Supri Nekat Rampok Minimarket Cisauk, Begini Ekonomi dan Kehidupan Keluarganya

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 22:05 WIB
loading...
Supri Nekat Rampok Minimarket...
Rumah Supri, pelaku perampokan minimarket Cisauk di Kampung Kebon Manggu, Desa Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/8/2021). Foto: MPI/Hambali
A A A
TANGERANG - Supriatna (25) kini mendekam di sel tahanan polisi. Anak keempat dari 5 bersaudara itu diciduk usai merampok Rp2,7 juta dari sebuah minimarket di Suradita, Cisauk, Tangerang.

Keluarga dan teman-temannya kaget bukan kepalang saat pertama kali dikabarkan Supri ditangkap polisi pada Minggu 8 Agustus 2021 malam. Pasalnya, Supri dikenal pendiam dan tak pernah membuat keonaran sejak kecil.
Baca juga: Pria Cisauk Ini Merampok buat Makan Keluarga, Polisi Mau Nangis Pas Lihat Kondisi Rumahnya

"Dari kecil anaknya lurus-lurus aja, pendiam banget dan nggak pernah buat masalah. Makanya kita kaget, teman-temannya juga pada bingung kenapa bisa berbuat itu," ujar Abdul Rosyid (31), kakak Supri ditemui di kediamannya Kampung Kebon Manggu, Desa Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/8/2021).

Supri tinggal bersama orang tua, kakak dan seorang adiknya di rumah warisan peninggalan sang nenek. Rumahnya tampak sederhana, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan rumah-rumah di sekitarnya. "Ini peninggalan dari orang tua ibu. Kita tempati terus di sini," ucapnya.

Setelah Supri menganggur praktis tulang punggung ekonomi keluarga hanya ditanggung seorang diri oleh Abdul Rosid. Dia bekerja di salah satu apartemen di kawasan Cikokol. Sebagai seorang kakak, Rosyid seringkali membantu kebutuhan Supri sekadar membeli rokok dan bensin.

"Kasihan juga lihatnya, nganggur udah lama. Mau beli rokok, beli bensin, kadang saya kasih. Kalau dia mah nggak pernah mau ngomong, kondisinya mau gimana aja dia diem orangnya. Mungkin karena nggak enak lihat kondisi keluarga nggak bisa bantu. Ibarat situasi sekarang kan semua pada susah, bisa ketemu nasi aja udah syukur,” ujar Rosyid.

Beberapa hari sebelum kejadian, Supri sempat curhat kepada Rosyid. Dia mengatakan kepada kakaknya itu jika ingin menggadaikan handphone untuk suatu keperluan. Namun, Supri tak secara detail menjelaskan alasannya.

"Sebelum kejadian itu memang dia ngomong mau gadai HP, terus saya larang. Waktu saya tanya buat apa, dia nggak jelasin apa-apa. Saya kan penasaran, dia mah kan saya tahu gimana pergaulannya di luar, suka minum juga nggak, suka nongkrong keluyuran juga nggak, punya pacar juga nggak," tuturnya.

Rosyid hingga kini belum mendapat jawaban mengapa adiknya nekat melakukan aksi itu. Menurut dugaannya, Supri bisa saja merasa tertekan karena lama menganggur. Di satu sisi kondisi orang tuanya sudah renta tak berdaya mencari nafkah.

"Saya sendiri belum tahu, kenapa bisa melakukan itu. Bisa juga dia tertekan ekonomi, kondisi sekarang kan serba susah. Kalau untuk yang lain-lain, apa dia punya utang di luar atau buat yang lain saya nggak yakin. Soalnya saya tahu bener adik saya itu gimana orangnya," ujarnya.
Supri Nekat Rampok Minimarket Cisauk, Begini Ekonomi dan Kehidupan Keluarganya

Orang tua Supri, Sukari (54) dan Suyenti (53) saat ditemui di rumahnya Kampung Kebon Manggu, Desa Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (13/8/2021). Foto: MPI/Hambali

Orang tua Supri, Sukari (54) dan Suyenti (53) mengaku tak tenang saat pertama kali tahu anaknya berurusan dengan polisi. Apalagi kasusnya terbilang nekat di mana merampok menggunakan sebilah sangkur.

Sukari bercerita anaknya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah setelah dia di-PHK sebagai Office Boy (OB) sekitar 2 tahun lalu. Kegiatannya di luar rumah terbatas pada perkumpulan sesama pengguna motor jadul.

"Dia kan udah nggak kerja, udah lebih dari setahun, mungkin ada 2 tahunan. Dulu kerja jadi OB, karena situasi lagi awal-awal Covid waktu itu akhirnya dirumahkan," kata Sukari.
Baca juga: 2 Pekan Isoman di Rumah, Pasangan Kakek Nenek di Cisauk Tangerang Ini Tidak Tersentuh Bantuan

Putranya yang hanya tamatan SMP itu pernah bekerja serabutan di lokasi steam cucian mobil di Karawaci. Namun, di sana tak berlangsung lama karena pemilik cucian terpaksa ikut mengurangi jumlah pekerja akibat terdampak pandemi.

Sukari sejak muda bekerja serabutan sebagai kuli bangunan. Musibah pun datang 3 tahun lalu, dia terjatuh saat mengerjakan proyek fondasi bangunan hingga pinggangnya tertimpa material. "Waktu itu saya jatuh terus kena timpa bahan dari atas, kena pinggang saya. Jadi sekarang kaki saya agak begini kalau jalan," tutur Sukari seraya menunjuk kaki kirinya yang timpang sebelah.

Usai musibah itu, Sukari mengaku tak lagi mendapat panggilan proyek kuli bangunan. Menurutnya, wajar karena kemampuan fisik yang dimiliki tak lagi maksimal, apalagi dengan kondisi kakinya yang tak boleh menopang beban terlalu berat. "Ya udah sekarang diem di rumah aja," ucapnya.

Dia berharap putranya Supriatna mengambil hikmah atas apa yang telah dialami. Pihak keluarga yang diwakili Abdul Rosyid telah mendatangi lokasi minimarket tempat kejadian perkara untuk menyampaikan permintaan maaf.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1625 seconds (0.1#10.140)