Banjir Besar di Tangerang, 2 Orang Tewas Tersengat Listrik dan Kedinginan

Rabu, 01 Januari 2020 - 20:29 WIB
Banjir Besar di Tangerang, 2 Orang Tewas Tersengat Listrik dan Kedinginan
Banjir Besar di Tangerang, 2 Orang Tewas Tersengat Listrik dan Kedinginan
A A A
TANGERANG - Dua korban banjir di wilayah Kota Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel), meninggal dunia. Korban tewas karena tersengat listrik dan beku kedinginan.

Korban diketahui bernama Taufik (35), warga Perumahan Ciputat Baru, Jalan Gelatik, RT07/08, Sawah, Ciputat. Korban tersetrum aliran listrik di rumahnya. Saat itu, korban tidak tahu stop kontak listriknya belum mati.

Kapolsek Ciputat Kompol Endy Mahandika mengatakan, korban meninggal saat di dalam perjalanan menuju perawatan ke RS Hermina Ciputat, yang cukup jauh dari perumahannya.

"Sudah. Korban sudah dibawa ke rumah sakit (Hermina). Ya, selanjutnya kita cek untuk pendataan lain-lain, termasuk kronologisnya. Masih dikumpulkan," kata Endy, saat dihubungi wartawan, di Ciputat, Rabu siang.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di kompleks Perumahaan Ciputat Baru, tampak tim SAR dari ACT melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya kebanjiran.

Evakuasi difokuskan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan orang tua. Prosesi evakuasi dilakukan dengan menggunakan perahu karet yang didayung secara manual dari rumah ke rumah menuju tempat aman.

"Kami masih terus menggali informasi akurat kronologis awal korban tersetrum aliran listrik. Kami juga telah berkoordinasi dengan PLN setempat agar memadamkan aliran listrik di perumahan yang banjir," jelas Endy.

Disela evakuasi, Komandan Rescue Disaster ACT Kusmayadi membenarkan adanya korban tewas tersengat listrik. Dia pun sangat menyayangkan adanya korban tewas itu.

"Untuk korban yang tersengat listrik pagi tadi itu, infonya saat ditemukan korban masih dalam posisi hidup. Tidak adanya petugas kesehatan di lokasi, membuat korban ini tidak mendapat pertolongan pertama," paparnya.

Dirinya pun menyayangkan, sistem pelayanan kesehatan pada korban banjir dari Pemkot Tangsel menggunakan sistem tunggu bola. Di mana, korban yang harus melapor puskesmas jika ingin periksakan kesehatan.

"Sampai saat ini tidak ada petugas kesehatan yang datang. Padahal, saat kami evakuasi tadi, banyak warga yang terluka butuh penanganan medis. Tetapi posko kesehatan saja tidak ada. Puskesmas jauh," ungkapnya.

Sementara itu, nahas dialami korban banjir bernama Aceng Ismail (53), warga Komplek Ciledug Indah I, Blok B24, RT9/6, Karang Tengah, Kota Tangerang. Kakek ini meninggal dunia, karena kedinginan terjebak di rumah.

Dian, anak korban membenarkan peristiwa itu. Dia mengaku, pertama mendapatkan kabar bapaknya meninggal dari sang suami. Dia pun tidak menyangka, bapaknya meninggal akibat banjir besar diawal 2020 ini.

"Sejak subuh memang menunggu dievakuasi. Bapak bersama enam orang lainnya di dalam rumah. Terlambatnya bantuan, diduga yang membuat bapak meninggal," sambung Dian.

Dilanjutkan Dian, rumahnya banjir setinggi 2 meter. Tidak ada yang berani pergi keluar rumah. Para anggota keluarga lainnya yang terjebak banjir hanya pasrah menunggu datangnya bantuan untuk dilakukan evakuasi.

"Ya, jadi saya tadi ditelpon oleh suami saya. Katanya bapak kondisinya sudah lemas. Tetapi gak lama kemudian bapak dikabari sudah meninggal, kedinginan," pungkasnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8170 seconds (0.1#10.140)