Makam Keramat Tajug dan Kisah Putra Sultan Ageng Tirtayasa Mengislamkan Tangerang

Jum'at, 23 April 2021 - 06:02 WIB
loading...
Makam Keramat Tajug dan Kisah Putra Sultan Ageng Tirtayasa Mengislamkan Tangerang
Makam TB Atif bin Sultan Ageng Tirtayasa, Keramat Tajug, Cilenggang, Serpong, Tangsel, Jumat (23/4/2021). Foto: SINDOnews/Hasan Kurniawan
A A A
TANGERANG SELATAN - Wangi bakaran dupa dan kemenyan menyeruak di sekitar makam Keramat Tajug. Di sinilah putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten yakni TB Raden Wetan Muhammad Atif atau lebih dikenal TB Atif disemayamkan.

Panglima Perang Kesultanan Banten ini mangkat pada tahun 1721 lantaran sakit tua. Jenazahnya dipendam di dalam musala atau tajug kecil berukuran 8x8 meter. Di sampingnya tampak makam Ratu Ayu, adik kandungnya yang meninggal lebih dulu.
Baca juga: Makam Keramat Punden Nyai Ronggeng Beraroma Mistis, Jarang Sepi dari Sesaji

Makam Keramat Tajug memiliki dua gedung. Pada gedung pertama digunakan untuk berziarah. Di dalam gedung ini hanya terdapat satu ruang yang selalu tertutup. Di dalam ruang itulah makam TB Atif dan Ratu Ayu berada saling bersebelahan.

Kemudian, pada gedung kedua ada musala yang biasa digunakan untuk ibadah. Di depan pintu masuk musala, terdapat satu makam tua. Dari makam itu, menjulur pohon Kamboja berusia puluhan tahun.
Makam Keramat Tajug dan Kisah Putra Sultan Ageng Tirtayasa Mengislamkan Tangerang

Juru Kunci Makam Keramat Tajug, M Haris (kiri) dan Sejarawan sekaligus Budayawan asli Tangsel TB Sos Rendra (baju hitam) berada di makam TB Atif, Keramat Tajug, Cilenggang, Serpong, Tangsel, Jumat (23/4/2021). Foto: SINDOnews/Hasan Kurniawan

Sekilas bangunan gedung Keramat Tajug tidak ada yang istimewa. Pada 1998, kedua gedung dipugar total. Gedung utama diperluas hingga mencapai 12x11,5 meter persegi sehingga tidak terlihat lagi jejak Kesultanan Banten yang sangat mashyur itu.

Di depan dua gedung utama itu, terdapat bangunan kecil. Di depannya berdiri tiang bendera dengan bendera merah putih kecil yang tampak kusam. Sedang di sekitarnya terhampar sekitar 7.000-10.000 makam dengan pohon-pohon tua rindang.
Baca juga: Dikenalkan 1962 Atas Perintah Presiden Soekarno, Metromini Kini Tinggal Kenangan

Juru Kunci Makam Keramat Tajug, M Haris (61) mengatakan, makam ini berdiri di atas tanah sekitar 2 hektare persegi. Jika dilihat dari kejauhan dan atas, makam yang berada di atas bukit ini bentuknya tampak menyerupai burung puyuh.

"Kalau Ramadhan malah hampir gak ada, ramainya itu pas Syawal atau 1 Minggu sebelum puasa," ujar Haris di Makam Keramat Tajug, Cilenggang, Serpong, Tangsel, Jumat (23/4/2021).

Haris yang telah menjadi penunggu makam keramat sejak 1994 ini ternyata masih keturunan TB Atif. Setiap hari, dia berangkat dari rumahnya di wilayah Pamulang. "Para peziarah banyak yang dari seberang Cisadane, Suradita, Cikoleang, Rumpin, ada dari Bali, Bogor, Sarua, Puncak, Jakarta, Rempoa, Cirebon, Bekasi, Banten, Kalimantan, Brunei, hingga Mesir," jelasnya.

Yang membuat Makam Keramat Tajug menarik para peziarah adalah jejak sejarah TB Atif sebagai Panglima Perang Kesultanan Banten, putra Sultan Ageng Tirtayasa, dan penyebar ajaran agama Islam di wilayah Cilenggang, Serpong, Tangerang, Banten.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2983 seconds (0.1#10.140)