Puluhan Warga Binaan Terinfeksi Covid-19, Lapas Tangerang Lockdown
Selasa, 03 Agustus 2021 - 21:10 WIB
TANGERANG - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Tangerang meniadakan aktivitas kunjungan untuk sementara waktu. Adanya aturan ini rupanya sudah berlaku sejak satu bulan lalu, hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
Kasie Pembinaan Lapas Klas IIA Tangerang Herti Hartati menjelaskan, ada sekitar 65 warga binaan di lapas yang terkonfirmasi positif Covid-19 . Saat ini, 55 warga binaan sudah dinyatakan sembuh, namun aktivitas kunjungan belum dibuka.
"Sudah satu bulan kita lockdown, karena ada beberapa warga binaan yang terpapar. Untuk saat ini sisa 10, semoga tidak bertambah ya. Sebelumnya sampai mencapai 65 orang," jelas Herti kepada wartawan di Tangerang, Selasa (3/8/2021).
Herti melanjutkan, sejak pertama kali ditemukan kasus Covid-19 di lapas, pihaknya langsung membatasi aktivitas keluar masuk sipir serta kunjungan keluarga. Selain menjaga warga binaan dari penularan virus, hal ini juga dilakukan agar masyarakat luar juga tidak tertular.
"Selama sebulan lockdown ini tidak ada kunjungan. Karena memang membatasi hilir mudik orang luar dan bawaannya, jadi yang boleh dititipkan hanya vitamin, obat-obatan yang dikhususkan menambah daya tahan tubuh," papar Herti.
Sementara itu, diketahui puluhan warga binaan yang sempat terinfeksi Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan menjalani perawatan di dalam Lapas didampingi tenaga medis.
"Jangan sampai ada yang meninggal. Mungkin tingkat virusnya tidak tinggi dan tidak ada penyakit penyertanya," tutup Herti.
Kasie Pembinaan Lapas Klas IIA Tangerang Herti Hartati menjelaskan, ada sekitar 65 warga binaan di lapas yang terkonfirmasi positif Covid-19 . Saat ini, 55 warga binaan sudah dinyatakan sembuh, namun aktivitas kunjungan belum dibuka.
"Sudah satu bulan kita lockdown, karena ada beberapa warga binaan yang terpapar. Untuk saat ini sisa 10, semoga tidak bertambah ya. Sebelumnya sampai mencapai 65 orang," jelas Herti kepada wartawan di Tangerang, Selasa (3/8/2021).
Herti melanjutkan, sejak pertama kali ditemukan kasus Covid-19 di lapas, pihaknya langsung membatasi aktivitas keluar masuk sipir serta kunjungan keluarga. Selain menjaga warga binaan dari penularan virus, hal ini juga dilakukan agar masyarakat luar juga tidak tertular.
"Selama sebulan lockdown ini tidak ada kunjungan. Karena memang membatasi hilir mudik orang luar dan bawaannya, jadi yang boleh dititipkan hanya vitamin, obat-obatan yang dikhususkan menambah daya tahan tubuh," papar Herti.
Sementara itu, diketahui puluhan warga binaan yang sempat terinfeksi Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan menjalani perawatan di dalam Lapas didampingi tenaga medis.
"Jangan sampai ada yang meninggal. Mungkin tingkat virusnya tidak tinggi dan tidak ada penyakit penyertanya," tutup Herti.
Baca Juga
(mhd)
tulis komentar anda