Wagub DKI Beberkan Alasan Jakarta Masuk 5 Besar Kenaikan Kasus Covid-19

Rabu, 25 November 2020 - 08:49 WIB
loading...
Wagub DKI Beberkan Alasan Jakarta Masuk 5 Besar Kenaikan Kasus Covid-19
Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. Foto/Dok/SINDO
A A A
JAKARTA - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan penyebab kenaikan kasus Covid-19 di Ibu Kota selama tiga minggu berturut-turut masuk menjadi 5 besar. Menurutnya, hal itu sejalan dengan meningkatnya jumlah testing PCR Swab.

"Ya insya Allah memang ada peningkatan di antaranya, memang DKI Jakarta ini termasuk provinsi yang terus meningkatkan jumlah testing PCR swabnya. Setiap hari kita mencapai 7.000-8.000 per hari kita akan menargetkan sesuai dengan arahan Pak Gubernur (Anies Baswedan) sehari paling tidak 10 ribu," kata pria yang biasa disapa Ariza ini di Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Ariza menuturkan, selama ini pihaknya juga mengikuti arahan dari Presiden Joko Widodo untuk terus menambah jumlah testing. Maka tak heran, jika kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus merangkak naik. ( )

"Kontribusi DKI Jakarta sampai 46 persen daripada testing nasional jadi kami memang mengikuti melaksanakan arahan dari bapak Jokowi untuk terus mengambil langkah-langkah kongkret di antaranya memperbanyak testing karena seperti arahan bapak presiden keselamatan adalah prioritas utama itulah kami laksanakan perintah pak presiden," tegasnya.

Sekadar informasi, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, terjadi kenaikan kasus Covid-19 sebesar 3,9 persen pada pekan ini. ( )

"Pada pekan ini di level nasional terjadi kenaikan kasus 3,9 persen dibanding pekan sebelumnya," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 24 November 2020. ( )

Menurut Wiku, kenaikan ini disumbangkan oleh 5 provinsi dengan penambahan kasus Covid-19 tertinggi. Pertama, DKI Jakarta yang naik 1.937 kasus, dari 6.600 menjadi 8.537 kasus. Kedua, Riau naik 1.166 kasus, dari 867 menjadi 2.033 kasus. Lalu, Jawa Timur naik 736 kasus, dari 1.666 menjadi 2.392 kasus. Posisi keempat, Daerah Istimewa Yogyakarta naik 338 kasus, dari 281 menjadi 619 kasus. Kemudian, Sulawesi Tengah naik 245 kasus, dari 111 menjadi 356 kasus.

(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2177 seconds (0.1#10.140)