Kisah Iqram Aswan Meraih Mimpi Kuliah di UI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di balik gedung megah Universitas Indonesia (UI), tersimpan kisah inspiratif seorang mahasiswa Teknik Mesin bernama Muh Iqram Aswan. Pemuda yang berasal dari keluarga sederhana ini membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.
"berasal dari keluarga yang kurang mampu, tapi itu tidak mematahkan semangat saya untuk berjuang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi," kata Iqram dalam keterangan tertulis dikutip, Rabu (30/10/2024).
Sejak TK hingga SMA, Iqram hidup menumpang di rumah neneknya. Beruntung, sang nenek yang berprofesi sebagai guru mampu membiayai pendidikan cucunya. Namun, situasi mulai berubah drastis ketika sang nenek pensiun. Kondisi ekonomi keluarga berada di titik terendah, memaksa Iqram untuk beradaptasi dengan gaya hidup yang lebih sederhana.
"Saya bahkan sempat memiliki niat untuk langsung bekerja ketika lulus SMA," akunya. Namun, harapan besar dari ibu, nenek, dan keluarga menjadi motivasi baginya untuk tetap melanjutkan pendidikan. Sebagai anak tunggal, Iqram dipercaya dapat mengubah nasib keluarganya.
Iqram tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah yang meninggalkannya sejak dalam kandungan. "Saya dari lahir sampai sekarang tidak pernah melihat muka ayah saya secara langsung," tuturnya. Namun, alih-alih menjadikannya putus asa, kondisi ini justru memotivasinya untuk mengangkat derajat keluarga.
Semangat belajar Iqram terbukti dari keaktifannya di sekolah, baik dalam bidang akademik maupun ekstrakurikuler. Ia berhasil meraih prestasi di OSN Fisika tingkat provinsi dan berbagai lomba kepramukaan. Meski sempat menyesali keputusannya tidak mengambil jurusan IPS, mengingat prestasinya sebagai juara 1 LSM IPS tingkat kabupaten semasa SMP, takdir membawanya ke jalur teknik di UI.
Keberhasilan Iqram lolos SNBP UI adalah momen yang tak terlupakan. "Saya dan nenek saya waktu itu langsung menangis," kenangnya. Bagi keluarga sederhana dari pedesaan, masuk ke salah satu PTN terbaik di Indonesia adalah pencapaian luar biasa. Iqram tercatat sebagai orang kedua dari sekolahnya yang berhasil masuk UI.
Perjuangan Iqram belum selesai setelah diterima di UI. Ia aktif mencari beasiswa untuk mendukung studinya. Alhamdulillah, pada Juli lalu, ia berhasil lolos seleksi BSI Scholarship Unggulan angkatan pertama.
"Saya sangat berterima kasih kepada BSI Scholarship yang telah membantu saya dari segi ekonomi. Tanpa beasiswa ini, mungkin keluarga saya masih kebingungan bagaimana cara memenuhi kebutuhan saya," ungkapnya penuh syukur.
Kini, Iqram dapat fokus menjalani perkuliahan tanpa terbebani masalah biaya. Ia berharap program BSI Maslahat dapat terus membantu anak-anak dari keluarga sederhana yang memiliki mimpi besar.
"Semoga aku, kamu, dan kita semua dapat terus menyebarkan banyak maslahat untuk sekitar," tutupnya dengan penuh harapan.
Kisah Iqram membuktikan bahwa dengan tekad kuat, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak, mimpi setinggi apapun dapat diraih. BSI Scholarship hadir sebagai jembatan bagi para pemuda seperti Iqram untuk mewujudkan cita-cita mereka, sekaligus membangun masa depan yang lebih cerah bagi keluarga dan bangsa.
"berasal dari keluarga yang kurang mampu, tapi itu tidak mematahkan semangat saya untuk berjuang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi," kata Iqram dalam keterangan tertulis dikutip, Rabu (30/10/2024).
Sejak TK hingga SMA, Iqram hidup menumpang di rumah neneknya. Beruntung, sang nenek yang berprofesi sebagai guru mampu membiayai pendidikan cucunya. Namun, situasi mulai berubah drastis ketika sang nenek pensiun. Kondisi ekonomi keluarga berada di titik terendah, memaksa Iqram untuk beradaptasi dengan gaya hidup yang lebih sederhana.
"Saya bahkan sempat memiliki niat untuk langsung bekerja ketika lulus SMA," akunya. Namun, harapan besar dari ibu, nenek, dan keluarga menjadi motivasi baginya untuk tetap melanjutkan pendidikan. Sebagai anak tunggal, Iqram dipercaya dapat mengubah nasib keluarganya.
Iqram tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah yang meninggalkannya sejak dalam kandungan. "Saya dari lahir sampai sekarang tidak pernah melihat muka ayah saya secara langsung," tuturnya. Namun, alih-alih menjadikannya putus asa, kondisi ini justru memotivasinya untuk mengangkat derajat keluarga.
Semangat belajar Iqram terbukti dari keaktifannya di sekolah, baik dalam bidang akademik maupun ekstrakurikuler. Ia berhasil meraih prestasi di OSN Fisika tingkat provinsi dan berbagai lomba kepramukaan. Meski sempat menyesali keputusannya tidak mengambil jurusan IPS, mengingat prestasinya sebagai juara 1 LSM IPS tingkat kabupaten semasa SMP, takdir membawanya ke jalur teknik di UI.
Keberhasilan Iqram lolos SNBP UI adalah momen yang tak terlupakan. "Saya dan nenek saya waktu itu langsung menangis," kenangnya. Bagi keluarga sederhana dari pedesaan, masuk ke salah satu PTN terbaik di Indonesia adalah pencapaian luar biasa. Iqram tercatat sebagai orang kedua dari sekolahnya yang berhasil masuk UI.
Perjuangan Iqram belum selesai setelah diterima di UI. Ia aktif mencari beasiswa untuk mendukung studinya. Alhamdulillah, pada Juli lalu, ia berhasil lolos seleksi BSI Scholarship Unggulan angkatan pertama.
"Saya sangat berterima kasih kepada BSI Scholarship yang telah membantu saya dari segi ekonomi. Tanpa beasiswa ini, mungkin keluarga saya masih kebingungan bagaimana cara memenuhi kebutuhan saya," ungkapnya penuh syukur.
Kini, Iqram dapat fokus menjalani perkuliahan tanpa terbebani masalah biaya. Ia berharap program BSI Maslahat dapat terus membantu anak-anak dari keluarga sederhana yang memiliki mimpi besar.
"Semoga aku, kamu, dan kita semua dapat terus menyebarkan banyak maslahat untuk sekitar," tutupnya dengan penuh harapan.
Kisah Iqram membuktikan bahwa dengan tekad kuat, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak, mimpi setinggi apapun dapat diraih. BSI Scholarship hadir sebagai jembatan bagi para pemuda seperti Iqram untuk mewujudkan cita-cita mereka, sekaligus membangun masa depan yang lebih cerah bagi keluarga dan bangsa.
(abd)