruskan perjuangan dan melanjutkan pekerjaan karena pandemi belum selesai paling bantu-bantu edukasi aja gitu di media sosial untuk masyarakat," kata Fajri.
Dia berharap pemerintah terus mengupayakan peningkatan 3T dan masyarakat juga harus membantu dengan penerapan 5M dan menjadi bagian dari subjek penanganan pandemi untuk turut serta melawan virus Covid-19 di Indonesia.
"Pada prinsipnya tidak perlu mendikotomi antara pemakaian protokol kesehatan terhadap segala kegiatan apapun termasuk kegiatan ekonomi karena sesungguhnya semua kegiatan itu bisa dilakukan secara beriringan itu kuncinya untuk penanganan ke depan," ucapnya.
(jon)