Belasan Rumah Diterjang Banjir dan Longsor di Bogor, Satu Warga Tewas Tertimbun
loading...
A
A
A
BOGOR - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor sejak Selasa (12/5/2020) malam mengakibatkan belasan rumah di Kampung Suruluk RT 01/11, Desa Wangun Jaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, rusak berat diterjang banjir dan longsor pada Rabu (13/5/2020) dini hari.
Akibatnya, Samsu (48), warga RT 05/05, Desa Wangun Jaya, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, yang sempat hilang saat kejadian ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. (Baca juga: DPR: Banjir Bandang di Kabupaten Bogor Harus Jadi Pelajaran)
"Korban meninggal sudah ditemukan tadi pukul 10.50 WIB, sekarang korban langsung dibawa kerumah duka," ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranowo saat dikonfirmasi, Rabu (13/5/2020) siang.
Berdasarkan hasil assessment BPBD Kabupaten Bogor, bencana itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. "Kita baru terima laporan pukul 05.00 WIB. Dari keterangan warga setempat banjir dan longsor itu lantaran hujan yang mengguyur wilayah sekitar cukup deras dengan intensitas tinggi," katanya.
Terlebih kawasan tersebut kontur tanahnya cukup labil, sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi mengakibatkan dataran tinggi gunung leutik longsor. "Sehingga menimbun rumah warga disekitar kaki Gunung Leutik," jelasnya. (Baca juga: Cegah Banjir, Pemkab Bogor Siapkan Pembangunan Dua Bendungan)
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, mengungkapkan, hasil pendataan sementara jumlah rumah yang rusak akibat bencana itu sebanyak 14 unit dan dua bangunan fasilitas umum.
"Selain itu, karena dikhawatirkan terjadinya longsor susulan, terdapat peningkatan jumlah pengungsi yakni mencapai 69 kepala keluarga terdiri dari 242 jiwa. Sedangkan untuk korban luka sudah mendapat penanganan medis," katanya.
Pihaknya saat ini selain melakukan assessment, juga telah berkoordinasi dengan aparat setempat dan melakukan analisa di tempat kejadian perkara terkait potensi terjadinya longsor atau banjir susulan.
"Saat ini di lokasi kejadian membutuhkan sejumlah kebutuhan pokok, khususnya untuk para pengungsi sebagai logistik tanggap darurat. Kondisi terakhir, proses evakuasi untuk memulihkan situasi bekas longsoran dan banjir," katanya.(Haryudi)
Akibatnya, Samsu (48), warga RT 05/05, Desa Wangun Jaya, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, yang sempat hilang saat kejadian ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. (Baca juga: DPR: Banjir Bandang di Kabupaten Bogor Harus Jadi Pelajaran)
"Korban meninggal sudah ditemukan tadi pukul 10.50 WIB, sekarang korban langsung dibawa kerumah duka," ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranowo saat dikonfirmasi, Rabu (13/5/2020) siang.
Berdasarkan hasil assessment BPBD Kabupaten Bogor, bencana itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. "Kita baru terima laporan pukul 05.00 WIB. Dari keterangan warga setempat banjir dan longsor itu lantaran hujan yang mengguyur wilayah sekitar cukup deras dengan intensitas tinggi," katanya.
Terlebih kawasan tersebut kontur tanahnya cukup labil, sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi mengakibatkan dataran tinggi gunung leutik longsor. "Sehingga menimbun rumah warga disekitar kaki Gunung Leutik," jelasnya. (Baca juga: Cegah Banjir, Pemkab Bogor Siapkan Pembangunan Dua Bendungan)
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, mengungkapkan, hasil pendataan sementara jumlah rumah yang rusak akibat bencana itu sebanyak 14 unit dan dua bangunan fasilitas umum.
"Selain itu, karena dikhawatirkan terjadinya longsor susulan, terdapat peningkatan jumlah pengungsi yakni mencapai 69 kepala keluarga terdiri dari 242 jiwa. Sedangkan untuk korban luka sudah mendapat penanganan medis," katanya.
Pihaknya saat ini selain melakukan assessment, juga telah berkoordinasi dengan aparat setempat dan melakukan analisa di tempat kejadian perkara terkait potensi terjadinya longsor atau banjir susulan.
"Saat ini di lokasi kejadian membutuhkan sejumlah kebutuhan pokok, khususnya untuk para pengungsi sebagai logistik tanggap darurat. Kondisi terakhir, proses evakuasi untuk memulihkan situasi bekas longsoran dan banjir," katanya.(Haryudi)
(thm)