ADHI Torehkan Prestasi Baru, Terapkan U-Shaped Girder Pertama dan Terpanjang di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk –ADHI- kembali menorehkan prestasi untuk negeri dalam bidang konstruksi. ADHI mempersembahkan Jalur Kereta dengan struktur U-Shaped Girder pertama dan terpanjang di Indonesia.
“Karya ini merupakan hasil kerja keras dan inovasi yang terus dikembangkan ADHI dengan dedikasi yang tinggi untuk negeri,” kata Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Parwanto Noegroho, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa (25/8/2020).
Parwanto menuturkan, ADHI berhasil meletakkan U-Shaped Girder terakhir pada lintas pelayanan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, di Jalan Jendera Sudirman, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan. Pada pemasangan terakhir ini, berat U-Shaped Girder yang dipasang sebesar 148 ton dan memiliki panjang 30 meter (M).
“Total U-Shaped Girder yang terpasang mencapai 2.902 unit girder dengan total panjang keseluruhan lebih dari 43 Kilometer (KM),” katanya. (Baca juga; Adhi Karya Bangun Grand Central Bogor TOD )
Jalur kereta ini akan dicatatkan pada Museum Rekor Indnesia dengan tiga rekor, yaitu Pemakaian U-Shaped Girder pertama di Indonesia, Pembangunan jalur kereta dengan struktur U-Shaped Girder terpanjang di Indonesia dengan total panjang mencapai 43.057 Km, dan Zero Accident dalam pengiriman U-Shaped Girder dengan total 2.902 kali perjalanan.
Sebelumnya, pada 2019 ADHI telah berhasil mencatatkan prestasi, yaitu pembangunan Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan bentang terpanjang dan radius terkecil, sekaligus dengan beban terbesar di Indonesia. (Baca juga; Progres Pembangunan LRT Jabodebek Tahap I Capai 70,9% )
Dalam Peraturan Presiden No 98/2015 beserta perubahannya, ADHI dinyatakan sebagai kontraktor pelaksana dari pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (LRT Jabodebek). Pembangunan ini meliputi pekerjaan jalur, termasuk konstruksi jalur layang, pembangunan stasiun, fasilitas operasi, serta pembangunan depo.
LRT Jabodebek Fase I dibangun dengan menggunakan struktur utama lebih ramping dari struktur jalur layang pada umumnya. Struktur ini merupakan teknologi U-Shaped Girder atau gelagar berbentuk huruf U yang diadopsi dari Prancis. Teknologi ini dipilih karena desainnya ramping, sesuai dengan ketersediaan ruang pada kota-kota yang padat dengan struktur ruangnya sepertidi Jakarta. Selain ramping, desain ini memiliki berbagai keunggulan, antara lain memiliki kelebihan tahan gempa dan mampu mredam kebisingan. Struktur ini juga menyediakan walkway atau ruang untuk berjalan.
Di samping penggunaan U-Shaped, LRT Jabodebek menggunakan teknologi third rail untuk mendistribusikan pasokan listrik, sehingga tidak ada kabel melintang di atas jalur yang akan menambah estetika dan ramah dengan arsitektur kota Jakarta. Dalam kondisi saat ini di tengah wabah COVID-19, ADHI selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerjanya.
“Sebagaimana dalam peraturan pemerintah bahwa konstruksi merupakan kegiatan yang diperkecualikan dan tetap diizinkan berjalan, dalam pelaksanaannya ADHI menjalankan kegiatan konstruksi dengan protokol pencegahan COVID-19 secara ketat. Mulai dari manajemen ADHI sampai di tingkat pelaksana lapangan termasuk tenaga kerjanya,” ujar Parwanto.
“Karya ini merupakan hasil kerja keras dan inovasi yang terus dikembangkan ADHI dengan dedikasi yang tinggi untuk negeri,” kata Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Parwanto Noegroho, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa (25/8/2020).
Parwanto menuturkan, ADHI berhasil meletakkan U-Shaped Girder terakhir pada lintas pelayanan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, di Jalan Jendera Sudirman, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan. Pada pemasangan terakhir ini, berat U-Shaped Girder yang dipasang sebesar 148 ton dan memiliki panjang 30 meter (M).
“Total U-Shaped Girder yang terpasang mencapai 2.902 unit girder dengan total panjang keseluruhan lebih dari 43 Kilometer (KM),” katanya. (Baca juga; Adhi Karya Bangun Grand Central Bogor TOD )
Jalur kereta ini akan dicatatkan pada Museum Rekor Indnesia dengan tiga rekor, yaitu Pemakaian U-Shaped Girder pertama di Indonesia, Pembangunan jalur kereta dengan struktur U-Shaped Girder terpanjang di Indonesia dengan total panjang mencapai 43.057 Km, dan Zero Accident dalam pengiriman U-Shaped Girder dengan total 2.902 kali perjalanan.
Sebelumnya, pada 2019 ADHI telah berhasil mencatatkan prestasi, yaitu pembangunan Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan bentang terpanjang dan radius terkecil, sekaligus dengan beban terbesar di Indonesia. (Baca juga; Progres Pembangunan LRT Jabodebek Tahap I Capai 70,9% )
Dalam Peraturan Presiden No 98/2015 beserta perubahannya, ADHI dinyatakan sebagai kontraktor pelaksana dari pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (LRT Jabodebek). Pembangunan ini meliputi pekerjaan jalur, termasuk konstruksi jalur layang, pembangunan stasiun, fasilitas operasi, serta pembangunan depo.
LRT Jabodebek Fase I dibangun dengan menggunakan struktur utama lebih ramping dari struktur jalur layang pada umumnya. Struktur ini merupakan teknologi U-Shaped Girder atau gelagar berbentuk huruf U yang diadopsi dari Prancis. Teknologi ini dipilih karena desainnya ramping, sesuai dengan ketersediaan ruang pada kota-kota yang padat dengan struktur ruangnya sepertidi Jakarta. Selain ramping, desain ini memiliki berbagai keunggulan, antara lain memiliki kelebihan tahan gempa dan mampu mredam kebisingan. Struktur ini juga menyediakan walkway atau ruang untuk berjalan.
Di samping penggunaan U-Shaped, LRT Jabodebek menggunakan teknologi third rail untuk mendistribusikan pasokan listrik, sehingga tidak ada kabel melintang di atas jalur yang akan menambah estetika dan ramah dengan arsitektur kota Jakarta. Dalam kondisi saat ini di tengah wabah COVID-19, ADHI selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerjanya.
“Sebagaimana dalam peraturan pemerintah bahwa konstruksi merupakan kegiatan yang diperkecualikan dan tetap diizinkan berjalan, dalam pelaksanaannya ADHI menjalankan kegiatan konstruksi dengan protokol pencegahan COVID-19 secara ketat. Mulai dari manajemen ADHI sampai di tingkat pelaksana lapangan termasuk tenaga kerjanya,” ujar Parwanto.
(wib)