Kemarau Panjang, 700 Hektare Lahan Padi di Tangerang Alami Gagal Panen

Senin, 07 Oktober 2019 - 22:02 WIB
Kemarau Panjang, 700 Hektare Lahan Padi di Tangerang Alami Gagal Panen
Kemarau Panjang, 700 Hektare Lahan Padi di Tangerang Alami Gagal Panen
A A A
TANGERANG - Musim kemarau panjang yang melanda sebagian wilayah Indonesia, mulai berakibat luas pada mengeringnya lahan pertanian di Kabupaten Tangerang.Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan mengatakan, sebanyak 400 hektare lahan padi warga mengalami kekeringan parah. Sedangkan 700 hektare lahan tani lainnya di wilayah itu telah mengalami gagal panen atau fuso. Kekeringan dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat di wilayah tersebut.
"Bukan petani saja yang rugi, semuanya jadi rugi. Untuk bantuan pompa air sudah. Hanya sekarang sumber airnya, sungai, situ, danau sudah pada mengering. Itu problemnya," kata Zaki, kepada Koran SINDO, Senin (7/10/2019).

Dijelaskan Zaki, para petani di Kabupaten Tangerang, sudah banyak yang beralih ke holtikultura, seperti buah-buahan dan sayur mayur, karena mulai minimnya lahan pertanian.

"Untuk petani padi yang tanahnya masih ada, itu akan dipertahankan, dan kita akan modernisasi dengan peralatan canggih seperti ini agar produktivitasnya bisa lebih tinggi lagi. Akan dipertahankan," paparnya.

Tidak hanya sumber air baku untuk lahan pertanian saja yang mulai mengering. Sumber air tanah warga juga mulai menipis, dan warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Kepada warga yang mengalami kekeringan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang terus memasok air bersih untuk warga yang mengalami dampak kekeringan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch Maesal Rasyid mengatakan, ada 12 mobil tangki air yang dikerahkan untuk menyalurkan bantuan air bersih ke rumah dan kawasan perumahan yang kekeringan.

"Untuk bantuan air bersih akan terus kami kirim di wilayah terdampak kekeringan. Ini salah satu penanganan dampak kekeringan yang terjadi yaitu krisis air bersih," jelasnya.

Pemerintah Daerah juga fokus menangani kekeringan yang berdampak pada ribuan hektare lahan persawahan. "Untuk menyelamatkan tanaman padi, kami telah membuat puluhan sumur pantek," katanya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menggelar salat minta hujan agar sumber air tanah dan air baku untuk lahan pertanian seperti sungai, situ, dan danau tidak kekeringan.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, saat peletakan batu pertama kampus Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) mengatakan, kemarau tidak pengaruhi produksi pangan.

"Kekeringan tidak berpengaruh terhadap produksi pangan, karena infrastruktur kita bangun dalam 4 tahun, kita bangun embung, dan longstoreage. Masa kondisi rutin kekeringan tidak bisa kita atasi," tukasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0129 seconds (0.1#10.140)