Rumah Disegel Satpol PP, Janda Miskin di Tangsel Ungkap Sosok Dermawan
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Arti (56), kini menjadi sorotan masyarakat di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Janda miskin ini bingung mencari tempat tinggal setelah pembangunan rumahnya disegel petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) .
Arti saat ini tinggal bersama anaknya, Sumedi (30), dan seorang cucu berinisial ES (10), di Jalan Palapa, Kampung Parung Benying, RT03 RW18, Serua, Ciputat. Pembangunan rumah baru yang akan ditempatinya di Kampung Maruga, Serua, Ciputat, disegel lantaran tak mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) .
Secara ekonomi, Arti hidup pas-pasan dengan hanya menjadi penjual mi dan minuman. Hasil jualan itu pula yang disisihkan untuk membantu membiayai kebutuhan sekolah ES. Meskipun ada pula keluarga Arti yang turut membantunya secara finansial.
Nasib ES sendiri cukup memilukan, ibunya meninggal dunia sejak usia 2 tahun pada 2012 silam. Sedang ayahnya, menghilang entah kemana setelah bercerai pada tahun 2010. Sejak itulah, ES, diurus oleh Arti.
"Jadi ibunya ini kan anak saya, meninggal tahun 2012, dia (ES) waktu itu umur masih 2 tahun. Jadi sekarang ya ikut saya, tinggal sama saya di sini," ucap Arti saat ditemui di kediamannya di Kampung Parung Benying, Kamis (25/3/2021).
Rumah yang ditempati Arti saat ini terbilang sangat sederhana. Posisinya menyempil di sudut area salah satu sekolah swasta. Terakhir, Arti akhirnya memilih menjual rumah itu karena akses jalan yang tertutup.
Pihak sekolah membelinya karena lahan itu nantinya akan diperuntukkan bagi fasilitas pendukung sekolah. Awal April pekan depan, Arti harus segera pindah karena bangunan rumah tersebut akan digusur dan diratakan. "Dikasih batas waktu sampai awal April, katanya mau diratain sama sekolah," katanya.
Sebagian uang hasil penjualan rumah digunakannya untuk melunasi hutang di salah satu bank, hutang kredit leasing sepeda motor. Lalu sisanya diperuntukkan untuk pembangunan bakal rumah barunya di Kampung Maruga.
Menurut Arti, awalnya dia tak yakin akan mendapat rumah baru karena uang sisa penjualan rumah tak seberapa. Namun di balik kecemasan itu, seorang sepupunya bernama Supriadi datang mengulurkan bantuan.
Arti saat ini tinggal bersama anaknya, Sumedi (30), dan seorang cucu berinisial ES (10), di Jalan Palapa, Kampung Parung Benying, RT03 RW18, Serua, Ciputat. Pembangunan rumah baru yang akan ditempatinya di Kampung Maruga, Serua, Ciputat, disegel lantaran tak mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) .
Secara ekonomi, Arti hidup pas-pasan dengan hanya menjadi penjual mi dan minuman. Hasil jualan itu pula yang disisihkan untuk membantu membiayai kebutuhan sekolah ES. Meskipun ada pula keluarga Arti yang turut membantunya secara finansial.
Nasib ES sendiri cukup memilukan, ibunya meninggal dunia sejak usia 2 tahun pada 2012 silam. Sedang ayahnya, menghilang entah kemana setelah bercerai pada tahun 2010. Sejak itulah, ES, diurus oleh Arti.
"Jadi ibunya ini kan anak saya, meninggal tahun 2012, dia (ES) waktu itu umur masih 2 tahun. Jadi sekarang ya ikut saya, tinggal sama saya di sini," ucap Arti saat ditemui di kediamannya di Kampung Parung Benying, Kamis (25/3/2021).
Rumah yang ditempati Arti saat ini terbilang sangat sederhana. Posisinya menyempil di sudut area salah satu sekolah swasta. Terakhir, Arti akhirnya memilih menjual rumah itu karena akses jalan yang tertutup.
Pihak sekolah membelinya karena lahan itu nantinya akan diperuntukkan bagi fasilitas pendukung sekolah. Awal April pekan depan, Arti harus segera pindah karena bangunan rumah tersebut akan digusur dan diratakan. "Dikasih batas waktu sampai awal April, katanya mau diratain sama sekolah," katanya.
Sebagian uang hasil penjualan rumah digunakannya untuk melunasi hutang di salah satu bank, hutang kredit leasing sepeda motor. Lalu sisanya diperuntukkan untuk pembangunan bakal rumah barunya di Kampung Maruga.
Menurut Arti, awalnya dia tak yakin akan mendapat rumah baru karena uang sisa penjualan rumah tak seberapa. Namun di balik kecemasan itu, seorang sepupunya bernama Supriadi datang mengulurkan bantuan.