Pemilik Lahan Blak-blakan Bangun Pagar Beton Akses SDN Lengkong Karya: Saya Sudah Pensiun, Perlu Duit
loading...
A
A
A
TANGERANG - Pemilik lahan blak-blakan mengungkapkan alasan melakukan pemagaran beton di akses Sekolah Dasar Negeri ( SDN) Lengkong Karya di Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Langkah itu dilakukan karena Pemkot Tangsel belum juga membayar lahannya seperti dijanjikan sejak 2015.
"Ngomong doang mau dibayarin sama Pemkot Tangsel dari 2015, saya kan sibuk jadi saya diamkan saja. Sekarang saya sudah pensiun, jadi perlu duit," kata pemilik lahan, Hardi Wijaya saat dihubungi, Rabu (19/7/2023).
Menurut Hardi, lahan miliknya seluas 1.600 meter. Sebagian lahan itu digunakan Pemkot Tangsel sebagai akses jalan menuju SDN Lengkong Karya. Lahan tersebut telah dicor dengan beton menjadi jalan sepanjang 30 meter lebar dua meter.
Hardi yang sudah pensiun dari pekerjaannya itu pun menuntut janji Pemkot Tangsel yang akan membeli tanahnya. "Saya sudah sumbang satu meter untuk jalan umum, tapi dirampas lagi satu meter untuk betonisasi jalan ke arah sekolah sepanjang 30 meter. Saya sudah bilang tidak marah tanah saya dipakai begitu lama. Sekarang saya minta hak saya yang telah dirampas," katanya.
Hardi saat ini masih memberikan celah sekitar satu meter sebagai akses masuk ke sekolah. Namun, apabila permintaannya tak diindahkan Pemkot Tangerang, Hardi mengancam akan mengecilkan akses jalan masuk ke SDN Lengkong Karya.
"Kalau tidak mau dibayarin terpaksa saya kecilin lagi jalannya tapi kan tidak bagus jadinya. Lebih baik dibayar saja, kalau dibayar Rp5,5 juta tanah saya yang telah dipakai untuk jalan, saya tidak mau. Rp7 juta lah satu meternya," ucapnya.
Ia menjelaskan di kawasan tersebut terdapat lahan miliknya dan juga seorang warga bernama Supardi seluas 20 meter.
Sebelumnya, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menyatakan bakal membeli lahan tersebut dan membongkar pagar beton. Namun, menurut Hardi, bukan pagar beton miliknya yang akan dirobohkan.
"Ngomong doang mau dibayarin sama Pemkot Tangsel dari 2015, saya kan sibuk jadi saya diamkan saja. Sekarang saya sudah pensiun, jadi perlu duit," kata pemilik lahan, Hardi Wijaya saat dihubungi, Rabu (19/7/2023).
Menurut Hardi, lahan miliknya seluas 1.600 meter. Sebagian lahan itu digunakan Pemkot Tangsel sebagai akses jalan menuju SDN Lengkong Karya. Lahan tersebut telah dicor dengan beton menjadi jalan sepanjang 30 meter lebar dua meter.
Hardi yang sudah pensiun dari pekerjaannya itu pun menuntut janji Pemkot Tangsel yang akan membeli tanahnya. "Saya sudah sumbang satu meter untuk jalan umum, tapi dirampas lagi satu meter untuk betonisasi jalan ke arah sekolah sepanjang 30 meter. Saya sudah bilang tidak marah tanah saya dipakai begitu lama. Sekarang saya minta hak saya yang telah dirampas," katanya.
Hardi saat ini masih memberikan celah sekitar satu meter sebagai akses masuk ke sekolah. Namun, apabila permintaannya tak diindahkan Pemkot Tangerang, Hardi mengancam akan mengecilkan akses jalan masuk ke SDN Lengkong Karya.
"Kalau tidak mau dibayarin terpaksa saya kecilin lagi jalannya tapi kan tidak bagus jadinya. Lebih baik dibayar saja, kalau dibayar Rp5,5 juta tanah saya yang telah dipakai untuk jalan, saya tidak mau. Rp7 juta lah satu meternya," ucapnya.
Ia menjelaskan di kawasan tersebut terdapat lahan miliknya dan juga seorang warga bernama Supardi seluas 20 meter.
Sebelumnya, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menyatakan bakal membeli lahan tersebut dan membongkar pagar beton. Namun, menurut Hardi, bukan pagar beton miliknya yang akan dirobohkan.