Habib Bahar Ditangkap Lagi karena Langgar PSBB, Kriminolog: Apa Kabar Bandara dan Mal?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kriminolog Universitas Indonesia Achmad Hisyam menyayangkan langkah Kemenkumham yang menangkap kembali Habib Bahar bin Smith. Pasalnya, alasan penangkapan Habib Bahar dinilai mengandung unsur politik.
“Kalau alasannya karena PSBB, apa kabar dengan bandara dan mal. Dua tempat itu sudah tahu jelas-jelas melanggar PSBB,” ujar Hisyam, Selasa (19/5/2020).
Menurut dia, saat ini bandara dipenuhi oleh masyarakat. Jumlah yang datang pun jauh lebih banyak dan cenderung berbahaya karena menyebar ke sejumlah kota-kota. (Baca juga: Santri Sebut Habib Bahar Dijemput Layaknya Menyergap Teroris)
Kondisi tak jauh berbeda dengan mal maupun supermarket atau restoran cepat saji di Sarinah yang saat itu dipenuhi massa. Terhadap beberapa tempat itu, dia menyebut pemerintah hanya memberikan denda dan tak melakukan penangkapan.
Sementara, mengenai ceramah provokatif yang menjadi alasan penangkapan Habib Bahar, Hisyam melihat hal itu cenderung sebagai ungkapan kritik kepada pemerintah. Kalaupun Bahar ditangkap, dia menilai hal itu cenderung mengada-ada. “Saya pikir ini lebih ke arah politis. Jangan asal comot saja,” ucapnya.
“Kalau alasannya karena PSBB, apa kabar dengan bandara dan mal. Dua tempat itu sudah tahu jelas-jelas melanggar PSBB,” ujar Hisyam, Selasa (19/5/2020).
Menurut dia, saat ini bandara dipenuhi oleh masyarakat. Jumlah yang datang pun jauh lebih banyak dan cenderung berbahaya karena menyebar ke sejumlah kota-kota. (Baca juga: Santri Sebut Habib Bahar Dijemput Layaknya Menyergap Teroris)
Kondisi tak jauh berbeda dengan mal maupun supermarket atau restoran cepat saji di Sarinah yang saat itu dipenuhi massa. Terhadap beberapa tempat itu, dia menyebut pemerintah hanya memberikan denda dan tak melakukan penangkapan.
Sementara, mengenai ceramah provokatif yang menjadi alasan penangkapan Habib Bahar, Hisyam melihat hal itu cenderung sebagai ungkapan kritik kepada pemerintah. Kalaupun Bahar ditangkap, dia menilai hal itu cenderung mengada-ada. “Saya pikir ini lebih ke arah politis. Jangan asal comot saja,” ucapnya.
(jon)