Terungkap di Persidangan, Shane Lukas Pernah Kerja Jadi Kasir hingga Driver Ojol
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kehidupan keluarga Shane Lukas, rekan Mario Dandy Satriyo dalam kasus penganiayaan terhadap David Ozora (17), terkuak di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2023).
Salah satu saksi yang dihadirkan, Elsio Aristo Farel D, menyebut terdakwa Shane Lukas merupakan tulang punggung keluarga.
"Kenal Shane sejak kapan? Kenal keluarga Shane? Gimana kehidupan keluarga Shane?" tanya salah satu pengacara Shane, Daniel Sihombing.
"Sejak masih SD, hanya teman gereja dahulu. (Keluarga Shane) kenal, Pak, sangat sederhana, Pak," jawab Aristo.
Aristo yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA itu kini jarang main dengan Shane Lukas, Hanya, dia pernah nongkrong dengan Shane. Pasalnya, dia teman satu komunitas di gereja. Namun, saat nongkrong dilakukan bersama teman-teman gereja, bukan berdua.
"Shane sering ke gereja, ada komunitas di gereja, namanya Gerakan Pemuda. Desember atau November tahun lalu (terakhir bertemu Shane), di rumahnya Shane. Kan saya sudah jarang ketemu dan Shane juga sudah bekerja waktu itu," tutur Aristo.
Setahu dia, Shane pernah bekerja di sebuah mall sebagai kasir. Teman Mario Dandy Satriyo itu juga pernah bekerja sebagai driver ojol. Namun, hingga kasus penganiayaan terhadap David terjadi, Shane tak lagi memiliki pekerjaan.
Menurut Aristo, Shane memilih bekerja lantaran menjadi tulang punggung keluarga pascaayahnya tidak lagi bekerja. Ayah Shane tidak bekerja lantaran terkena PHK sebagai dampak pandemi Covid-19.
"Seumuran yah? Harusnya kan di umur segitu kuliah. Saudara tahu kenapa dia (Shane) pilih bekerja?" tanya pengacara.
"Iyah seumuran. (Bekerja) untuk menggantikan tulang punggung di rumah, karena papanya sudah tidak bekerja lagi," jawab Aristo.
"Saudara tahu orang tuanya tidak kerja lagi sejak kapan?" tanya pengacara lagi.
"Sejak ada Covid, Pak, kan pada di-PHK, sampai sekarang tidak bekerja," kata Aristo.
Aristo dihadirkan di persidangan hari ini memang sebagai saksi a de charge (meringankan) untuk Shane Lukas.
Pengacara Shane, Happy SP Sihombing mengatakan, pihaknya tadinya berencana menghadirkan 2 saksi a de charge. Akan tetapi hanya saja orang yang mengonfirmasi bisa hadir. "Satu lagi mungkin baru bisa minggu depan," tukasnya.
Salah satu saksi yang dihadirkan, Elsio Aristo Farel D, menyebut terdakwa Shane Lukas merupakan tulang punggung keluarga.
"Kenal Shane sejak kapan? Kenal keluarga Shane? Gimana kehidupan keluarga Shane?" tanya salah satu pengacara Shane, Daniel Sihombing.
"Sejak masih SD, hanya teman gereja dahulu. (Keluarga Shane) kenal, Pak, sangat sederhana, Pak," jawab Aristo.
Aristo yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA itu kini jarang main dengan Shane Lukas, Hanya, dia pernah nongkrong dengan Shane. Pasalnya, dia teman satu komunitas di gereja. Namun, saat nongkrong dilakukan bersama teman-teman gereja, bukan berdua.
"Shane sering ke gereja, ada komunitas di gereja, namanya Gerakan Pemuda. Desember atau November tahun lalu (terakhir bertemu Shane), di rumahnya Shane. Kan saya sudah jarang ketemu dan Shane juga sudah bekerja waktu itu," tutur Aristo.
Setahu dia, Shane pernah bekerja di sebuah mall sebagai kasir. Teman Mario Dandy Satriyo itu juga pernah bekerja sebagai driver ojol. Namun, hingga kasus penganiayaan terhadap David terjadi, Shane tak lagi memiliki pekerjaan.
Menurut Aristo, Shane memilih bekerja lantaran menjadi tulang punggung keluarga pascaayahnya tidak lagi bekerja. Ayah Shane tidak bekerja lantaran terkena PHK sebagai dampak pandemi Covid-19.
"Seumuran yah? Harusnya kan di umur segitu kuliah. Saudara tahu kenapa dia (Shane) pilih bekerja?" tanya pengacara.
"Iyah seumuran. (Bekerja) untuk menggantikan tulang punggung di rumah, karena papanya sudah tidak bekerja lagi," jawab Aristo.
"Saudara tahu orang tuanya tidak kerja lagi sejak kapan?" tanya pengacara lagi.
"Sejak ada Covid, Pak, kan pada di-PHK, sampai sekarang tidak bekerja," kata Aristo.
Aristo dihadirkan di persidangan hari ini memang sebagai saksi a de charge (meringankan) untuk Shane Lukas.
Pengacara Shane, Happy SP Sihombing mengatakan, pihaknya tadinya berencana menghadirkan 2 saksi a de charge. Akan tetapi hanya saja orang yang mengonfirmasi bisa hadir. "Satu lagi mungkin baru bisa minggu depan," tukasnya.
(thm)