Rest Area Cibubur Resmi Operasikan Teknologi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia

Kamis, 02 Februari 2023 - 00:53 WIB
loading...
Rest Area Cibubur Resmi Operasikan Teknologi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia
Fasilitas pengolahan limbah organik dengan teknologi Bio-Conversion resmi dioperasikan di Rest Area Cibubur, Rabu (1/2/2023). Foto: SINDONEWS/Dok
A A A
JAKARTA - Fasilitas pengolahan limbah organik dengan teknologi Bio-Conversion yang memanfaatkan Lalat Tentara Hitam/Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia illucens resmi dioperasikan di Rest Area Cibubur, Rabu (1/2/2023). Rest area yang terletak di Tol Jagorawi KM 10 ini merupakan rest area pertama di Indonesia yang menerapkan fasilitas tersebut.

Fasilitas pengolahan limbah organik dengan teknologi Bio-Conversion yang memanfaatkan Lalat Tentara Hitam (BSF) ini dirancang menampung sekaligus mengatasi limbah organik di Rest Area Cibubur agar dapat bersih dalam sehari.

Peresmian fasilitas pengolahan limbah organik di Rest Area Cibubur yang dikelola PT Bimaruna Marga Jaya yang juga bagian usaha dari Korindo Group ini dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yayasan Korindo, dan Yayasan Forest For Life Indonesia (FFLI).

Peresmian ini juga menjadi momentum penting memperkenalkan pendekatan teknologi Bio-Conversion BSF yang diharapkan dapat diadopsi guna mengatasi masalah pengelolaan sampah di rest area atau pun tempat-tempat lainnya.

“Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab para pengelola rest area jalan tol, sudah sepantasnya memiliki fasiltas seperti ini. Jangan lagi memindahkan masalah sampah organik ke tempat lain. Jika dapat diselesaikan di tempat mengapa harus dibawa-bawa sampai ke hilir,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekjen Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah yang hadir bersama Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti, MT dan Counsellor Kedutaan Besar Korea Selatan Lee Joonsan.



Dia menjelaskan, metode Bio-Conversion Organic dengan menggunakan Lalat Tentara Hitam relatif aman bagi lingkungan. Dari sekitar 800 jenis yang ada di muka bumi, Lalat Tentara Hitam merupakan jenis yang paling berbeda, karena tidak bersifat patogen atau membawa agen penyakit.

Pada metode ini, larva Lalat Tentara Hitam akan mengurai sampah organik yang dihasilkan aktivitas manusia. Setelah optimal mengurai sampah organik, larva-larva tersebut bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, seperti ayam atau ikan karena kaya akan asam amino dan protein. Proses inilah yang pada akhirnya membentuk ekonomi sirkuler, di mana prospek ekonomi baru terjadi.

"Dari sisi quality of life juga akan bisa mengurangi banyak pencemaran. Kedua juga memberi lapangan kerja baru bukan hanya sebagai pengelola tapi bagi produk ikutan baru yang juga butuh tenaga pemasarannya," ucap Zainal Fatah.

Pihaknya menyampaikan penghargaan kepada Korindo Group dan Forest fo Life Indonesia yang telah mempelopori pembangunan fasilitas ini, dan berharap nantinya semakin banyak pihak yang mengikuti membangun fasilitas-fasilitas inovatif di rest area maupun tempat-tempat umum lainnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3635 seconds (0.1#10.140)