Cegah Kebakaran, Tiap Stasiun Diharapkan Dilengkapi Apar

Minggu, 21 Mei 2017 - 07:10 WIB
Cegah Kebakaran, Tiap Stasiun Diharapkan Dilengkapi Apar
Cegah Kebakaran, Tiap Stasiun Diharapkan Dilengkapi Apar
A A A
JAKARTA - Pencegahan terhadap kebakaran di stasiun sepertinya belum dilakukan oleh Daop 1 PT KAI. Minimnya alat pemadam dan tidak adanya springkel kebakaran mencegah meluasnya tindak kebakaran menyebab kondisi stasiun Jabodetabek rawan.

Meskipun berulang kali renovasi dilakukan oleh Daop 1 dan Direktorat Jendral Perkeretaapian (Dirjenka). Namun, pemasangan alat tak kunjung dilakukan menyebabkan kebakaran tak dapat di hindari dan membuat api menyambar cepat.

Hal ini mengindikasikan pembangunan stasiun dianggap lalai. Untuk itu desakan akan pemasangan dilakukan demi menghindari kebakaran terulang kembali.

"Ini yang jadi masalah, PT KAI terlalu pede. Karena stasiun cenderung terbuka, mereka tidak menganggap kebakaran menjadi penting," tutur Pengamat Perkotaan dan Transportasi Universitas Trisakti, Yayat Supriatna ketika dihubungi KORAN SINDO, kemarin.

Sebelumnya, kebakaran hebat melanda kawasan Stasiun Klender, Jakarta Timur, Jumat 19 Mei 2017. Percikan api diduga berasal dari ruang janitor cleaning service terjadi, karena banyak bahan mudah terbakar.

Membuat Api dengan begitu mudah menghanguskan tempat itu, dalam waktu sekejap api kemudian membesar dan membuat kawasan itu menjadi puing-puing gosong. Sekalipun tidak menimbulkan korban jiwa. Namun kejadian yang terjadi dianggap cukup miris. Sebab dilakukan tanpa p‎encegahan dan antisipasi.

Pantauan Koran SINDO di lokasi, pencegahan alat kebakaran nyaris tak ditemukan di sejumlah stasiun di Jabodetabek. Kondisi ruang terbuka tak membuat pihak Daop 1 kemudian membuat springkel, termasuk alat APAR yang ada. Nyaris tak ditemukan di sejumlah stasiun.

Padahal dalam operasionalnya. Nyaris 100 persen stasiun di Jabodetabek menggunakan arus listrik sebagai bagian utama KRL. Kondisi ini cenderung cukup rawan terjadi konsleting listrik.

Menanggapi demikian, Yayat menyarankan agar Dirjenkan maupun PT KAI melakukan evaluasi lebih lanjut. Pemasangan alat springkel dan apar harus dilakukan demi mencegah tindak kebakaran meluas, sekalipun tidak menimbulkan korban ‎jiwa, namun hal itu tak menjamin stasiun aman.

"Yah kita liat apa yang kurang. Pengecekan harus terus dilakukan demi memastikan kondisi tetap aman," tuturnya.

Peningkatan keselamatan di setiap Stasiun, kata Yayat, wajib dilakukan. Sebab, masyrakat jabodetabek saat ini tergantung besar pada perjalanan KRL. Sementara naik turunnya penumpang di stasiun terjadi dengan mobilitas dan okupansi cukup tinggi.

Terpisah, Senior Manager Coorporate Communication Daop 1, PT KAI, Suprapto membantah stasiun tidak dilengkapi alat springkel dan alat pemadam api ringan (apar). Meskipun tidak menjelaskan secara detail tentang apar dan springkel yang dimaksud. Tapi Suprapto menegaskan stasiun telah dilengkapi SOP kebakaran, termasuk di stasiun klender.

"Karena kebakaran terjadi di gudang cleaning service, dan didalamnya terdapat zat kimia buat pembersih lantai. Membuat Api sulit di kendalikan, ‎apalagi, kala itu cuaca juga sedang panas dan angin berhembus kencang," tuturnya.

Suprapto menambahkan dengan petugas yang terlatih pada kejadian itu, membuat kejadian tidak menimbulkan korban jiwa dalam kebakaran. "Intinya di setiap stasiun ada apar, baju pemadam, dan perlengkapan lainnya," tutup Suprapto.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2576 seconds (0.1#10.140)