Kisah Lumbung Padi dan Cornelis dari Depok
Minggu, 11 Juli 2021 - 06:15 WIB
TIDAK banyak yang tahu siapa Cornelis Chastelein, lelaki asal Hindia Belanda yang ikut andil menorehkan kisahnya dalam sejarah berdirinya Kota Depok .
Cornelis seorang yang menjadi sponsor penanaman kopi dan gula tebu di Indonesia. Sebagai orang kaya raya di era-nya, Cornelis melebaran bisnisnya hingga membeli 1244 ha tanah di Depok pada 1696. Baca Juga: Menjaga Tradisi Betawi di Bekasi
Meskipun jauh sebelum kedatangan Cornelis, Depok sudah berpenduduk, namun saat itu hubungan sosial masyarakat Depok belum terlihat. Antara rumah satu, dengan rumah lainnya bisa berjarak hingga 5 kilo meter jauhnya.
Tanah yang dibeli Cornelis, meliputi hingga Kelurahan Depok, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Depok Jaya, Desa Mampang sebelah selatan jalan, Desa Rangkapan Jaya, dan Desa Rangkapan Jaya Baru.
Tak lama setelah kedatangan Cornelis yang membawa 150 orang budaknya, masyarakat Depok mulai mempunyai hubungan sosial tinggi. Keadaan ini juga didukung dengan bertambahnya kelompok penduduk, yaitu penduduk Cornelis Chastelein yang terdiri dari para pengikutnya. Cornelis membeli budak-budak untuk dipekerjakan di lahan pertaniannya dari raja Bali, dan para budaknya berasal dari Bali, Sulawesi, dan Timor.
Lumbung padi di Kota Depok. Foto: SINDOnews/Hermanto
Dari dulu, penduduk asli kampung Depok bekerja sebagai petani dengan menanam padi. Terutama di daerah Sawangan Depok, di lokasi itu terkenal dengan lahan sawah yang sangat luas dan hasil tanaman padi melimpah.
Cornelis tidak sempat membeli tanah yang berada di lokasi Sawangan. Saat itu, selain padi, daerah Sawangan juga dipenuhi hutan karet yang membentang luas. Baca Juga: Cerita Betawi, Penyakit Zaman dulu dan Pengobatannya Secara Tradisional
Cornelis seorang yang menjadi sponsor penanaman kopi dan gula tebu di Indonesia. Sebagai orang kaya raya di era-nya, Cornelis melebaran bisnisnya hingga membeli 1244 ha tanah di Depok pada 1696. Baca Juga: Menjaga Tradisi Betawi di Bekasi
Meskipun jauh sebelum kedatangan Cornelis, Depok sudah berpenduduk, namun saat itu hubungan sosial masyarakat Depok belum terlihat. Antara rumah satu, dengan rumah lainnya bisa berjarak hingga 5 kilo meter jauhnya.
Tanah yang dibeli Cornelis, meliputi hingga Kelurahan Depok, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Depok Jaya, Desa Mampang sebelah selatan jalan, Desa Rangkapan Jaya, dan Desa Rangkapan Jaya Baru.
Tak lama setelah kedatangan Cornelis yang membawa 150 orang budaknya, masyarakat Depok mulai mempunyai hubungan sosial tinggi. Keadaan ini juga didukung dengan bertambahnya kelompok penduduk, yaitu penduduk Cornelis Chastelein yang terdiri dari para pengikutnya. Cornelis membeli budak-budak untuk dipekerjakan di lahan pertaniannya dari raja Bali, dan para budaknya berasal dari Bali, Sulawesi, dan Timor.
Lumbung padi di Kota Depok. Foto: SINDOnews/Hermanto
Dari dulu, penduduk asli kampung Depok bekerja sebagai petani dengan menanam padi. Terutama di daerah Sawangan Depok, di lokasi itu terkenal dengan lahan sawah yang sangat luas dan hasil tanaman padi melimpah.
Cornelis tidak sempat membeli tanah yang berada di lokasi Sawangan. Saat itu, selain padi, daerah Sawangan juga dipenuhi hutan karet yang membentang luas. Baca Juga: Cerita Betawi, Penyakit Zaman dulu dan Pengobatannya Secara Tradisional
tulis komentar anda