Polisi RW Besok Kumpulkan Tokoh Masyarakat Gang Besan: Insya Allah Ada Solusi buat Warga
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Polisi RW bernama Iptu Rahmad Gunawan, akhirnya muncul di lingkungan warga Gang Besan, Kampung Cicentang, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) , Kamis (23/2/2023). Setelah mendengar keluhan warga di sana, ia berjanji menjembatani mencari jalan keluar penutupan jalan Gang Besan tersebut.
Untuk mencari solusi agar persoalan penutupan jalan akses warga di Gang Besan tidak berlarut-larut, Gunawan akan mengumpulkan pengurus RT dan RW, serta tokoh masyarakat setempat.
"Besok saya kumpulin dulu RT, RW, sama tokoh di sini. Insya Allah ada solusi buat warga," janji Iptui Gunawan kepada Yani (54) dan Kisman (65), pasutri yang membuka usaha warung makan di Gang Besan.
Polisi RW merupakan personel Polri yang bertugas di tengah masyarakat di luar anggota Bhabinkamtibmas yang sudah ada di masing-masing kelurahan.
Polisi RW merupakan program inovasi Polri untuk meningkatkan pelayanan serta untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. Implementasi dari program ini adalah menempatkan satu polisi untuk satu RW.
Polisi RW bertugas melayani aduan masyarakat di tingkat RW. Jika masyarakat memiliki keluhan ataupun aduan terkait kejahatan dan tindak kriminalitas masyarakat, dapat langsung melapor kepada polisi RW.
Yani dan Kisman awalnya tak menyangka pria berseragam dinas polisi yang menyantap soto di warung mereka adalah Polisi RW. Iptu Rahmad Gunawan lalu memperkenalkan diri bahwa baru mendapat penugasan sebagai Polisi RW di Gang Besan.
Setelah berkenalan, baru mulai ada perbincangan ringan dengan Yani dan Kisman. Ketiganya terlihat serius saat membahas awal mula penutupan Gang Besan.
Pasutri ini lalu bercerita sudah berjualan sejak tahun 2003 di depan Jalan Gang Besan yang kini aksesnya ditutup tembok beton.
Kepada Gunawan, keduanya bercerita tentang dampak penutupan Jalan Gang Besan. Menurut mereka, penutupan itu berdampak pada aktivitas warga sekitar yang harus berputar jauh sekitar 2 kilometer menuju Jalan Raya Rawa Buntu.
"Dulu mah enak-enak aja Pak sebelum ditutup, dagangnya deket di sini. Kalau saya tinggal di belakang situ dekat tower Gang Besan, sekarang ditutup, ya sudah kita harus mutar jauh lewat stasiun," keluh Yani.
Lokasi lapak soto milik Yani dan Kisman berada persis di jalan depan proyek yang menutup akses masuk Gang Besan. Kepada Gunawan, keduanya berharap bantuan agar tembok beton itu dibuka kembali sebagai akses lalu-lalang warga.
"Kita tinggal di sini sejak tahun 1995, aktivitas ya lewat Gang Besan setiap hari. Memang karena kita pendatang, kita kurang tahu asal-usul Gang Besan itu bagaimana. Tapi menurut orang-orang sini, memang ini (Gang Besan) dari dulunya sudah jalanan, enggak diperjualbelikan," katanya.
Diketahui, penutupan Gang Besan terus menuai polemik mengingat jalan tersebut merupakan akses utama ratusan warga yang bermukim di sana. Saat ini Gang Besan sudah tak bisa dilalui oleh warga karena sudah tertutup tembok beton.
Pada Jumat, 3 Februari 2023, pengusaha bernama David Puteranegoro mengutus anak buahnya untuk menembok jalan tersebut setinggi 2 meter. Mediasi sempat dilakukan beberapa kali, namun hingga kini kunjung mencapai titik temu.
Untuk mencari solusi agar persoalan penutupan jalan akses warga di Gang Besan tidak berlarut-larut, Gunawan akan mengumpulkan pengurus RT dan RW, serta tokoh masyarakat setempat.
"Besok saya kumpulin dulu RT, RW, sama tokoh di sini. Insya Allah ada solusi buat warga," janji Iptui Gunawan kepada Yani (54) dan Kisman (65), pasutri yang membuka usaha warung makan di Gang Besan.
Polisi RW merupakan personel Polri yang bertugas di tengah masyarakat di luar anggota Bhabinkamtibmas yang sudah ada di masing-masing kelurahan.
Polisi RW merupakan program inovasi Polri untuk meningkatkan pelayanan serta untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. Implementasi dari program ini adalah menempatkan satu polisi untuk satu RW.
Polisi RW bertugas melayani aduan masyarakat di tingkat RW. Jika masyarakat memiliki keluhan ataupun aduan terkait kejahatan dan tindak kriminalitas masyarakat, dapat langsung melapor kepada polisi RW.
Yani dan Kisman awalnya tak menyangka pria berseragam dinas polisi yang menyantap soto di warung mereka adalah Polisi RW. Iptu Rahmad Gunawan lalu memperkenalkan diri bahwa baru mendapat penugasan sebagai Polisi RW di Gang Besan.
Setelah berkenalan, baru mulai ada perbincangan ringan dengan Yani dan Kisman. Ketiganya terlihat serius saat membahas awal mula penutupan Gang Besan.
Pasutri ini lalu bercerita sudah berjualan sejak tahun 2003 di depan Jalan Gang Besan yang kini aksesnya ditutup tembok beton.
Kepada Gunawan, keduanya bercerita tentang dampak penutupan Jalan Gang Besan. Menurut mereka, penutupan itu berdampak pada aktivitas warga sekitar yang harus berputar jauh sekitar 2 kilometer menuju Jalan Raya Rawa Buntu.
"Dulu mah enak-enak aja Pak sebelum ditutup, dagangnya deket di sini. Kalau saya tinggal di belakang situ dekat tower Gang Besan, sekarang ditutup, ya sudah kita harus mutar jauh lewat stasiun," keluh Yani.
Lokasi lapak soto milik Yani dan Kisman berada persis di jalan depan proyek yang menutup akses masuk Gang Besan. Kepada Gunawan, keduanya berharap bantuan agar tembok beton itu dibuka kembali sebagai akses lalu-lalang warga.
"Kita tinggal di sini sejak tahun 1995, aktivitas ya lewat Gang Besan setiap hari. Memang karena kita pendatang, kita kurang tahu asal-usul Gang Besan itu bagaimana. Tapi menurut orang-orang sini, memang ini (Gang Besan) dari dulunya sudah jalanan, enggak diperjualbelikan," katanya.
Diketahui, penutupan Gang Besan terus menuai polemik mengingat jalan tersebut merupakan akses utama ratusan warga yang bermukim di sana. Saat ini Gang Besan sudah tak bisa dilalui oleh warga karena sudah tertutup tembok beton.
Pada Jumat, 3 Februari 2023, pengusaha bernama David Puteranegoro mengutus anak buahnya untuk menembok jalan tersebut setinggi 2 meter. Mediasi sempat dilakukan beberapa kali, namun hingga kini kunjung mencapai titik temu.
(thm)