Band Anak Berkebutuhan Khusus IM Star Siap Pecahkan Rekor Dunia dan Muri di HUT ke-79 RI
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Sebuah prestasi gemilang akan dicapai Band IM Star, grup musik yang terdiri dari anak-anak berkebutuhan khusus asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Band ini mencoba memecahkan rekor dunia (Guinness World Record) dan Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan bermain musik selama 2 jam nonstop.
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan percobaan pemecahan rekor dunia dan Indonesia ini tentunya didukung oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
"Suatu kebanggaan tentunya buat Kota Tangerang Selatan ada band ABK yang mencoba memecahkan rekor dunia. Kita doakan semoga bisa dilakukan dengan baik. Pemkot Tangsel siap memfasilitasi dan memberikan dukungan itu semua," ujar Pilar, Rabu (14/8/2024).
Percobaan memecahkan rekor dunia ini sebagai rangkaian dalam peringatan HUT ke-79 RI tingkat Kota Tangerang Selatan.
"Mereka membawa nama Indonesia, khususnya Tangsel di kancah dunia, dan kita semua harus mendukung mereka dalam usaha yang luar biasa dan mulia ini," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Tangsel Cahyadi yang juga berperan sebagai Ketua Pelaksana menuturkan pencapaian ini bertujuan untuk mengangkat talenta musik dari anak-anak berkebutuhan khusus ke level dunia.
"Ini adalah sebuah pencapaian besar untuk mereka dan untuk kita semua. Kegiatan ini secara resmi diakui oleh badan dunia yang teregistrasi dan berkedudukan di London, Inggris, serta Museum Rekor Indonesia," ujar Cahyadi.
Band IM Star terdiri dari lima individu autistik yang penuh semangat dan bakat luar biasa yakni Andhityas Cintya Widianna (Shinta) sebagai bassist, Arianda Wiradipa Prabowo (Arya) sebagai vokalis dan saxophonist, Made Dwara Abhysma (Abhy) sebagai keyboardist dan saxophonist, M. Naufal Fawzie (Noval) sebagai gitaris, dan Umran Zhafran Ibrahim (Zhafran) sebagai drummer.
Band ini terbentuk pada 9 April 2012 dan awalnya terdiri dari empat remaja penyandang autisme. Setelah beberapa kali latihan bersama di studio musik, mereka tampil pertama kali di muka umum pada awal Mei 2012 dan berhasil menarik perhatian.
Melihat antusiasme dan kesuksesan penampilan pertama mereka, para orang tua memutuskan untuk melanjutkan dan mengasah kemampuan musik anak-anak mereka.
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan percobaan pemecahan rekor dunia dan Indonesia ini tentunya didukung oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
"Suatu kebanggaan tentunya buat Kota Tangerang Selatan ada band ABK yang mencoba memecahkan rekor dunia. Kita doakan semoga bisa dilakukan dengan baik. Pemkot Tangsel siap memfasilitasi dan memberikan dukungan itu semua," ujar Pilar, Rabu (14/8/2024).
Percobaan memecahkan rekor dunia ini sebagai rangkaian dalam peringatan HUT ke-79 RI tingkat Kota Tangerang Selatan.
"Mereka membawa nama Indonesia, khususnya Tangsel di kancah dunia, dan kita semua harus mendukung mereka dalam usaha yang luar biasa dan mulia ini," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Tangsel Cahyadi yang juga berperan sebagai Ketua Pelaksana menuturkan pencapaian ini bertujuan untuk mengangkat talenta musik dari anak-anak berkebutuhan khusus ke level dunia.
"Ini adalah sebuah pencapaian besar untuk mereka dan untuk kita semua. Kegiatan ini secara resmi diakui oleh badan dunia yang teregistrasi dan berkedudukan di London, Inggris, serta Museum Rekor Indonesia," ujar Cahyadi.
Band IM Star terdiri dari lima individu autistik yang penuh semangat dan bakat luar biasa yakni Andhityas Cintya Widianna (Shinta) sebagai bassist, Arianda Wiradipa Prabowo (Arya) sebagai vokalis dan saxophonist, Made Dwara Abhysma (Abhy) sebagai keyboardist dan saxophonist, M. Naufal Fawzie (Noval) sebagai gitaris, dan Umran Zhafran Ibrahim (Zhafran) sebagai drummer.
Band ini terbentuk pada 9 April 2012 dan awalnya terdiri dari empat remaja penyandang autisme. Setelah beberapa kali latihan bersama di studio musik, mereka tampil pertama kali di muka umum pada awal Mei 2012 dan berhasil menarik perhatian.
Melihat antusiasme dan kesuksesan penampilan pertama mereka, para orang tua memutuskan untuk melanjutkan dan mengasah kemampuan musik anak-anak mereka.