Tawuran Remaja di Jakbar Kian Mengkhawatirkan, DPR Minta Polisi Beri Efek Jera
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tawuran remaja di Jakarta Barat makin mengkhawatirkan. Baru-baru ini puluhan remaja asal Jakarta Barat dan Jakarta Selatan terlibat tawuran di Meruya Selatan, Kembangan, Jakbar.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengaku miris melihat aksi tawuran kelompok remaja. Polisi harus bisa memberantas aksi tawuran ini dengan konsisten dan jangan sampai menyebabkan satu pun korban.
“Tawuran remaja adalah masalah sosial yang sangat mengkhawatirkan karena melibatkan generasi muda. Saya sangat apresiasi Polres Metro Jakbar karena sigap mencegah aksi tawuran ini. Di sisi lain, pengawasan dan edukasi harus konsisten dilakukan. Jangan sampai ada korban satu pun dari aksi anarkis ini,” ujar Legislator Dapil DKI Jakarta III, Senin (10/7/2023).
Dia juga menyayangkan mayoritas pelaku tawuran merupakan anak di bawah umur. Meski di bawah umur, perilaku mereka tidak boleh ditolerir sebatas kenakalan remaja.
“Karenanya saya menekankan pentingnya edukasi tidak hanya pada anak-anak, tapi juga guru dan orang tua. Polisi perlu mengambil peran aktif dalam hal ini,” ucapnya.
Dia juga meminta kepolisian tidak memanjakan para pelaku tawuran melainkan harus ditindak tegas dan diberi efek jera.
“Polisi di lapangan harus tegas. Proses semua pelaku yang terlibat. Harus ada efek jera yang membuat para pelaku onar ini tidak akan mengulangi lagi tindakannya,” kata Sahroni.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengaku miris melihat aksi tawuran kelompok remaja. Polisi harus bisa memberantas aksi tawuran ini dengan konsisten dan jangan sampai menyebabkan satu pun korban.
“Tawuran remaja adalah masalah sosial yang sangat mengkhawatirkan karena melibatkan generasi muda. Saya sangat apresiasi Polres Metro Jakbar karena sigap mencegah aksi tawuran ini. Di sisi lain, pengawasan dan edukasi harus konsisten dilakukan. Jangan sampai ada korban satu pun dari aksi anarkis ini,” ujar Legislator Dapil DKI Jakarta III, Senin (10/7/2023).
Baca Juga
Dia juga menyayangkan mayoritas pelaku tawuran merupakan anak di bawah umur. Meski di bawah umur, perilaku mereka tidak boleh ditolerir sebatas kenakalan remaja.
“Karenanya saya menekankan pentingnya edukasi tidak hanya pada anak-anak, tapi juga guru dan orang tua. Polisi perlu mengambil peran aktif dalam hal ini,” ucapnya.
Dia juga meminta kepolisian tidak memanjakan para pelaku tawuran melainkan harus ditindak tegas dan diberi efek jera.
“Polisi di lapangan harus tegas. Proses semua pelaku yang terlibat. Harus ada efek jera yang membuat para pelaku onar ini tidak akan mengulangi lagi tindakannya,” kata Sahroni.
(jon)