Pembangunan LRT Velodrome-Manggarai Capai 31,14%, Heru Budi: Lebih Cepat dari Target
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai di Jakarta Timur sudah mencapai 31,14%. Pembangunan moda transportasi ini ditargetkan mencapai 34,503% pada akhir Oktober 2024.
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono didampingi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Iwan Takwin, Direktur Operasi I Waskita Karya Ari Asmoko, dan Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar berkunjung ke proyek LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai. Kunjungan tersebut guna meninjau progres pembangunannya.
“Pengerjaan proyek tersebut lebih cepat dari yang ditetapkan. Saya yakin LRT Jakarta Fase 1B dapat beroperasi sesuai target, yaitu pada awal 2027,” katanya, Rabu (16/10/2024).
Selama di proyek, Heru melihat optimalisasi inovasi digital Building Information Modelling (BIM) untuk memantau progres pembangunan yang dilengkapi teknologi pendeteksi dini atas ketidaksesuaian kualitas dan desain. Inovasi itu berfungsi pula sebagai bank data untuk seluruh proyek LRT Jakarta Fase 1B.
Kemudian, ditampilkan video perjalanan proyek LRT Jakarta Fase 1B sejak peletakan batu pertama pembangunan yang digelar pada 30 Oktober 2023 hingga kini. Heru turut menyaksikan uji coba jalur menggunakan kereta Maintenance Rail Vehicle (MRV) dan mengapresiasi masyarakat yang bersabar mendukung pembangunan proyek LRT Jakarta fase 1B.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, komitmennya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terutama dalam hal penyelesaian proyek tepat waktu sesuai target, maka tim Waskita Karya melakukan sejumlah inovasi dalam pembangunan LRT Jakarta Fase 1B. Di antaranya desain long span (bentang panjang) termasuk metode pelaksanaannya dan implementasi BIM sampai level 7D.
“Inovasi long span dilakukan karena kondisi semua trase Proyek LRT Jakarta Fase 1B dikerjakan di area jalan raya dengan lalu lintas aktif dan padat di Kota Jakarta dan beberapa melintas di simpang besar. Sedangkan penerapan BIM sampai level 7D dilakukan untuk mendukung pelaksanaan monitoring dan pengendalian proyek,” jelasnya.
Perlu diketahui, PT Jakarta Propertindo sebagai pemilik proyek LRT Jakarta telah menunjuk KSO Waskita Nindya LRS sebagai kontraktor utama pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai melalui proses tender. Adapun total anggaran pembangunan tersebut sebesar Rp4,1 triliun berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.
Ermy mengatakan, saat ini progres pembangunan LRT Jakarta Fase 1B sudah mencapai pengecoran slabdeck viaduct sampai 1,4 Km serta pemasangan third rail pada sepanjang jalur Stasiun Velodrome menuju Stasiun Rawamangun. Progres positif juga dicatatkan pada pembangunan Stasiun Rawamangun yang mencapai 38,04%.
Jakpro bersama KSO Waskita Nindya pun telah melakukan uji coba jalur dari Stasiun Velodrome menuju arah Stasiun Rawamangun. Diketahui, lintasan LRT Jakarta Fase 1B memiliki panjang 6,4 kilometer mulai dari Velodrome hingga Manggarai. LRT Jakarta Fase 1B akan memiliki lima stasiun baru, yaitu Stasiun Pemuda Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan Stasiun Manggarai.
Sebelumnya, LRT Fase 1A sudah beroperasi melayani enam stasiun, yaitu Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Boulevard Utara, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Pulomas, Stasiun Equestrian, dan Stasiun Velodrome. Nantinya, total panjang jalur dari Stasiun Pegangsaan Dua (Kelapa Gading) hingga Stasiun Manggarai mencapai 12,2 km dengan waktu tempuh sekitar 26 menit.
“Kehadiran LRT Jakarta Fase 1B ini akan menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai. Sehingga memudahkan mobilitas masyarakat serta mendukung integrasi moda angkutan umum di Jakarta,” ujar dia.
Lewat perpanjangan rute ini, diperkirakan jumlah penumpang nantinya meningkat secara bertahap menjadi 80.000 per hari. Dijelaskan, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini merupakan upaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan yang menjadi masalah klasik perkotaan akibat peningkatan pesat jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Kemacetan tersebut dinilai dapat menyebabkan kerugian besar ekonomi dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Dikarenakan adanya peningkatan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi, penurunan kualitas kondisi lingkungan, serta peningkatan kecelakaan lalu lintas.
Ermy menuturkan, seiring meningkatkanya kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas kondisi lingkungan dan pertumbuhan sarana transportasi publik, mereka mulai melirik moda transportasi umum sebagai pilihan dalam melakukan perjalanan.
“Maka selain bertujuan melayani masyarakat lebih luas, Waskita Karya juga berkomitmen mendukung target nol emisi pemerintah melalui pembangunan Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai. Diharapkan, keberadaan LRT tersebut efektif dalam mendorong kegiatan sosial sekaligus perekonomian warga Jakarta dan sekitarnya,” jelas dia.
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono didampingi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Iwan Takwin, Direktur Operasi I Waskita Karya Ari Asmoko, dan Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar berkunjung ke proyek LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai. Kunjungan tersebut guna meninjau progres pembangunannya.
“Pengerjaan proyek tersebut lebih cepat dari yang ditetapkan. Saya yakin LRT Jakarta Fase 1B dapat beroperasi sesuai target, yaitu pada awal 2027,” katanya, Rabu (16/10/2024).
Selama di proyek, Heru melihat optimalisasi inovasi digital Building Information Modelling (BIM) untuk memantau progres pembangunan yang dilengkapi teknologi pendeteksi dini atas ketidaksesuaian kualitas dan desain. Inovasi itu berfungsi pula sebagai bank data untuk seluruh proyek LRT Jakarta Fase 1B.
Kemudian, ditampilkan video perjalanan proyek LRT Jakarta Fase 1B sejak peletakan batu pertama pembangunan yang digelar pada 30 Oktober 2023 hingga kini. Heru turut menyaksikan uji coba jalur menggunakan kereta Maintenance Rail Vehicle (MRV) dan mengapresiasi masyarakat yang bersabar mendukung pembangunan proyek LRT Jakarta fase 1B.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, komitmennya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terutama dalam hal penyelesaian proyek tepat waktu sesuai target, maka tim Waskita Karya melakukan sejumlah inovasi dalam pembangunan LRT Jakarta Fase 1B. Di antaranya desain long span (bentang panjang) termasuk metode pelaksanaannya dan implementasi BIM sampai level 7D.
“Inovasi long span dilakukan karena kondisi semua trase Proyek LRT Jakarta Fase 1B dikerjakan di area jalan raya dengan lalu lintas aktif dan padat di Kota Jakarta dan beberapa melintas di simpang besar. Sedangkan penerapan BIM sampai level 7D dilakukan untuk mendukung pelaksanaan monitoring dan pengendalian proyek,” jelasnya.
Perlu diketahui, PT Jakarta Propertindo sebagai pemilik proyek LRT Jakarta telah menunjuk KSO Waskita Nindya LRS sebagai kontraktor utama pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai melalui proses tender. Adapun total anggaran pembangunan tersebut sebesar Rp4,1 triliun berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.
Ermy mengatakan, saat ini progres pembangunan LRT Jakarta Fase 1B sudah mencapai pengecoran slabdeck viaduct sampai 1,4 Km serta pemasangan third rail pada sepanjang jalur Stasiun Velodrome menuju Stasiun Rawamangun. Progres positif juga dicatatkan pada pembangunan Stasiun Rawamangun yang mencapai 38,04%.
Jakpro bersama KSO Waskita Nindya pun telah melakukan uji coba jalur dari Stasiun Velodrome menuju arah Stasiun Rawamangun. Diketahui, lintasan LRT Jakarta Fase 1B memiliki panjang 6,4 kilometer mulai dari Velodrome hingga Manggarai. LRT Jakarta Fase 1B akan memiliki lima stasiun baru, yaitu Stasiun Pemuda Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan Stasiun Manggarai.
Sebelumnya, LRT Fase 1A sudah beroperasi melayani enam stasiun, yaitu Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Boulevard Utara, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Pulomas, Stasiun Equestrian, dan Stasiun Velodrome. Nantinya, total panjang jalur dari Stasiun Pegangsaan Dua (Kelapa Gading) hingga Stasiun Manggarai mencapai 12,2 km dengan waktu tempuh sekitar 26 menit.
“Kehadiran LRT Jakarta Fase 1B ini akan menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai. Sehingga memudahkan mobilitas masyarakat serta mendukung integrasi moda angkutan umum di Jakarta,” ujar dia.
Lewat perpanjangan rute ini, diperkirakan jumlah penumpang nantinya meningkat secara bertahap menjadi 80.000 per hari. Dijelaskan, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini merupakan upaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan yang menjadi masalah klasik perkotaan akibat peningkatan pesat jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Kemacetan tersebut dinilai dapat menyebabkan kerugian besar ekonomi dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Dikarenakan adanya peningkatan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi, penurunan kualitas kondisi lingkungan, serta peningkatan kecelakaan lalu lintas.
Ermy menuturkan, seiring meningkatkanya kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas kondisi lingkungan dan pertumbuhan sarana transportasi publik, mereka mulai melirik moda transportasi umum sebagai pilihan dalam melakukan perjalanan.
“Maka selain bertujuan melayani masyarakat lebih luas, Waskita Karya juga berkomitmen mendukung target nol emisi pemerintah melalui pembangunan Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai. Diharapkan, keberadaan LRT tersebut efektif dalam mendorong kegiatan sosial sekaligus perekonomian warga Jakarta dan sekitarnya,” jelas dia.
(cip)