Kisah Orin, Mahasiswi Piatu Pemilik IPK 4 Namun Tak Layak Mendapat Beasiswa KJMU
loading...
A
A
A
“ORIN sudah cek daftar peserta KJMU ( Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul ) di website-nya P4OP, tapi nama Orin dinyatakan tidak layak. Jadi Orin ga bisa daftar lagi. Bagaimana nanti Orin mau lanjut kuliah, biayanya dari mana”.
Ucapan berselimut gundah meluncur dari mulut Orin, mahasiswi semester 4 Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang. Kegundahan itu terlontar, saat ia menceritakan prihal namanya yang dinyatakan tidak layak menerima beasiswa KJMU, kepada keluarga dari ayahnya yang tinggal di Jelambar Baru, Jakarta Barat.
baca juga: Ribuan Mahasiswa Penerima Beasiswa KJMU Terancam Putus Kuliah
Nampak sekali, di raut wajah gadis berkerudung itu kecemasan dan kesedihan mendalam akan masa depan kuliahnya. Terdiam sesaat, tetiba mahasiswi semester 4 ini terisak. Tak terasa bulir bening dari kedua matanya tumpah, mengalir pelan membasahi pipinya.
Kesedihan Orin kian membuncah manakala ia terbayang kondisi kehidupannya keluarganya yang terbilang sangat prihatin. "Papa cuma jualan kopi di pinggir jalan. Penghasilannya hanya cukup buat kebutuhan makan Orin dan adik Orin," kata Orin yang sudah 4 tahun ditinggal mendiang ibunya.
Sambil sesenggukan karena menahan tangis mengetahui namanya dinyatakan tidak layak menerima KJMU, Orin mengaku hanya bisa pasrah menerima nasib dirinya. Bahkan takdir terburuk sekalipun jika nanti kuliahnya terpaksa putus di tengah jalan akibat tak ada biaya.
"Biaya kuliah dan kebutuhan Orin selama ini sepenuhnya menggantungkan dari KJMU. Kalau tidak bisa lagi mendaftar KJMU, otomatis Orin tidak lagi mendapat bantuan. Terus dari mana Orin harus membiayai kuliah," ujar Orin yang mimik wajahnya makin cemas.
Pemilik nama lengkap Nurhaliza Rinjani Putri Untari, ini mengaku bingung ke mana lagi dirinya harus mengadu. Ia sudah mendatangi dan bertanya langsung kepada pihak SMAN 23 Jakarta-tempat ia dulu bersekolah, termasuk pihak Kelurahan Jelambar Baru, Jakarta Barat.
baca juga: Geruduk P4OP Disdik DKI, Ratusan Mahasiswa Peserta KJMU Tanyakan Transparansi Kepesertaan
Terakhir, ia mendatangi dan bertanya dengan petugas kantor Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP) Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Namun, semua jawaban dan penjelasan baik dari pihak sekolah, kelurahan sampai petugas P4OP, tidak ada satu pun yang memuaskan.
"Mereka cuma mengatakan, layak tidak layaknya itu berdasarkan desil (kategori kemiskinan) yang tertera di website P4OP. Tapi yang membingungkan tidak ada keterangan sama sekali nama Orin itu masuk desil yang mana. Cuma tertera Orin itu dinyatakan tidak layak," tutur Orin.
Sekadar diketahui, di kampusnya di Unsri Palembang, status Orin tercatat sebagai mahasiswa golongan 1 atau sangat tidak mampu. Karena statusnya itu pula Orin mendapatkan keringanan biaya dari pihak kampus tempatnya kuliah.
Per semester, Orin mengaku hanya dibebankan biaya Rp500.000 untuk biaya kuliahnya. Namun begitu, bukan berarti dia tidak lagi mengeluarkan biaya sama sekali. Seabrek keperluan kuliah, mulai ongkos, makan, buku-buku Pelajaran dll, semua membutuhkan biaya yang selama ini ditutupinya dari dana KJMU.
Karena sadar dirinya dari keluarga tidak mampu, namun bersyukur masih bisa kuliah berkat bantuan dana dari KJMU, Orin pun sungguh-sungguh menjalani proses kuliahnya. Makanya pada semester pertama, indeks prestasi kumulatif (IPK) gadis berkerudung ini sempat mendapat nilai 4, dan terakhir di semester 4 IPK-nya 3,9.
baca juga: 15 Ribu Pelajar di DKI Dapat KJMU, Penerima Diberi Rp9 Juta Per Semester
Bahkan, meski terbilang mahasiswa baru Orin sempat dipercaya menjadi Sekretaris Panitia Pelaksana Kegiatan Agrives pada tahun 2023, di Palembang. Kegiatan berupa festival dan pameran pertanian ini, diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Unsri.
"Tapi setelah dinyatakan tidak layak menerima KJMU, harapan Orin untuk bisa kuliah dan sampai selesai, itu seperti sirna. Ke mana lagi harus mengadukan nasib Orin. Sementara pihak P4OP menyatakan mereka tidak menerima sanggahan dari peserta KJMU yang dinyatakan tidak layak," kata Orin yang kembali pecah tangisnya.
Ucapan berselimut gundah meluncur dari mulut Orin, mahasiswi semester 4 Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang. Kegundahan itu terlontar, saat ia menceritakan prihal namanya yang dinyatakan tidak layak menerima beasiswa KJMU, kepada keluarga dari ayahnya yang tinggal di Jelambar Baru, Jakarta Barat.
baca juga: Ribuan Mahasiswa Penerima Beasiswa KJMU Terancam Putus Kuliah
Nampak sekali, di raut wajah gadis berkerudung itu kecemasan dan kesedihan mendalam akan masa depan kuliahnya. Terdiam sesaat, tetiba mahasiswi semester 4 ini terisak. Tak terasa bulir bening dari kedua matanya tumpah, mengalir pelan membasahi pipinya.
Kesedihan Orin kian membuncah manakala ia terbayang kondisi kehidupannya keluarganya yang terbilang sangat prihatin. "Papa cuma jualan kopi di pinggir jalan. Penghasilannya hanya cukup buat kebutuhan makan Orin dan adik Orin," kata Orin yang sudah 4 tahun ditinggal mendiang ibunya.
Sambil sesenggukan karena menahan tangis mengetahui namanya dinyatakan tidak layak menerima KJMU, Orin mengaku hanya bisa pasrah menerima nasib dirinya. Bahkan takdir terburuk sekalipun jika nanti kuliahnya terpaksa putus di tengah jalan akibat tak ada biaya.
"Biaya kuliah dan kebutuhan Orin selama ini sepenuhnya menggantungkan dari KJMU. Kalau tidak bisa lagi mendaftar KJMU, otomatis Orin tidak lagi mendapat bantuan. Terus dari mana Orin harus membiayai kuliah," ujar Orin yang mimik wajahnya makin cemas.
Pemilik nama lengkap Nurhaliza Rinjani Putri Untari, ini mengaku bingung ke mana lagi dirinya harus mengadu. Ia sudah mendatangi dan bertanya langsung kepada pihak SMAN 23 Jakarta-tempat ia dulu bersekolah, termasuk pihak Kelurahan Jelambar Baru, Jakarta Barat.
baca juga: Geruduk P4OP Disdik DKI, Ratusan Mahasiswa Peserta KJMU Tanyakan Transparansi Kepesertaan
Terakhir, ia mendatangi dan bertanya dengan petugas kantor Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP) Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Namun, semua jawaban dan penjelasan baik dari pihak sekolah, kelurahan sampai petugas P4OP, tidak ada satu pun yang memuaskan.
"Mereka cuma mengatakan, layak tidak layaknya itu berdasarkan desil (kategori kemiskinan) yang tertera di website P4OP. Tapi yang membingungkan tidak ada keterangan sama sekali nama Orin itu masuk desil yang mana. Cuma tertera Orin itu dinyatakan tidak layak," tutur Orin.
Sekadar diketahui, di kampusnya di Unsri Palembang, status Orin tercatat sebagai mahasiswa golongan 1 atau sangat tidak mampu. Karena statusnya itu pula Orin mendapatkan keringanan biaya dari pihak kampus tempatnya kuliah.
Per semester, Orin mengaku hanya dibebankan biaya Rp500.000 untuk biaya kuliahnya. Namun begitu, bukan berarti dia tidak lagi mengeluarkan biaya sama sekali. Seabrek keperluan kuliah, mulai ongkos, makan, buku-buku Pelajaran dll, semua membutuhkan biaya yang selama ini ditutupinya dari dana KJMU.
Karena sadar dirinya dari keluarga tidak mampu, namun bersyukur masih bisa kuliah berkat bantuan dana dari KJMU, Orin pun sungguh-sungguh menjalani proses kuliahnya. Makanya pada semester pertama, indeks prestasi kumulatif (IPK) gadis berkerudung ini sempat mendapat nilai 4, dan terakhir di semester 4 IPK-nya 3,9.
baca juga: 15 Ribu Pelajar di DKI Dapat KJMU, Penerima Diberi Rp9 Juta Per Semester
Bahkan, meski terbilang mahasiswa baru Orin sempat dipercaya menjadi Sekretaris Panitia Pelaksana Kegiatan Agrives pada tahun 2023, di Palembang. Kegiatan berupa festival dan pameran pertanian ini, diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Unsri.
"Tapi setelah dinyatakan tidak layak menerima KJMU, harapan Orin untuk bisa kuliah dan sampai selesai, itu seperti sirna. Ke mana lagi harus mengadukan nasib Orin. Sementara pihak P4OP menyatakan mereka tidak menerima sanggahan dari peserta KJMU yang dinyatakan tidak layak," kata Orin yang kembali pecah tangisnya.
(hdr)