Kuota Siswa Titipan di Tangsel 1.600 Setahun

Selasa, 28 Juli 2020 - 22:05 WIB
loading...
A A A
"Lurah Saidun saja bisa. Ada juga titipannya yang lolos. Kepala dinas itu sifatnya menampung titipan-titipan itu. Siswa titipan itu langsung ke dinas, bukan ke sekolah. Tetapi ada juga yang ke sekolah," jelasnya.

Pihak dinas, menurutnya berada dalam posisi yang sulit. Mereka juga tidak menerima imbalan uang dalam setiap titipan pejabat itu. Tambah lagi, praktik itu dilakukan senyap.

"Jadi pernah dinas dan sekolah berbenturan karena sekolah juga sudah menerima lebih dahulu. Kalau lurah camat biasanya langsung ke sekolah, ormas ke dinas juga, dewan juga. Kalau biayanya tidak ada, titip saja," katanya.

Tidak hanya masyarakat, pihak sekolah juga kadang muak dengan praktik titipan ini. Namun, mereka sama-sama tidak berdaya. Kekuasaan dan massa memiliki kewenangan.

"Jadi polanya itu, dia ikut dulu PPDB. Kalau gagal, baru bawa bukti pendaftaran. Tetap jalur itunya dijalankan. Kalau sekarang kuotanya lebih banyak zonasi, cuma kalau untuk titipan itu bisa di kuota itu," ungkapnya.

Menurutnya, apa yang membuat praktik ini tetap berjalan bukan karena sistem yang ada buruk. Sebaliknya, kalau menggunakan sistem yang ada, justru terasa sangat sulit. Tetapi permainan ini ada di atas sistem itu.

"Kenapa sampai sekarang masih banyak titipan, karena masyarakat menganggap sekolah negeri itu favorit. Padahal enggak begitu. Harusnya di balik, sekolah negeri itu untuk sekolah orang miskin saja," sambungnya.

Namun, masyarakat juga banyak yang nakal dan tetap memaksakan diri agar anaknya masuk ke sekolah negeri favorit. Mereka bahkan rela mengeluarkan uang cukup besar. ( )

"Kan kadang-kadang nakalnya itu begini. Dulu ada SKTM, orang-orang yang pada punya mobil buat SKTM agar anaknya masuk jalur tidak mampu. Ada juga yang ngakalain begitu. Makanya imagenya diubah," jelasnya.

Praktik culas ini, bukan tidak diketahui oleh kepala daerah. Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany pun mengetahui hal ini. Dirinya sempat marah, saat tahu banyak siswa titipan itu. Namun, dirinya juga tidak berdaya.

"Tapi karena sudah ramai, dan ormas sudah ramai mau bakar-bakar, ya kita gak bisa ngapa-ngapain juga dan semua diakomodir juga akhirnya. Untuk SMP siswa titipan bisa 800 orang, dan SMA 600 siswa," ungkapnya.

Jika dalam 1 angkatan atau 1 kelas ada 40 anak, 1 sekolah 400 siswa, kalau 22 sekolah ada 8.000 siswa. Maka 10 persen nya siswa titipan, 800 orang. Sekarang jumlah SMP bertambah, kuotanya bisa sampai 1.000 siswa titipan.

"Untuk SMA ada 12 sekolah, SMK ada 3. Sekarang SMK ada penambahan dari 2 jadi 5. SMA kalau 400 x 12 ada 4.800 dan SMK 2, 1.200 total ada 6.000 siswa. Siswa titipan ada sekira 600 siswa untuk SMA/SMK," tukasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0857 seconds (0.1#10.140)