Disparitas Antara Dosen dengan Jabatan Fungsional PTS di DKI Dinilai Tinggi

Jum'at, 09 Februari 2024 - 11:06 WIB
loading...
Disparitas Antara Dosen dengan Jabatan Fungsional PTS di DKI Dinilai Tinggi
Dalam acara Pengukuhan Guru Besar di Universitas Mercu Buana, Rabu 7 Februari 2024. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) mengungkapkan tentang tingginya disparitas antara dosen dengan jabatan fungsional di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di DKI Jakarta. Hal ini diungkapkan oleh Kepala LLDIKTI III Toni Toharudin, dalam acara Pengukuhan Guru Besar di Universitas Mercu Buana, Rabu 7 Februari 2024.

Dikatkan Toni, humlahnya hanya 1,8 persen dari total 29.469 dosen dengan jabatan fungsional. Universitas Mercu Buana termasuk perguruan tinggi yang turut menyumbang jumlah guru besar yang banyak di LLDIKTI III, yaitu 19 dari 536 guru besar.

"Data tersebut memperlihatkan adanya disparitas yang sangat tinggi antara dosen dengan jabatan fungsional di wilayah perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta," kata Toni dalam keterangannya, Jumat (9/2/2024).

"Disparitas ini menunjukkan perlu percepatan kelahiran guru besar baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi di Indonesia," tambah Toni.

Sebelumnya, kehadiran guru besar dalam sebuah perguruan tinggi tidak hanya menandai keunggulan sebuah universitas dalam merekrut dan mempertahankan tenaga pengajar berkualitas, tetapi juga mencerminkan komitmen universitas dalam memajukan pengetahuan dan memberikan pengalaman belajar yang berkualitas kepada mahasiswa.

Hal tersebut dikemukakan Prof Andi Adriansyah, Rektor Universitas Mercu Buana (UMB), dalam sambutannya pada acara Pengukuhan Guru Besar di Universitas Mercu Buana.

UMB kembali menggelar acara Pengukuhan Guru Besar atas nama Prof Suraya, dari Bidang Ilmu Komunikasi, Prof Setyo Riyanto dari Bidang Ilmu Manajemen, dan Prof Nur Kholisoh dari Bidang Ilmu Komunikasi.

Ketiga guru besar baru itu melengkapi jumlah guru besar yang dimiliki perguruan tinggi ini yang didirikan Almarhum Probosutedjo pada tahun 1985 silam menjadi 19 guru besar.

"Guru Besar merupakan aktor penting baik dalam dunia akademik maupun masyarakat luas. Dengan demikian, perjalanan akademik seorang Guru Besar tidak hanya mengejar keunggulan dalam riset dan pengajaran, tetapi juga memahami pentingnya menjembatani kesenjangan antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan ril masyarakat," jelas Andi.

Lebih lanjut Andi menegaskan, pengukuhan ini tidak hanya merupakan perayaan atas pencapaian individu. Namun juga merupakan cerminan dari komitmen Universitas Mercu Buana dalam membina lingkungan yang penuh dengan keingintahuan intelektual, pemikiran kritis, dan keunggulan akademis.

"Universitas kami berdiri sebagai mercusuar pembelajaran, dan Ketiga Guru Besar yang akan dikukuhkan ini mewujudkan semangat inkuiri dan penemuan yang menjadi ciri khas kami," tegas Profesor peneliti Robot Humanoid ini.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1333 seconds (0.1#10.140)