Bantu Lawan Pandemi, ACT Luncurkan Program Bangkit Bangsaku
loading...
A
A
A
DEPOK - Organisasi kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT) menginisiasi gerakan 'Bangkit Bangsaku : Habis Gelap Bangkitkan Terang'. Gerakan ini bertujuan membantu warga untuk tetap optimis menatap masa depan.
Diketahui bahwa pandemi ini membuat pemerintahmengambil sejumlah kebijakan seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), hingga pembatasan aktivitas usaha dan warga. Namun, kebijakan ini juga berimbas pada terhambatnya perekonomian, hingga banyak pengusaha atau pun pedagang-pedagang kecil yang terpaksa gulung tikar.
Sekadar informasi, Kementerian Keuangan memproyeksi perekonomian Indonesia sepanjang 2020 adalah minus 1,7% hingga minus 0,6%. Dengan kata lain, teritori negatif kemungkinan terjadi pada kuartal tiga. Sampai akhir tahun ini, para ahli ekonomi memprediksi, akan ada 15 juta pekerja yang terkena imbas sehingga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaannya. (Baca juga; Bantu Petani dan Pedagang Kecil, ACT Launching Program Wakaf Modal Usaha Mikro )
Presiden ACT, Ibnu Khajar, mengatakan, lewat gerakan ini pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk optimis dan bersikap positif dalam menatap masa depan. “Dalam menyelesaikan kondisi darurat ini, dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai elemen bangsa untuk membangun optimisme dalam menghadapi dampak multidimensi akibat pandemi COVID-19. Insya Allah, optimisme juga membukakan jalan-jalan kemudahan,” katanya saat peluncuran gerakan ini di Gedung Felfest UI, Depok, Kamis (1/10/2020).
Gerakan ini akan fokus pada penyelamatan tiga sektor vital, yakni sosial, ekonomi, dan kesehatan. Pada sektor sosial, ACT akan lanjut menopang kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, utamanya pangan, melalui sejumlah program pangan. (Baca juga; Logo Baru ACT, Refleksi Visi Lembaga untuk Peradaban Dunia yang Lebih Baik )
“Insya Allah kami akan terus mendampingi masyarakat Indonesia, memastikan stok pangan dari hulu ke hilir tersedia, sehingga seluruh masyarakat dapat terbantu. Misalnya saja di bagian hulu, kami fokus pada pendampingan para produsen pangan seperti petani, nelayan, dan sebagainya agar produksi pangan terus berlanjut,” tukasnya.
Kemudian di sektor ekonomi, ACT akan lanjut membantu para pelaku usaha mikro dan ultra mikro bertahan dan bangkit di tengah ancaman resesi ekonomi. “Hal ini diharapkan mampu mendorong perekonomian bangsa yang banyak disokong dari sektor UMKM,” tambahnya.
Terakhir di sektor kesehatan, ACT melakukan ikhtiar preventif terhadap penyebaran virus corona terus digencarkan oleh pihaknya. Sejumlah ikhtiar yang dimaksud Ibnj, diantaranya adalah kegiatan disinfeksi, penyediaan APD bagi pejuang medis, hingga dukungan pangan dan multivitamin bagi tenaga kesehatan yang menangani langsung kasus COVID-19.
“Bangsa kita butuh disemangati sebuah gerakan, penyadaran terhadap berbagai permasalahan, pembuka jalan solusi dan implementasi nyata, serta penjaga optimisme tetap menyala. Seluruh aksi ini membutuhkan kolaborasi besar berbagai elemen masyarakat. Semua anak bangsa diundang kontribusinya, menyiarkan semangat dan ide untuk bangkitkan bangsa. Bersama, kita akan gulirkan bola salju kepedulian kita untuk Indonesia,” pungkasnya.
Diketahui bahwa pandemi ini membuat pemerintahmengambil sejumlah kebijakan seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), hingga pembatasan aktivitas usaha dan warga. Namun, kebijakan ini juga berimbas pada terhambatnya perekonomian, hingga banyak pengusaha atau pun pedagang-pedagang kecil yang terpaksa gulung tikar.
Sekadar informasi, Kementerian Keuangan memproyeksi perekonomian Indonesia sepanjang 2020 adalah minus 1,7% hingga minus 0,6%. Dengan kata lain, teritori negatif kemungkinan terjadi pada kuartal tiga. Sampai akhir tahun ini, para ahli ekonomi memprediksi, akan ada 15 juta pekerja yang terkena imbas sehingga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaannya. (Baca juga; Bantu Petani dan Pedagang Kecil, ACT Launching Program Wakaf Modal Usaha Mikro )
Presiden ACT, Ibnu Khajar, mengatakan, lewat gerakan ini pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk optimis dan bersikap positif dalam menatap masa depan. “Dalam menyelesaikan kondisi darurat ini, dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai elemen bangsa untuk membangun optimisme dalam menghadapi dampak multidimensi akibat pandemi COVID-19. Insya Allah, optimisme juga membukakan jalan-jalan kemudahan,” katanya saat peluncuran gerakan ini di Gedung Felfest UI, Depok, Kamis (1/10/2020).
Gerakan ini akan fokus pada penyelamatan tiga sektor vital, yakni sosial, ekonomi, dan kesehatan. Pada sektor sosial, ACT akan lanjut menopang kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, utamanya pangan, melalui sejumlah program pangan. (Baca juga; Logo Baru ACT, Refleksi Visi Lembaga untuk Peradaban Dunia yang Lebih Baik )
“Insya Allah kami akan terus mendampingi masyarakat Indonesia, memastikan stok pangan dari hulu ke hilir tersedia, sehingga seluruh masyarakat dapat terbantu. Misalnya saja di bagian hulu, kami fokus pada pendampingan para produsen pangan seperti petani, nelayan, dan sebagainya agar produksi pangan terus berlanjut,” tukasnya.
Kemudian di sektor ekonomi, ACT akan lanjut membantu para pelaku usaha mikro dan ultra mikro bertahan dan bangkit di tengah ancaman resesi ekonomi. “Hal ini diharapkan mampu mendorong perekonomian bangsa yang banyak disokong dari sektor UMKM,” tambahnya.
Terakhir di sektor kesehatan, ACT melakukan ikhtiar preventif terhadap penyebaran virus corona terus digencarkan oleh pihaknya. Sejumlah ikhtiar yang dimaksud Ibnj, diantaranya adalah kegiatan disinfeksi, penyediaan APD bagi pejuang medis, hingga dukungan pangan dan multivitamin bagi tenaga kesehatan yang menangani langsung kasus COVID-19.
“Bangsa kita butuh disemangati sebuah gerakan, penyadaran terhadap berbagai permasalahan, pembuka jalan solusi dan implementasi nyata, serta penjaga optimisme tetap menyala. Seluruh aksi ini membutuhkan kolaborasi besar berbagai elemen masyarakat. Semua anak bangsa diundang kontribusinya, menyiarkan semangat dan ide untuk bangkitkan bangsa. Bersama, kita akan gulirkan bola salju kepedulian kita untuk Indonesia,” pungkasnya.
(wib)