Supri Nekat Rampok Minimarket Cisauk, Begini Ekonomi dan Kehidupan Keluarganya
loading...
A
A
A
TANGERANG - Supriatna (25) kini mendekam di sel tahanan polisi. Anak keempat dari 5 bersaudara itu diciduk usai merampok Rp2,7 juta dari sebuah minimarket di Suradita, Cisauk, Tangerang.
Keluarga dan teman-temannya kaget bukan kepalang saat pertama kali dikabarkan Supri ditangkap polisi pada Minggu 8 Agustus 2021 malam. Pasalnya, Supri dikenal pendiam dan tak pernah membuat keonaran sejak kecil.
Baca juga: Pria Cisauk Ini Merampok buat Makan Keluarga, Polisi Mau Nangis Pas Lihat Kondisi Rumahnya
"Dari kecil anaknya lurus-lurus aja, pendiam banget dan nggak pernah buat masalah. Makanya kita kaget, teman-temannya juga pada bingung kenapa bisa berbuat itu," ujar Abdul Rosyid (31), kakak Supri ditemui di kediamannya Kampung Kebon Manggu, Desa Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/8/2021).
Supri tinggal bersama orang tua, kakak dan seorang adiknya di rumah warisan peninggalan sang nenek. Rumahnya tampak sederhana, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan rumah-rumah di sekitarnya. "Ini peninggalan dari orang tua ibu. Kita tempati terus di sini," ucapnya.
Setelah Supri menganggur praktis tulang punggung ekonomi keluarga hanya ditanggung seorang diri oleh Abdul Rosid. Dia bekerja di salah satu apartemen di kawasan Cikokol. Sebagai seorang kakak, Rosyid seringkali membantu kebutuhan Supri sekadar membeli rokok dan bensin.
"Kasihan juga lihatnya, nganggur udah lama. Mau beli rokok, beli bensin, kadang saya kasih. Kalau dia mah nggak pernah mau ngomong, kondisinya mau gimana aja dia diem orangnya. Mungkin karena nggak enak lihat kondisi keluarga nggak bisa bantu. Ibarat situasi sekarang kan semua pada susah, bisa ketemu nasi aja udah syukur,” ujar Rosyid.
Beberapa hari sebelum kejadian, Supri sempat curhat kepada Rosyid. Dia mengatakan kepada kakaknya itu jika ingin menggadaikan handphone untuk suatu keperluan. Namun, Supri tak secara detail menjelaskan alasannya.
"Sebelum kejadian itu memang dia ngomong mau gadai HP, terus saya larang. Waktu saya tanya buat apa, dia nggak jelasin apa-apa. Saya kan penasaran, dia mah kan saya tahu gimana pergaulannya di luar, suka minum juga nggak, suka nongkrong keluyuran juga nggak, punya pacar juga nggak," tuturnya.
Rosyid hingga kini belum mendapat jawaban mengapa adiknya nekat melakukan aksi itu. Menurut dugaannya, Supri bisa saja merasa tertekan karena lama menganggur. Di satu sisi kondisi orang tuanya sudah renta tak berdaya mencari nafkah.
"Saya sendiri belum tahu, kenapa bisa melakukan itu. Bisa juga dia tertekan ekonomi, kondisi sekarang kan serba susah. Kalau untuk yang lain-lain, apa dia punya utang di luar atau buat yang lain saya nggak yakin. Soalnya saya tahu bener adik saya itu gimana orangnya," ujarnya.
Orang tua Supri, Sukari (54) dan Suyenti (53) saat ditemui di rumahnya Kampung Kebon Manggu, Desa Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/8/2021). Foto: MPI/Hambali
Keluarga dan teman-temannya kaget bukan kepalang saat pertama kali dikabarkan Supri ditangkap polisi pada Minggu 8 Agustus 2021 malam. Pasalnya, Supri dikenal pendiam dan tak pernah membuat keonaran sejak kecil.
Baca juga: Pria Cisauk Ini Merampok buat Makan Keluarga, Polisi Mau Nangis Pas Lihat Kondisi Rumahnya
"Dari kecil anaknya lurus-lurus aja, pendiam banget dan nggak pernah buat masalah. Makanya kita kaget, teman-temannya juga pada bingung kenapa bisa berbuat itu," ujar Abdul Rosyid (31), kakak Supri ditemui di kediamannya Kampung Kebon Manggu, Desa Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/8/2021).
Supri tinggal bersama orang tua, kakak dan seorang adiknya di rumah warisan peninggalan sang nenek. Rumahnya tampak sederhana, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan rumah-rumah di sekitarnya. "Ini peninggalan dari orang tua ibu. Kita tempati terus di sini," ucapnya.
Setelah Supri menganggur praktis tulang punggung ekonomi keluarga hanya ditanggung seorang diri oleh Abdul Rosid. Dia bekerja di salah satu apartemen di kawasan Cikokol. Sebagai seorang kakak, Rosyid seringkali membantu kebutuhan Supri sekadar membeli rokok dan bensin.
"Kasihan juga lihatnya, nganggur udah lama. Mau beli rokok, beli bensin, kadang saya kasih. Kalau dia mah nggak pernah mau ngomong, kondisinya mau gimana aja dia diem orangnya. Mungkin karena nggak enak lihat kondisi keluarga nggak bisa bantu. Ibarat situasi sekarang kan semua pada susah, bisa ketemu nasi aja udah syukur,” ujar Rosyid.
Beberapa hari sebelum kejadian, Supri sempat curhat kepada Rosyid. Dia mengatakan kepada kakaknya itu jika ingin menggadaikan handphone untuk suatu keperluan. Namun, Supri tak secara detail menjelaskan alasannya.
"Sebelum kejadian itu memang dia ngomong mau gadai HP, terus saya larang. Waktu saya tanya buat apa, dia nggak jelasin apa-apa. Saya kan penasaran, dia mah kan saya tahu gimana pergaulannya di luar, suka minum juga nggak, suka nongkrong keluyuran juga nggak, punya pacar juga nggak," tuturnya.
Rosyid hingga kini belum mendapat jawaban mengapa adiknya nekat melakukan aksi itu. Menurut dugaannya, Supri bisa saja merasa tertekan karena lama menganggur. Di satu sisi kondisi orang tuanya sudah renta tak berdaya mencari nafkah.
"Saya sendiri belum tahu, kenapa bisa melakukan itu. Bisa juga dia tertekan ekonomi, kondisi sekarang kan serba susah. Kalau untuk yang lain-lain, apa dia punya utang di luar atau buat yang lain saya nggak yakin. Soalnya saya tahu bener adik saya itu gimana orangnya," ujarnya.
Orang tua Supri, Sukari (54) dan Suyenti (53) saat ditemui di rumahnya Kampung Kebon Manggu, Desa Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/8/2021). Foto: MPI/Hambali