Supri Nekat Rampok Minimarket Cisauk, Begini Ekonomi dan Kehidupan Keluarganya
loading...
A
A
A
Orang tua Supri, Sukari (54) dan Suyenti (53) mengaku tak tenang saat pertama kali tahu anaknya berurusan dengan polisi. Apalagi kasusnya terbilang nekat di mana merampok menggunakan sebilah sangkur.
Sukari bercerita anaknya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah setelah dia di-PHK sebagai Office Boy (OB) sekitar 2 tahun lalu. Kegiatannya di luar rumah terbatas pada perkumpulan sesama pengguna motor jadul.
"Dia kan udah nggak kerja, udah lebih dari setahun, mungkin ada 2 tahunan. Dulu kerja jadi OB, karena situasi lagi awal-awal Covid waktu itu akhirnya dirumahkan," kata Sukari.
Baca juga: 2 Pekan Isoman di Rumah, Pasangan Kakek Nenek di Cisauk Tangerang Ini Tidak Tersentuh Bantuan
Putranya yang hanya tamatan SMP itu pernah bekerja serabutan di lokasi steam cucian mobil di Karawaci. Namun, di sana tak berlangsung lama karena pemilik cucian terpaksa ikut mengurangi jumlah pekerja akibat terdampak pandemi.
Sukari sejak muda bekerja serabutan sebagai kuli bangunan. Musibah pun datang 3 tahun lalu, dia terjatuh saat mengerjakan proyek fondasi bangunan hingga pinggangnya tertimpa material. "Waktu itu saya jatuh terus kena timpa bahan dari atas, kena pinggang saya. Jadi sekarang kaki saya agak begini kalau jalan," tutur Sukari seraya menunjuk kaki kirinya yang timpang sebelah.
Usai musibah itu, Sukari mengaku tak lagi mendapat panggilan proyek kuli bangunan. Menurutnya, wajar karena kemampuan fisik yang dimiliki tak lagi maksimal, apalagi dengan kondisi kakinya yang tak boleh menopang beban terlalu berat. "Ya udah sekarang diem di rumah aja," ucapnya.
Dia berharap putranya Supriatna mengambil hikmah atas apa yang telah dialami. Pihak keluarga yang diwakili Abdul Rosyid telah mendatangi lokasi minimarket tempat kejadian perkara untuk menyampaikan permintaan maaf.
Lihat Juga: Perampokan Modus Matikan Listrik Acak-acak Rumah Warga Cigombong, Arit Tertinggal di Lokasi
Sukari bercerita anaknya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah setelah dia di-PHK sebagai Office Boy (OB) sekitar 2 tahun lalu. Kegiatannya di luar rumah terbatas pada perkumpulan sesama pengguna motor jadul.
"Dia kan udah nggak kerja, udah lebih dari setahun, mungkin ada 2 tahunan. Dulu kerja jadi OB, karena situasi lagi awal-awal Covid waktu itu akhirnya dirumahkan," kata Sukari.
Baca juga: 2 Pekan Isoman di Rumah, Pasangan Kakek Nenek di Cisauk Tangerang Ini Tidak Tersentuh Bantuan
Putranya yang hanya tamatan SMP itu pernah bekerja serabutan di lokasi steam cucian mobil di Karawaci. Namun, di sana tak berlangsung lama karena pemilik cucian terpaksa ikut mengurangi jumlah pekerja akibat terdampak pandemi.
Sukari sejak muda bekerja serabutan sebagai kuli bangunan. Musibah pun datang 3 tahun lalu, dia terjatuh saat mengerjakan proyek fondasi bangunan hingga pinggangnya tertimpa material. "Waktu itu saya jatuh terus kena timpa bahan dari atas, kena pinggang saya. Jadi sekarang kaki saya agak begini kalau jalan," tutur Sukari seraya menunjuk kaki kirinya yang timpang sebelah.
Usai musibah itu, Sukari mengaku tak lagi mendapat panggilan proyek kuli bangunan. Menurutnya, wajar karena kemampuan fisik yang dimiliki tak lagi maksimal, apalagi dengan kondisi kakinya yang tak boleh menopang beban terlalu berat. "Ya udah sekarang diem di rumah aja," ucapnya.
Dia berharap putranya Supriatna mengambil hikmah atas apa yang telah dialami. Pihak keluarga yang diwakili Abdul Rosyid telah mendatangi lokasi minimarket tempat kejadian perkara untuk menyampaikan permintaan maaf.
Lihat Juga: Perampokan Modus Matikan Listrik Acak-acak Rumah Warga Cigombong, Arit Tertinggal di Lokasi
(jon)