5 Aksi Teror Debt Collector Berujung Horor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aksi teror debt collector Mata Elang di wilayah Jakarta dan sekitarnya acapkali berujung horor. Mereka tanpa basa basi menjalankan tugasnya yang penting tujuannya tercapai yakni si penunggak melunasi cicilan atau kendaraan disita saat itu juga.
Fatalnya, debt collector kerap bertindak arogan sehingga meresahkan masyarakat. Bahkan, hanya karena masalah sepele pun debt collector dapat bergesekan dengan warga atau pengguna jalan.
Baca juga: Pusing Habis Ditagih Debt Collector, Pria Ini Mengamuk Banting Motor di Pos Penyekatan PPKM Darurat
Berikut 5 aksi teror debt collector berujung horor yang berhasil dihimpun SINDOnews, Senin (19/7/2021).
Debt Collector Bentrok dengan Penunggak Cicilan Mobil di Tigaraksa
Kelompok debt collector dan debitur bentrok saat menagih tagihan mobil di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Akibatnya, 4 orang terluka.
Debt collector menagih tunggakan cicilan mobil di Lapangan PWS Tigaraksa, Selasa (14/7/2020). Mobil tersebut tercatat milik Soleh yang sedang dikemudikan Nana. Pemilik mobil mencoba mempertahankan mobil, namun debt collector meminta uang tunai Rp8 juta yang kemudian ditolak pemilik mobil. Kemudian, debt collector menurunkan tawaran sebesar Rp5 juta dan menjanjikan urusan beres. Lagi-lagi pemilik mobil tetap tidak menyanggupi permintaan tersebut lalu meminta bantuan temannya yang merupakan debitur sehingga terjadi keributan antara debt collector dan debitur.
Atas kejadian tersebut, 3 orang dari pihak debitur mengalami luka dan satu orang terluka dari pihak debt collector.
Debt Collector Hadang Anggota TNI
Sekelompok debt collector menghadang anggota Kodim Jakarta Utara Serda Nurhadi yang hendak membawa orang ke rumah sakit di Pintu Tol Koja Barat, Jakarta Utara, Kamis (6/5/2021).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan Serda Nurhadi mengemudikan mobil untuk membantu orang sakit dan tiba-tiba dihadang di pintu tol oleh 11 orang. Mobil itu bukan milik Nurhadi melainkan dia ingin membantu pemilik kendaraan menuju rumah sakit. Serda Nurhadi tidak tahu jika mobil tersebut bermasalah dengan leasing.
Serda Nurhadi dihadang sekelompok debt collector di Koja, Jakarta Utara. Foto: Ist
Akibat insiden penghadangan dan perampasan mobil, Polres Metro Jakarta Utara menetapkan 11 orang debt collector sebagai tersangka.
Yusri mengatakan, 11 debt collector Mata Elang dijadikan tersangka karena tidak memiliki sertifikat profesi penagihan pembiayaan dan tidak mengetahui prosedur yang sah dalam penarikan kendaraan. "Walaupun surat kuasa ada, tapi tidak memiliki klasifikasi, keahlian, tidak memiliki dasar-dasar, SPPP-nya tidak ada sama sekali, jadi itu tidak boleh. Itu ilegal," tegasnya.
Debt Collector Tembak Pelajar
Seorang pelajar berinisial MIS (18) ditembak orang tidak dikenal (OTK) di Jalan Mangga Besar VI D, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (22/6/2021) dini hari. Setelah melakukan penyelidikan, polisi berhasil menangkap 10 pelaku penembakan, sebanyak 8 orang di antaranya debt collector.
Sepuluh pelaku yakni HS (41), DT (36), AS (42), JP (46), FW (25), NS (24), RA (48), RW (31), dan 2 perempuan. Para pelaku selalu membawa senjata ke mana pun saat keluar rumah. Saat ditangkap, para pelaku tak berkutik lantaran masih dalam pengaruh minuman keras (alkohol).
Debt Collector Mata Elang Versus Ojol
Bentrokan terjadi antara debt collector Mata Elang dengan driver ojek online (ojol) di kawasan Mangga Besar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (6/7/2021). Insiden ini viral di media sosial.
Buntut keributan itu 2 motor diceburkan ke Kali Pintu Air Sawah Besar. Motor diduga milik pengendara ojol dan sudah diamankan polisi. "Motor yang diceburin sudah kita evakuasi dan bawa ke Polsek sawah besar," kata Kapolsek Sawah Besar AKP Maulana Mukarom, Rabu (7/7/2021).
Debt Collector Baku Hantam dengan Ormas
Seorang debt collector baku hantam dengan anggota ormas bercelana loreng oranye di pinggir Jalan Pramuka Jayasari, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (16/7/2021).
Baca juga: Anggota Pemuda Pancasila Adu Jotos dengan Debt Collector di Cempaka Putih
Ketua MPC Pemuda Pancasila Faris Royan M Khalifah mengatakan, perkelahian dengan debt collector yang memakai helm berawal dari tatapan atau saling pandang. “Tidak ada upaya penarikan kendaraan dari kawan-kawan
debt collector kepada Boyor (anggota ormas) lalu tidak ada pengeroyokan dari kawan-kawan debt collector kepada Boyor," ujarnya.
Fatalnya, debt collector kerap bertindak arogan sehingga meresahkan masyarakat. Bahkan, hanya karena masalah sepele pun debt collector dapat bergesekan dengan warga atau pengguna jalan.
Baca juga: Pusing Habis Ditagih Debt Collector, Pria Ini Mengamuk Banting Motor di Pos Penyekatan PPKM Darurat
Berikut 5 aksi teror debt collector berujung horor yang berhasil dihimpun SINDOnews, Senin (19/7/2021).
Debt Collector Bentrok dengan Penunggak Cicilan Mobil di Tigaraksa
Kelompok debt collector dan debitur bentrok saat menagih tagihan mobil di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Akibatnya, 4 orang terluka.
Debt collector menagih tunggakan cicilan mobil di Lapangan PWS Tigaraksa, Selasa (14/7/2020). Mobil tersebut tercatat milik Soleh yang sedang dikemudikan Nana. Pemilik mobil mencoba mempertahankan mobil, namun debt collector meminta uang tunai Rp8 juta yang kemudian ditolak pemilik mobil. Kemudian, debt collector menurunkan tawaran sebesar Rp5 juta dan menjanjikan urusan beres. Lagi-lagi pemilik mobil tetap tidak menyanggupi permintaan tersebut lalu meminta bantuan temannya yang merupakan debitur sehingga terjadi keributan antara debt collector dan debitur.
Atas kejadian tersebut, 3 orang dari pihak debitur mengalami luka dan satu orang terluka dari pihak debt collector.
Debt Collector Hadang Anggota TNI
Sekelompok debt collector menghadang anggota Kodim Jakarta Utara Serda Nurhadi yang hendak membawa orang ke rumah sakit di Pintu Tol Koja Barat, Jakarta Utara, Kamis (6/5/2021).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan Serda Nurhadi mengemudikan mobil untuk membantu orang sakit dan tiba-tiba dihadang di pintu tol oleh 11 orang. Mobil itu bukan milik Nurhadi melainkan dia ingin membantu pemilik kendaraan menuju rumah sakit. Serda Nurhadi tidak tahu jika mobil tersebut bermasalah dengan leasing.
Serda Nurhadi dihadang sekelompok debt collector di Koja, Jakarta Utara. Foto: Ist
Akibat insiden penghadangan dan perampasan mobil, Polres Metro Jakarta Utara menetapkan 11 orang debt collector sebagai tersangka.
Yusri mengatakan, 11 debt collector Mata Elang dijadikan tersangka karena tidak memiliki sertifikat profesi penagihan pembiayaan dan tidak mengetahui prosedur yang sah dalam penarikan kendaraan. "Walaupun surat kuasa ada, tapi tidak memiliki klasifikasi, keahlian, tidak memiliki dasar-dasar, SPPP-nya tidak ada sama sekali, jadi itu tidak boleh. Itu ilegal," tegasnya.
Debt Collector Tembak Pelajar
Seorang pelajar berinisial MIS (18) ditembak orang tidak dikenal (OTK) di Jalan Mangga Besar VI D, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (22/6/2021) dini hari. Setelah melakukan penyelidikan, polisi berhasil menangkap 10 pelaku penembakan, sebanyak 8 orang di antaranya debt collector.
Sepuluh pelaku yakni HS (41), DT (36), AS (42), JP (46), FW (25), NS (24), RA (48), RW (31), dan 2 perempuan. Para pelaku selalu membawa senjata ke mana pun saat keluar rumah. Saat ditangkap, para pelaku tak berkutik lantaran masih dalam pengaruh minuman keras (alkohol).
Debt Collector Mata Elang Versus Ojol
Bentrokan terjadi antara debt collector Mata Elang dengan driver ojek online (ojol) di kawasan Mangga Besar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (6/7/2021). Insiden ini viral di media sosial.
Buntut keributan itu 2 motor diceburkan ke Kali Pintu Air Sawah Besar. Motor diduga milik pengendara ojol dan sudah diamankan polisi. "Motor yang diceburin sudah kita evakuasi dan bawa ke Polsek sawah besar," kata Kapolsek Sawah Besar AKP Maulana Mukarom, Rabu (7/7/2021).
Debt Collector Baku Hantam dengan Ormas
Seorang debt collector baku hantam dengan anggota ormas bercelana loreng oranye di pinggir Jalan Pramuka Jayasari, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (16/7/2021).
Baca juga: Anggota Pemuda Pancasila Adu Jotos dengan Debt Collector di Cempaka Putih
Ketua MPC Pemuda Pancasila Faris Royan M Khalifah mengatakan, perkelahian dengan debt collector yang memakai helm berawal dari tatapan atau saling pandang. “Tidak ada upaya penarikan kendaraan dari kawan-kawan
debt collector kepada Boyor (anggota ormas) lalu tidak ada pengeroyokan dari kawan-kawan debt collector kepada Boyor," ujarnya.
(jon)