Rest Area Cibubur Resmi Operasikan Teknologi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia

Kamis, 02 Februari 2023 - 00:53 WIB
loading...
A A A
Fasilitas pengolahan limbah organik dengan teknologi Bio-Conversion yang dibangun berkat kerja sama Yayasan Korindo dengan Yayasan FFLI ini berkapasitas sampai dengan satu ton sampah organik setiap hari.

Rest Area Cibubur dipilih sebagai lokasi pembangunan fasilitas Bio-Conversion BSF karena merupakan salah satu sumber limbah organik yang perlu diselesaikan permasalahannya langsung di tempat. Cara yang sama juga dapat diterapkan di lokasi sumber-sumber limbah organik lainnya, seperti pasar tradisional, kawasan industri, perkantoran, dan perumahan.

“Selain bermanfaat bagi lingkungan, fasilitas ini diharapkan bisa menciptakan peluang ekonomi baru karena Yayasan Korindo akan mengembalikan keuntungan yang muncul dari proyek ini untuk program-program pengembangan masyarakat dan lingkungan,” ungkap Ketua Yayasan Korindo Robert Seung.

Robert berharap, Bio-Conversion BSF di Rest Area Cibubur mampu mendulang sukses sebagaimana Bio-Conversion BSF dengan kapasitas empat ton per hari di Lombok yang telah dibangun melalui dukungan dana dari Yayasan Korindo pada 2017 lalu.

Pada proyek ini FFLI menjalin Kerjasama dengan Pemda Provinsi NTB memantau pengoperasiannya sampai saat ini. Maka tak heran jika proyek ini dijadikan salah satu prototype penanganan sampah di Lombok.

“Fasilitas-fasilitas ini tentunya tidak bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya kolaborasi dari FFLI serta dukungan dari pemerintah setempat. Oleh karena itu, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat,” ucap Robert.

Lebih lanjut, Robert mengatakan, melalui Yayasan Korindo, perusahaan-perusahaan yang berada dibawah naungan Korindo Group sejatinya telah berkontribusi dalam mendukung upaya-upaya mengembalikan keseimbangan alam di Indonesia.

Sementara itu, Ketua Yayasan FFLI DR Hadi Pasaribu, menjelaskan, fasilitas Bio-Conversion ini juga berperan dalam memberi solusi melalui penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat, menyelesaikan masalah sampah di hulu, menyediakan sumber protein, lemak dan chitin, mengembalikan kesuburan tanah, serta berperan dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

“Semakin banyak fasilitas Bio-Conversion yang dibangun, maka semakin besar manfaat yang dihasilkan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup kita,” jelasnya.

Senada dengan Ketua Yayasan FFLI, tokoh penggiat BSF di Indonesia, Prof Agus Pakpahan juga mendorong agar fasilitas-fasilitas seperti ini dapat dibangun di banyak tempat, sehingga sampah tidak perlu diangkut ke TPA.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2146 seconds (0.1#10.140)