Cerita Pilu Balita Depok Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut Misterius
Minggu, 23 Oktober 2022 - 13:00 WIB
DEPOK - Seorang balita meninggal dunia akibat menderita gagal ginjal akut. Balita malang Bernama Azqiara Anindita Nuha (3) tercatat sebagai warga Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok.
Gejala yang dialami Qia, sapaan akrabnya adalah demam tinggi hingga muntah berkali-kali. Saat demam tinggi, orang tuanya memberikan obat penurun panas cair dan sempat turun pada Kamis (6/10) dan diberikan obat penurun panas cair oleh orang tuanya.
“Awalnya anak saya panas dan pilek. Panas dan pilek biasa doang, belum ke dokter dan kasih obat yang ada di rumah dulu. Panasnya saya kasih paracetamol biasa (sirup), terus pileknya saya kasih obat pilek (sirup),” kata Soliha, ibu korban, Minggu (23/10/2022).
Demam Qia kembali tinggi pada Sabtu (8/10) dini hari. Saat itu disertai muntah dan diare sehingga langsung dibawa ke klinik. Qia diberi obat dan mengalami perbaikan. Hanya saja, Qia masih muntah berkali-kali hingga akhirnya dirujuk ke RS Bunda Aliyah Depok.
”Dokter menyarankan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Kemudian dicek segala macam dan keluar hasil lab anak saya yang menyatakan bahwa benar anak saya mengidap gagal ginjal akut yang kalau nggak salah sudah stadium 3,” ceritanya.
Qia kemudian dirawat di Ruang PICU. Di malam pertama, kondisi Qia mengalami perburukan dalam waktu cepat. Soliha menuturkan sangat bingung dengan kondisi yang dialami anaknya. Melihat kondisi terus memburuk, Qia dirujuk ke RS Cipto Mangunkusomo (RSCM) Jakarta.
“Prosesnya cukup cepat dari stadium 3 langsung ke stadium 6 sehari setelah PICU. Makanya dokternya bilang anak saya harus cepat dirujuk ke rumah sakit tipe A yang ada Hemodeolisa (HD) anaknya, karena disini tidak lengkap,” ungkapnya.
Kemudian Qia diawat di RSCM pada Selasa (11/10). Baru sehari dirawat, Qia kemballi mengalami perburukan bahkan sampai hilang ingatan. Pada Kamis (13/10) dokter memutuskan untuk memasang alat cuci darah bahkan harus dibantu alat picu jantung.
Gejala yang dialami Qia, sapaan akrabnya adalah demam tinggi hingga muntah berkali-kali. Saat demam tinggi, orang tuanya memberikan obat penurun panas cair dan sempat turun pada Kamis (6/10) dan diberikan obat penurun panas cair oleh orang tuanya.
“Awalnya anak saya panas dan pilek. Panas dan pilek biasa doang, belum ke dokter dan kasih obat yang ada di rumah dulu. Panasnya saya kasih paracetamol biasa (sirup), terus pileknya saya kasih obat pilek (sirup),” kata Soliha, ibu korban, Minggu (23/10/2022).
Demam Qia kembali tinggi pada Sabtu (8/10) dini hari. Saat itu disertai muntah dan diare sehingga langsung dibawa ke klinik. Qia diberi obat dan mengalami perbaikan. Hanya saja, Qia masih muntah berkali-kali hingga akhirnya dirujuk ke RS Bunda Aliyah Depok.
”Dokter menyarankan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Kemudian dicek segala macam dan keluar hasil lab anak saya yang menyatakan bahwa benar anak saya mengidap gagal ginjal akut yang kalau nggak salah sudah stadium 3,” ceritanya.
Qia kemudian dirawat di Ruang PICU. Di malam pertama, kondisi Qia mengalami perburukan dalam waktu cepat. Soliha menuturkan sangat bingung dengan kondisi yang dialami anaknya. Melihat kondisi terus memburuk, Qia dirujuk ke RS Cipto Mangunkusomo (RSCM) Jakarta.
“Prosesnya cukup cepat dari stadium 3 langsung ke stadium 6 sehari setelah PICU. Makanya dokternya bilang anak saya harus cepat dirujuk ke rumah sakit tipe A yang ada Hemodeolisa (HD) anaknya, karena disini tidak lengkap,” ungkapnya.
Kemudian Qia diawat di RSCM pada Selasa (11/10). Baru sehari dirawat, Qia kemballi mengalami perburukan bahkan sampai hilang ingatan. Pada Kamis (13/10) dokter memutuskan untuk memasang alat cuci darah bahkan harus dibantu alat picu jantung.
tulis komentar anda