Pandemi Corona, Kondisi Kuda Delman di Jakut Memprihatinkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kehadiran virus Corona (Covid-19) di Tanah Air membawa dampak besar bagi seluruh masyarakat, termasuk kusir delman atau dokar di bawah kolong Jalan Tol Sungai Bambu, Jakarta Utara. Salah satu kusir delman, Haryanto (43) mengatakan, di masa pandemi Covid-19 saat ini terjadi penurunan terhadap aktivitas penarik delman. (Baca juga: Harimau Bonbin New York Positif COVID-19, Tertular dari Manusia )
"Semenjak munculnya Corona, sangat drastis berubah. Kami tidak bisa narik karena penumpang sepi bahkan juga tidak ada," Kata Haryanto di bawah kolong tol Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin 11 Mei 2020. (Baca juga: Donasi Pakan untuk Satwa di TMII Terkumpul Rp174 Juta )
Semenjak kawasan wisata Monumen Nasional (Monas) dan Kemayoran dilakukan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kini para penarik dokar mencari cara untuk mendapat uang makan. (Baca juga: Masa PSBB, Satwa di TMII Banyak yang Berkembang Biak )
"Sekarang kita carinya mencar, lihat kondisi ramai. Yah hasilnya tidak biasanya, turun hampir 70 persen pendapatan kami berkurang. Biasanya kita dapat Rp100 ribu per hari tapi sekarang cuma dapat Rp20-30 ribu. Jadi ini buat makan kita doang,"kata warga asal Brebes ini. (Baca juga: Anjuran Berjamaah Saat Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan )
Karena adanya penurunan pendapatan, Yanto pun mengaku, penurunan ini berdampak besar terhadap pakan kuda. "Sekarang kuda agak kurus, karena kurang dedak. Kalau rumput kita tetap nyari cuma dedaknya saja tidak ada. Sebelum Corona dedak bisa kebeli, sekarang cari duitnya susah," tuturnya.
Dalam kandang tersebut, Yanto dan 10 penarik dokar lainnya kini tengah merawat 11 kuda jenis local. Namuan, kata dia, saat ini kondisi kuda-kuda itu sangat mengkhawatirkan. Diapun berharap dari belas kasihan masyarakat untuk menolong kondisi kuda peliharaannya.
"Kalau rumput sih kami masih bisa cari sendiri. namun soal dedak dan vitamin yang kami sulit. Kemarin suku dinas pertenakan sudah memberi 35 Kg dedak untuk dua kuda. Namun kita juga khawatir, kalau kondisi (pandemi) masih panjang bisa bahaya ini," katanya.
"Semenjak munculnya Corona, sangat drastis berubah. Kami tidak bisa narik karena penumpang sepi bahkan juga tidak ada," Kata Haryanto di bawah kolong tol Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin 11 Mei 2020. (Baca juga: Donasi Pakan untuk Satwa di TMII Terkumpul Rp174 Juta )
Semenjak kawasan wisata Monumen Nasional (Monas) dan Kemayoran dilakukan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kini para penarik dokar mencari cara untuk mendapat uang makan. (Baca juga: Masa PSBB, Satwa di TMII Banyak yang Berkembang Biak )
"Sekarang kita carinya mencar, lihat kondisi ramai. Yah hasilnya tidak biasanya, turun hampir 70 persen pendapatan kami berkurang. Biasanya kita dapat Rp100 ribu per hari tapi sekarang cuma dapat Rp20-30 ribu. Jadi ini buat makan kita doang,"kata warga asal Brebes ini. (Baca juga: Anjuran Berjamaah Saat Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan )
Karena adanya penurunan pendapatan, Yanto pun mengaku, penurunan ini berdampak besar terhadap pakan kuda. "Sekarang kuda agak kurus, karena kurang dedak. Kalau rumput kita tetap nyari cuma dedaknya saja tidak ada. Sebelum Corona dedak bisa kebeli, sekarang cari duitnya susah," tuturnya.
Dalam kandang tersebut, Yanto dan 10 penarik dokar lainnya kini tengah merawat 11 kuda jenis local. Namuan, kata dia, saat ini kondisi kuda-kuda itu sangat mengkhawatirkan. Diapun berharap dari belas kasihan masyarakat untuk menolong kondisi kuda peliharaannya.
"Kalau rumput sih kami masih bisa cari sendiri. namun soal dedak dan vitamin yang kami sulit. Kemarin suku dinas pertenakan sudah memberi 35 Kg dedak untuk dua kuda. Namun kita juga khawatir, kalau kondisi (pandemi) masih panjang bisa bahaya ini," katanya.
(mhd)