Perubahan Jalur di Stasiun Manggarai, Perjalanan KRL Mundur 2 Menit

Selasa, 22 Januari 2019 - 18:42 WIB
Perubahan Jalur di Stasiun Manggarai, Perjalanan KRL Mundur 2 Menit
Perubahan Jalur di Stasiun Manggarai, Perjalanan KRL Mundur 2 Menit
A A A
JAKARTA - Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten (BTPWJB) melakukan perubahan jalur kereta api di Stasiun Manggarai. Imbas dari perubahan jalur itu, akan terjadi pemunduran jadwal KRL Commuter Line sekitar 2 menit.

Mulai Rabu (23/1/2019) pukul 00.00 WIB, jalur 10 yang biasanya dipergunakan untuk KRL relasi Jakarta-Bogor/Nambo, akan dinonaktifkan selama 45 hari. Dampak penutupan jalur 10 itu membuat KRL Jakarta-Depok dialihkan ke jalur 8, 5, dan 4. Sementara untuk Kereta Bandara dialihkan ke jalur 9.

Perpindahan jalur KRL Commuter Line bukanlah yang pertama. Sebelumnya pada 11 Agustus 2018 lalu, saat paket pertama fase A proyek double double track (DDT) atau jalur rel dwi ganda sepanjang 35 kilometer yang dibangun dari Stasiun Manggarai hingga Stasiun Cikarang, jalur KRL Bogor juga mengalami perpindahan. Jalur 6 dan 7 yang sebelumnya digunakan untuk KRL Bogor dinonaktifkan dan bergeser ke jalur 8 dan 10.

Vice President PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunissa, mengatakan, adanya perubahan jalur tersebut membuat perjalanan Commuter Line mengalami keterlambatan sekitar 2 menit. (Baca juga: Mulai Rabu Jalur KRL di Stasiun Manggarai Berubah, Jalur 10 Ditutup)

Eva menyebut terdapat 936 perjalanan Commuter Line Jabodetabel dan hampir 71 persen melintas di Stasiun Manggarai. “Karena ada perubahan (jalur), tentu rangkaian kereta akan terlambat 2 menit per kereta,” ujar Eva, Selasa (22/1/2019).

Senior Manager Coorporate Communication Daop 1, Edi Kuswoyo tak menampik jika diantara banyak stasiun di wilayahnya, Stasiun Manggarai merupakan stasiun terpadat dan tersibuk di Jakarta. Ia mencatat sedikitnya 725 perjalanan kereta per hari di Stasiun Manggarai.

Dia menjelaskan, selain merivitalisasi Stasiun Manggarai, Daop 1 sedang merancang pembangunan sistem persinyalan elektrik terbaru, Automatic Train Protection (ATP). Sinyal ini diyakini akan menambah perjalanan kereta, lantara dalam jarak 400 meter rangkaian kereta bisa di sejajarkan.

Sementara itu, menanggapi perubahan jalur KRL di Stasiun Manggarai, pengamat transportasi dan perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan, sudah sewajarnya dan waktunya pembenahan di kawasan itu dilakukan. “Sudah haruslah, makanya butuh namanya percepatan. Milih sekarang atau nanti,” kata Yayat.

Terhadap perubahan jalur di Stasiun Manggarai, Yayat melihat PT KCI selaku operator Commuter Line wajib memberikan informasi seluas luasnya. Tak hanya melalui pengumuman di stasiun, informasi juga harus diberikan melalui papan pengumuman, serta kertas pamflet di stasiun. Ia yakin banyak masyarakat dan pengguna Commuter Line yang malas bertanya.

Kemudian terhadap penataan Stasiun Manggarai, Yayat menilai potensi menjadi seperti Stasiun Tanah Abang cukup terbuka. Kesemerawutan mulai terlihat dengan akses jalan kecil, angkutan umum, serta pedagang kaki lima (PKL). Karenanya penataan harus dilakukan segera, Tindak tegas dan memperluas jalan harus dilakukan sehingga kawasan itu tetap nyaman. “Jadi butuh tindakan dan program berkala dari Pemprov DKI,” tutupnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8120 seconds (0.1#10.140)