Pengunjung Wanita Jadi Korban Pelecehan saat Antre Makanan Gratis di Puncak HUT Ke-24 Depok
loading...
A
A
A
DEPOK - Pengunjung wanita menjadi korban pelecehan seksual saat antre makanan gratis di puncak peringatan HUT ke-24 Depok . Korban berinisial Y ketika itu antre dengan ratusan warga di salah satu tenda makanan gratis yang disediakan panitia.
Dia menceritakan terdapat dua area yang tersedia makanan gratis. Area pertama di lapangan dan area kedua di depan gedung perpustakaan.
Y memilih area kedua karena cenderung sepi dan lebih nyaman tersedia kursi serta tenda. “Saya juga ada janji ketemuan sama teman-teman. Jadi pilih yang sepi di stage 2 (tempat lebih nyaman disediakan kursi dan tenda),” ujarnya, Rabu (3/5/2023).
Baca juga: Mahasiswi di Tangerang Diduga Jadi Korban Pelecehan Dosen
Dia dan temannya antre di tenda cilok. Awalnya tenda tidak penuh, tapi tiba-tiba warga dari area 1 di lapangan berpindah ke area 2 sehingga menjadi padat berdesakan.
“Saya bingung desak-desakan makin mepet dan terasa di belakang saya terlalu mepet. Saya nggak sadar ada benda padat yang nusuk di area bokong (saya pikir gagang payung yang dibawa ibu-ibu),” katanya.
Ketika tersadar, Y gemetaran dan sempat berpikir tasnya dicopet. Ketika dicek tasnya masih tertutup dan dia mencoba nengok ke belakang tapi tidak bisa karena didesak sampai mepet.
“Akhirnya saya paksa badan saya berbalik lalu langsung keluar barisan, agak kasar dan maksa gerakan saya supaya bisa keluar barisan dan kerumunan sambil lihat wajah pelaku. Sempat saya lihat pakaiannya pakai kaos dan sarung celana,” ungkapnya.
Dia trauma atas peristiwa tersebut. Y sengaja datang ke acara tersebut karena ingin melihat langsung seperti apa suasananya. Namun, dia justru menjadi korban pelecehan seksual.
“Baru ini ngalamin pelecehan jadi trauma, malu, dan takut rasanya. Saya sudah 46 tahun tinggal di Depok baru tahun ini mau lihat langsung acara ultah Depok,” kata Y.
Dia akhirnya memberanikan diri bicara melalui media sosial agar menjadi pembelajaran bagi kaum wanita agar lebih waspada. “Saya DM biar perempuan bisa lebih waspada dengan keramaian karena kita ini jadi sasaran,” ujarnya.
Dia menceritakan terdapat dua area yang tersedia makanan gratis. Area pertama di lapangan dan area kedua di depan gedung perpustakaan.
Y memilih area kedua karena cenderung sepi dan lebih nyaman tersedia kursi serta tenda. “Saya juga ada janji ketemuan sama teman-teman. Jadi pilih yang sepi di stage 2 (tempat lebih nyaman disediakan kursi dan tenda),” ujarnya, Rabu (3/5/2023).
Baca juga: Mahasiswi di Tangerang Diduga Jadi Korban Pelecehan Dosen
Dia dan temannya antre di tenda cilok. Awalnya tenda tidak penuh, tapi tiba-tiba warga dari area 1 di lapangan berpindah ke area 2 sehingga menjadi padat berdesakan.
“Saya bingung desak-desakan makin mepet dan terasa di belakang saya terlalu mepet. Saya nggak sadar ada benda padat yang nusuk di area bokong (saya pikir gagang payung yang dibawa ibu-ibu),” katanya.
Ketika tersadar, Y gemetaran dan sempat berpikir tasnya dicopet. Ketika dicek tasnya masih tertutup dan dia mencoba nengok ke belakang tapi tidak bisa karena didesak sampai mepet.
“Akhirnya saya paksa badan saya berbalik lalu langsung keluar barisan, agak kasar dan maksa gerakan saya supaya bisa keluar barisan dan kerumunan sambil lihat wajah pelaku. Sempat saya lihat pakaiannya pakai kaos dan sarung celana,” ungkapnya.
Dia trauma atas peristiwa tersebut. Y sengaja datang ke acara tersebut karena ingin melihat langsung seperti apa suasananya. Namun, dia justru menjadi korban pelecehan seksual.
“Baru ini ngalamin pelecehan jadi trauma, malu, dan takut rasanya. Saya sudah 46 tahun tinggal di Depok baru tahun ini mau lihat langsung acara ultah Depok,” kata Y.
Dia akhirnya memberanikan diri bicara melalui media sosial agar menjadi pembelajaran bagi kaum wanita agar lebih waspada. “Saya DM biar perempuan bisa lebih waspada dengan keramaian karena kita ini jadi sasaran,” ujarnya.
(jon)