Kesedihan Pedagang, Ketika Masjid Istiqlal Tidak Gelar Salat Idul Fitri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, Masjid Istiqlal telah memastikan tidak menggadakan Salat Idul Fitri. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona di masyarakat secara luas. Peniadaan Salat Idul Fitri di Masjid Istiqal saat ini, rupanya membawa dampak besar bagi masyarakat yang biasa mencari rejeki di sekitaran masjid.
Seperti yang dirasakan pedagang Mie Ayam, Sulimah (55). Warga asal menceritakan Penjambon, Jakarta Pusat ini menceritakan bahwa di setiap Hari Raya Idul Fitri, dirinya selalu berjualan di samping masjid yang berseberangan dengan Gereja Katedral itu. (Baca juga: Kisah Polisi Rela Jauh dari Anak-Istri demi Tugas di Idul Fitri)
"Biasanya pas Idul Fitri saya sudah siap dari pagi untuk jualan di depan gereja menunggu orang selesai Salat Id. Tapi sekarang jadi beda jauh semenjak ada virus Corona," ujar Sulimah kepada SINDOnews di Gerbang Utama Mesjid, Minggu (24/5/2020).
Warga asal Sampang, Madura ini berkisah dimana pada Idul Fitri tahun lalu biasanya jualannya mencapai 50 bahkan sampai 70 mangkok dalam hitungan sehari. "Biasanya dari jualan itu, buat modal saya untuk pulang kampung sehabis Lebaran. Tapi sekarang beda, cuma satu mangkok keluar," tutur Suli yang sesekali mengeluarkan air matanya.
Sulipun menambahkan semenjak adanya pandemi membuat dirinya harus memutar otak untuk mencari uang tambahan. "Saya bingung, buat uang kontrakan juga susah. Sekalipun dapat pelanggan tidak boleh makan di tempat. Mudah mudahan ini segera selesai, sebab pencarian saya soalnya memang hanya di sini," jelasnya.
Hal serupa juga dirasakan, Hardi (60), warga asal Ngawi, Jawa Timur ini adalah pengemis yang biasa mencari rupiah di Masjid Istiqal pada setiap Lebaran. "Saya biasanya di sini sejak malam takbiran sampai hari kedua Lebaran," kata hardi di samping masjid yang berseberangan dengan Lapangan Banteng.
Pada Idul Fitri tahun lalu, Hardi mengaku bisa mendapatkan uang sampai satu juta dalam hitungan setengah hari. Namun untuk Lebaran tahun ini karena tidak adanya Salat Id, dirinya hanya mendapat uang dari warga yang melintas untuk makan saja. "Yah sekarang cuma dapat Rp30.000, beda dari yang kemarin (Lebaran tahun lalu)," katanya.
Meskipun saat ini ada aturan PSBB, dimana tidak diperbolehkan untuk keluar rumah. Hardi mengaku nekat untuk tetap bertahan di samping masjid sambil menunggu belas kasihan warga. ( )
"Mau bagaimana lagi, pulang kampung sulit, saya tidak punya rumah tinggal juga di sini. Ya sudah, lebih baik tunggu belas kasihan warga sajalah," pungkasnya.
Seperti yang dirasakan pedagang Mie Ayam, Sulimah (55). Warga asal menceritakan Penjambon, Jakarta Pusat ini menceritakan bahwa di setiap Hari Raya Idul Fitri, dirinya selalu berjualan di samping masjid yang berseberangan dengan Gereja Katedral itu. (Baca juga: Kisah Polisi Rela Jauh dari Anak-Istri demi Tugas di Idul Fitri)
"Biasanya pas Idul Fitri saya sudah siap dari pagi untuk jualan di depan gereja menunggu orang selesai Salat Id. Tapi sekarang jadi beda jauh semenjak ada virus Corona," ujar Sulimah kepada SINDOnews di Gerbang Utama Mesjid, Minggu (24/5/2020).
Warga asal Sampang, Madura ini berkisah dimana pada Idul Fitri tahun lalu biasanya jualannya mencapai 50 bahkan sampai 70 mangkok dalam hitungan sehari. "Biasanya dari jualan itu, buat modal saya untuk pulang kampung sehabis Lebaran. Tapi sekarang beda, cuma satu mangkok keluar," tutur Suli yang sesekali mengeluarkan air matanya.
Sulipun menambahkan semenjak adanya pandemi membuat dirinya harus memutar otak untuk mencari uang tambahan. "Saya bingung, buat uang kontrakan juga susah. Sekalipun dapat pelanggan tidak boleh makan di tempat. Mudah mudahan ini segera selesai, sebab pencarian saya soalnya memang hanya di sini," jelasnya.
Hal serupa juga dirasakan, Hardi (60), warga asal Ngawi, Jawa Timur ini adalah pengemis yang biasa mencari rupiah di Masjid Istiqal pada setiap Lebaran. "Saya biasanya di sini sejak malam takbiran sampai hari kedua Lebaran," kata hardi di samping masjid yang berseberangan dengan Lapangan Banteng.
Pada Idul Fitri tahun lalu, Hardi mengaku bisa mendapatkan uang sampai satu juta dalam hitungan setengah hari. Namun untuk Lebaran tahun ini karena tidak adanya Salat Id, dirinya hanya mendapat uang dari warga yang melintas untuk makan saja. "Yah sekarang cuma dapat Rp30.000, beda dari yang kemarin (Lebaran tahun lalu)," katanya.
Meskipun saat ini ada aturan PSBB, dimana tidak diperbolehkan untuk keluar rumah. Hardi mengaku nekat untuk tetap bertahan di samping masjid sambil menunggu belas kasihan warga. ( )
"Mau bagaimana lagi, pulang kampung sulit, saya tidak punya rumah tinggal juga di sini. Ya sudah, lebih baik tunggu belas kasihan warga sajalah," pungkasnya.
(kri)