Cegah Tawuran saat Ramadan, Anggota DPRD DKI Kenneth: Sediakan Wadah Kreativitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aksi tawuran remaja di Jakarta marak saat bulan Ramadan. Perangkat daerah di tingkat lurah dan camat diminta menyediakan wadah kreativitas untuk mencegah anak muda tawuran.
Perang sarung salah satu yang tengah marak terjadi belakangan ini. Sarung tak hanya dililit sehingga menyerupai cambuk, tapi ada batu atau gir besi yang dipasang di bagian ujungnya. Sehingga, tak jarang melukai siapa pun yang terkena benda itu.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, menilai maraknya remaja tawuran saat Ramadan karena didukung situasi lingkungan serta kurangnya perhatian dari pejabat setempat.
"Seharusnya para lurah dan camat peka dan sensitif terkait fenomena ini. Buatlah suatu program yang bisa mengayomi anak-anak muda, antara lain kegiatan mengisi waktu dengan melakukan pengajian, silahturahmi, dan penyuluhan di setiap lingkungan," ujar Kenneth dalam keterangannya, Jumat (31/3/2023).
Menurut Kenneth, perangkat daerah harus memberikan ruang yang positif agar anak-anak muda bisa menggali potensi positif dalam dirinya, dan bisa mengimplementasikannya kepada masyarakat luas agar bisa bermanfaat bagi orang banyak. "Jangan lupa juga selipkan tentang bahayanya narkoba," kata Kenneth.
Menurut pria yang karib disapa Bang Kent, dalam menangani masalah tawuran remaja bukan hanya tugas polisi, akan tetapi perangkat daerah setempat tetap mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam melakukan pembinaan kepada remaja.
"Perangkat daerah yang harus berperan aktif untuk menanggulangi permasalahan ini. Buat program yang inovatif, libatkan juga RT/RW dan Karang Taruna dalam membuat suatu program yang bisa menjadi suatu wadah untuk memperkuat silahturahmi antarwilayah RT ataupun RW supaya bisa membuat suatu pemahaman yang kuat secara rasional maupun religius terkait bahaya dan risiko tawuran itu sendiri," beber Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.
Selain itu, kata Kent, perangkat daerah harus bisa berperan aktif bagi remaja-remaja ini agar bisa lebih memahami, karakter bangsa yang sesungguhnya dibandingkan harus tawuran menggunakan sarung, lebih-lebih menggunakan senjata tajam.
Perang sarung salah satu yang tengah marak terjadi belakangan ini. Sarung tak hanya dililit sehingga menyerupai cambuk, tapi ada batu atau gir besi yang dipasang di bagian ujungnya. Sehingga, tak jarang melukai siapa pun yang terkena benda itu.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, menilai maraknya remaja tawuran saat Ramadan karena didukung situasi lingkungan serta kurangnya perhatian dari pejabat setempat.
"Seharusnya para lurah dan camat peka dan sensitif terkait fenomena ini. Buatlah suatu program yang bisa mengayomi anak-anak muda, antara lain kegiatan mengisi waktu dengan melakukan pengajian, silahturahmi, dan penyuluhan di setiap lingkungan," ujar Kenneth dalam keterangannya, Jumat (31/3/2023).
Menurut Kenneth, perangkat daerah harus memberikan ruang yang positif agar anak-anak muda bisa menggali potensi positif dalam dirinya, dan bisa mengimplementasikannya kepada masyarakat luas agar bisa bermanfaat bagi orang banyak. "Jangan lupa juga selipkan tentang bahayanya narkoba," kata Kenneth.
Menurut pria yang karib disapa Bang Kent, dalam menangani masalah tawuran remaja bukan hanya tugas polisi, akan tetapi perangkat daerah setempat tetap mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam melakukan pembinaan kepada remaja.
"Perangkat daerah yang harus berperan aktif untuk menanggulangi permasalahan ini. Buat program yang inovatif, libatkan juga RT/RW dan Karang Taruna dalam membuat suatu program yang bisa menjadi suatu wadah untuk memperkuat silahturahmi antarwilayah RT ataupun RW supaya bisa membuat suatu pemahaman yang kuat secara rasional maupun religius terkait bahaya dan risiko tawuran itu sendiri," beber Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.
Selain itu, kata Kent, perangkat daerah harus bisa berperan aktif bagi remaja-remaja ini agar bisa lebih memahami, karakter bangsa yang sesungguhnya dibandingkan harus tawuran menggunakan sarung, lebih-lebih menggunakan senjata tajam.