Cerita Betawi, Penyakit Zaman dulu dan Pengobatannya Secara Tradisional
A
A
A
BERKAT kecanggihan dan kemajuan teknologi kedokteran, di zaman now ini hampir semua penyakit bisa ditangani secara medis. Bahkan tak sedikit orang berduit rela merogoh koceknya untuk berobat ke luar negeri.
Zaman now, benjol sebesar bakpau di jidat bisa membuat orang dirawat intensif di rumah sakit. Padahal di zaman old, kepala benjol cukup diusap dengan rambut panjang wanita.
Zaman old, jika anak benjol akibat benturan cukup rambut panjang ibu digunakan sebagai obat yang mujarab. Kepala yang benjol hanya ditiup dan diolesi dengan rambut ibu. Berangsur-angsur benjolan di kepala akan kempes dengan sendirinya.
Untuk lebih mengenal pengobatan zaman old, mungkin bisa kembali diingat memori beberapa penyakit yang disembuhkan dengan cara-cara tradisional.
Dikutip dari Blog Mandor Buang, zaman old, orang Betawi yang sakit lebih mengenal sebutan kagak enak awak. Ada juga yang menyebutnya gering untuk istilah penyakit yang diderita tidak terlalu parah. Kalau yang sudah parah orang Betawi bilang sakitnya sudah kedalon (terlalu lama).
Apabila orang yang sakit dianggap pernah berdosa dan sakit parah sehingga tidak ada kemungkinan sembuh disebut siksaan bale.
Dalam masyarakat Betawi banyak dikenal nama nama penyakit, baik sakit yang disebabkan karena sesuatu yang dianggap ilmiah maupun karena hal-hal yang gaib.
1. Sakit Dampa
Sakit dampa atau kena dampa diyakini penyebabnya adalah karena melangkahi bekas tempat orang berzinah. Dimana orang yang melakukan perzinahan ditempat tersebut sudah meninggal dunia.
Gejala penyakit ini adalah, badan meriang panas, lalu muncul melenting merah di permukaan kulit tempatnya. Melenting ini bisa dibagian kulit mana saja, mirip cacar air. Orang yang kena dampa sering mengeluh panas, perih, dan gatal.
Untuk pengobatan penyakit dampa ini dengan dijampe oleh 'orang pinter' lalu disembur atau diborehin daun sirih atau daun pete perawan (istilah ini untuk merujuk pohon pete besar yang belum berbuah).
Cara pengobatan lainnya bisa juga dengan diborehin lumpur comberan atau sarang tawon kemanting yang dibejek dengan minyak kelapa bikinan.
Orang yang bisa melakukan pengobatan ini juga tidak sembarangan. Mereka yang bisa mengobati adalah duda yang menikah dengan perawan atau janda yang menikah dengan perjaka. Menurut istilah dokter sakit ini adalah cacar ular atau herpes yang disebabkan oleh virus varisela zoster.
2. Sakit Brahma
Sakit Brahma hampir sama dengan dampa. Bedanty, kulit yang terkena penyakit brahma berwana merah dan berasa panas. Obat untuk penyakit ini dengan dijampe oleh dukun. Lalu di atas lukanya diborehin daun brahma yang berwarna merah dicampur dengan jamur pandan merah ditambah minyak kelapa bikinan.
3. Ampeg atau Bengek
Ampeg atau bengek menyerang paru paru, biasanya orang yang sakit bengek jika bernafas suaranya seperti suara kucing. Orang berpenyakit bengek sangat benci cuaca dingin karena bisa menyebabkan sakitnya kambuh.
Obat untuk penyakit ini, si penderita diberikan rokok yang dibuat dari lintingan daun kecubung kering. Jika si penderita masih anak anak, obatnya mandi bareng dengan bapaknya, lalu si anak menyedot guyuran air yang membasahi celana bapaknya untuk diminum.
4. Giduan
Sakit gidu menyerang kulit, kulit yang terkena gidu akan bentol bentol dan merah warnanya, mirip seperti orang terkenal ulat bulu. Bila terkena penyakit ini rasanya sangat gatal sekali.
Jika dibiarkan, bentol akan melebar ke seluruh badan. Orang yang kena giduan diobati dengan cara ditabun atau diasapi di atas bangku kayu. Penderita disuruh duduk di bangku kemudian di bawah bangku dibakar tiker pandan bekas.
Tikar pandan bekas yang dibakar itu ditaburi kayu tilayu sehingga akan menghasilkan asap tebal. Nah, asap hasil pembakaran tikar pandan bekas dan kayu tilayu ini yang diyakini bisa menghilangkan penyakit gidu.
5. Kaget
Orang kaget gejalanya panas tinggi, ngomongnya ngaco, tidurnya suka mengigau. Menurut orang “pinter” zaman dulu, orang kaget biasanya ketempelan setan gombolan. Untuk pengobatan penyakit ini, harus dijampi-jampi oleh dukun atau orang “pinter”.
Ketika orang kaget dipencet tangan atau betisnya biasanya setan yang nemplok diminta mengaku siapa dia dan apa tujuannya nempelin orang. Si setan lantas ngajuin permintaan berupa rokok lisong dan kopi pahit. Adakalanya setan yang merasuki orang itu protes karena ternyata tempat tinggalnya digusur atau dijamah manusia.
6. Kecengklak
Kecengklak banyak dialami anak kecil atau anak bayi yang usianya belum satu tahun. Anak yang kecengklak biasanya badannya panas, cengeng, dan kurang doyan makan. Untuk pengobatannya hanya bisa dilakukan dukun urut bayi. Kecengklak yang telat ditangani bisa membikin anak jadi kancekan.
7. Salah Bantal
Penyakit satu ini ternyata masih suka diderita oleh generasi zaman now. Salah satu ciri penyakit yang disebut salah bantal ini, yakni leher terasa kaku, leher akan terasa sakit jika kita akan menoleh atau nengok, kepala rada tengleng (miring). Orang yang terkena penyakit ini kalau dipanggil orang, badannya ikut muter karena leher tidak bisa dipakai buat nengok.
Menurut orang tua dulu, kalau kita salah pake bantal, paginya kita akan kena sakit leher salah bantal. Obatnya diurut pakai ludah basi atau disuruh manggul bale bambu. Sedangkan bantal yang habis dipakai orang itu harus dijemur di bawah terik matahari.
8. Bowesan
Penyakit bowesan dipercaya karena penderitanya jarang mandi pagi. Orang yang bowesan di pinggir atau pojokan bibirnya pada korengan rasanya perih dan susah makan.
Selain karena jarang mandi pagi, bowesan bisa juga muncul karena orang makan biji moneng atau biji jambu mede yang dibelah tapi tidak digosok dulu ke rambut sebelum dimakan.
Untuk mengobati penyakit ini cukup dibaluri dengan daun saga yang sudah dibejek-bejek pakai tangan. Jika tidak sembuh juga, baru penderitanya akan dikasih obat biru dari mantri di puskesmas.
9. Cacingan
Penyakit ini biasanya diderita anak-anak. Penyakit ini berkembang biak karena pola hidup bersih yang tidak terjaga. Dulu, orang tua sering mengingatkan anak yang kukunya panjang dan ada kotoran hitam di sela kukunya akan cacingan.
Anak yang menderita cacingan biasanya perutnya akan membuncit. Untuk pengobatan penyakit ini biasanya si anak akan dicekok jamu temu lawak. Bisa juga si anak akan diberi makan pete cina dengan porsi yang banyak.
Biasanya setelah diobati, cacing yang ada dalam tubuh si anak akan keluar bersama dengan saat si anak buang air besar.
10. Kejengkolan
Menderita penyakit ini memang terasa menyiksa. Terasa ingin buang air kecil, tetapi tidak bisa mengeluarkannya. Biasanya hal ini terjadi apabila si penderita kebanyakan makan jengkol.
Penyuka jengkol akan beresiko kejengkolan jika yang dimakan jengkol BW. Jengkol BW ini yaitu jengkol tua yang ditanam di dalam pasir sampai tumbuh tunas dan warnanya berubah menjadi hijau.
Biasanya untuk pengobatan, penderita kejengkolan diberi minum air kelapa ijo.
11. Borok
Penyakit ini biasanya menyerang permukaan kulit yang terluka atau lecet. Bisa dibilang, borok adalah koreng yang membesar dan merah warnanya. Borok yang dibiarkan biasanya akan bernanah dan mengundang lalat datang.
Untuk mengobati borok, cukup ditempel dengan daun paku konde atau daun minyakan yang sudah digarang sampe menghitam didatas api. Sebelum ditempel ke borok, daun yang sudah digarang diolesi dahulu dengan minyak kelapa bikinan.
Namun jika boroknya masih kecil dan dan gatal, pengobatannya cukup ditempel dengan daun arengan muda.
Di zaman dulu, selain borok biasa dikenal juga istilah borok sikutan. Borok jenis ini diyakini diidap oleh orang yang suka mengambil kembali sesuatu yang telah diberikan ke orang lain.
12. Gondongan
Penyakit gondongan banyak dialami anak anak, tapi juga bisa diidap orang dewasa. Orang yang gondongan akan terlihat pipi di bawah kupingnya bengkak. Penderita cukup tersiksa karena bisa membikin susah tidur.
Untuk pengobatan penyakit ini menggunakan blao cuci yang berbentuk kotak. Blao tersebut dilumatkan dengan air lalu diborehin ke tempat gondongan oleh dukun.
Biasanya area yang gondongan akan diberi blao dengan tulisan China. Dukun yang bisa mengobati gondongan umumnya keturunan China.
13. Sekelan
Sekelan adalah penyakit ikutan atau penyerta dari penyakit lain. Misalnya jika di kaki ada borok, otomatis dipangkal paha muncul sekelan yaitu benjolan sebesar jengkol.
Penyakit ini cukup membuat penderitanya tersiksa, karena untuk berjalan saja bisa kesulitan, si penderita biasanya akan berjalan ngegang (melebarkan kakinya dan salah satu kakinya akan jinjit).
Biasanya sekelan akan hilang dengan sendirinya apa bila penyakit utamanya (korengnya) sudah sembuh.
14. Sresel
Penyakit satu ini biasanya diderita oleh bayi dan anak balita. Sresel adalah istilah untuk bisul alus-alus yang diderita anak-anak di bagian jidat dan muka.
Anak kecil yang kena sresel jadi cengeng dan suka uring-uringan. Untuk pengobatannya biasa dilakukan oleh dukun bayi dengan dua cara.
Cara pertama dengan menggunakan hati kodok berud yang dipopol ke bagian tubuh yang terkena sresel. Sedangkan cara kedua cukup ekstrem, yakni dengan dipencet paksa oleh dukun sampai mata bisul sresel keluar.
Anak yang dipencet sreselnya akan nangis klojotan. Untuk mengurangi rasa sakit biasanya sang dukun akan member jampe jampe penghilang rasa sakit.
15. Cantengan
Penyakit ini biasanya menyerang bagian jari, bisa jari tangan atau jari kaki. Biasanya jari yang cantengan akan bengkak dan bernanah.
Penyebab penyakit ini bermacam-macam, bisa karena kuku yang nancap ke pinggiran jari atau bisa juga karena kesusuban atau kemasukan kayu. Seringnya yang suka nyusub adalah kayu kelapa.
Cantengan bisa membuat badan panas dingin atau meriang. Untuk pengobatan, biasanya kaki yang cantengan akan dipopol menggunakan jahe yang sudah ditumbuk halus. Kemudian bagian yang sudah diberi jahe diperban menggunakan sobekan kain bekas.
16. Kejelike
Untuk anak zaman now, kejelike ini biasa disebut keseleo. Zaman dulu biasa terjadi pada anak perempuan yang baru saja memakai sandal hak tinggi. Sedangkan anak lelaki biasanya keselo karena kerap lari-larian.
Orang yang kakinya kejelike, persendiannya akan bengkak dan sakitnya cukup menyiksa. Jika tidak segera ditangani biasanya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan sendi dan akan memengaruhi cara berjalannya.
Pengobatan penyakit ini biasanya diurut oleh tukang urut. Setelah diurut, biasanya bagian yang kejelike akan dibaluri tumbukan beras dicampur kencur atau disebut beras kencur.
17. Kebeler
Kebeler adalah luka akibat tersayat inis bambu atau benang layang-layang. Pada zaman old, inis bambu banyak digunakan untuk motong tali puser bayi atau dipake bengkong sunat untuk motong ujung kelamin pria.
Zaman dulu juga karena banyak tanah lapang sehingga anak-anak leluasa bermain layang-layang. Untuk mengadu layang-layang ini biasa digunakan benang gelasan yang cukup tajam.
Dengan bermain layang-layang aduan ini sudah biasa bagi anak-anak tangannya kebeler. Tangan atau bagian jari yang kebeler rasanya perih dan bisa bengkak jika lukanya cukup dalam.
Untuk mengobati kebeler dan menghentikan pendarahan, biasanya menggunakan getah pohon keladi atau pohon karet. Luka kebeler bisa juga diobati dengan ditempel kabang-kabang atau sawangan (seperti jaring laba-laba) yang biasa ada di eternit rumah.
(Sumber: Blog Mandor Buang)
Zaman now, benjol sebesar bakpau di jidat bisa membuat orang dirawat intensif di rumah sakit. Padahal di zaman old, kepala benjol cukup diusap dengan rambut panjang wanita.
Zaman old, jika anak benjol akibat benturan cukup rambut panjang ibu digunakan sebagai obat yang mujarab. Kepala yang benjol hanya ditiup dan diolesi dengan rambut ibu. Berangsur-angsur benjolan di kepala akan kempes dengan sendirinya.
Untuk lebih mengenal pengobatan zaman old, mungkin bisa kembali diingat memori beberapa penyakit yang disembuhkan dengan cara-cara tradisional.
Dikutip dari Blog Mandor Buang, zaman old, orang Betawi yang sakit lebih mengenal sebutan kagak enak awak. Ada juga yang menyebutnya gering untuk istilah penyakit yang diderita tidak terlalu parah. Kalau yang sudah parah orang Betawi bilang sakitnya sudah kedalon (terlalu lama).
Apabila orang yang sakit dianggap pernah berdosa dan sakit parah sehingga tidak ada kemungkinan sembuh disebut siksaan bale.
Dalam masyarakat Betawi banyak dikenal nama nama penyakit, baik sakit yang disebabkan karena sesuatu yang dianggap ilmiah maupun karena hal-hal yang gaib.
1. Sakit Dampa
Sakit dampa atau kena dampa diyakini penyebabnya adalah karena melangkahi bekas tempat orang berzinah. Dimana orang yang melakukan perzinahan ditempat tersebut sudah meninggal dunia.
Gejala penyakit ini adalah, badan meriang panas, lalu muncul melenting merah di permukaan kulit tempatnya. Melenting ini bisa dibagian kulit mana saja, mirip cacar air. Orang yang kena dampa sering mengeluh panas, perih, dan gatal.
Untuk pengobatan penyakit dampa ini dengan dijampe oleh 'orang pinter' lalu disembur atau diborehin daun sirih atau daun pete perawan (istilah ini untuk merujuk pohon pete besar yang belum berbuah).
Cara pengobatan lainnya bisa juga dengan diborehin lumpur comberan atau sarang tawon kemanting yang dibejek dengan minyak kelapa bikinan.
Orang yang bisa melakukan pengobatan ini juga tidak sembarangan. Mereka yang bisa mengobati adalah duda yang menikah dengan perawan atau janda yang menikah dengan perjaka. Menurut istilah dokter sakit ini adalah cacar ular atau herpes yang disebabkan oleh virus varisela zoster.
2. Sakit Brahma
Sakit Brahma hampir sama dengan dampa. Bedanty, kulit yang terkena penyakit brahma berwana merah dan berasa panas. Obat untuk penyakit ini dengan dijampe oleh dukun. Lalu di atas lukanya diborehin daun brahma yang berwarna merah dicampur dengan jamur pandan merah ditambah minyak kelapa bikinan.
3. Ampeg atau Bengek
Ampeg atau bengek menyerang paru paru, biasanya orang yang sakit bengek jika bernafas suaranya seperti suara kucing. Orang berpenyakit bengek sangat benci cuaca dingin karena bisa menyebabkan sakitnya kambuh.
Obat untuk penyakit ini, si penderita diberikan rokok yang dibuat dari lintingan daun kecubung kering. Jika si penderita masih anak anak, obatnya mandi bareng dengan bapaknya, lalu si anak menyedot guyuran air yang membasahi celana bapaknya untuk diminum.
4. Giduan
Sakit gidu menyerang kulit, kulit yang terkena gidu akan bentol bentol dan merah warnanya, mirip seperti orang terkenal ulat bulu. Bila terkena penyakit ini rasanya sangat gatal sekali.
Jika dibiarkan, bentol akan melebar ke seluruh badan. Orang yang kena giduan diobati dengan cara ditabun atau diasapi di atas bangku kayu. Penderita disuruh duduk di bangku kemudian di bawah bangku dibakar tiker pandan bekas.
Tikar pandan bekas yang dibakar itu ditaburi kayu tilayu sehingga akan menghasilkan asap tebal. Nah, asap hasil pembakaran tikar pandan bekas dan kayu tilayu ini yang diyakini bisa menghilangkan penyakit gidu.
5. Kaget
Orang kaget gejalanya panas tinggi, ngomongnya ngaco, tidurnya suka mengigau. Menurut orang “pinter” zaman dulu, orang kaget biasanya ketempelan setan gombolan. Untuk pengobatan penyakit ini, harus dijampi-jampi oleh dukun atau orang “pinter”.
Ketika orang kaget dipencet tangan atau betisnya biasanya setan yang nemplok diminta mengaku siapa dia dan apa tujuannya nempelin orang. Si setan lantas ngajuin permintaan berupa rokok lisong dan kopi pahit. Adakalanya setan yang merasuki orang itu protes karena ternyata tempat tinggalnya digusur atau dijamah manusia.
6. Kecengklak
Kecengklak banyak dialami anak kecil atau anak bayi yang usianya belum satu tahun. Anak yang kecengklak biasanya badannya panas, cengeng, dan kurang doyan makan. Untuk pengobatannya hanya bisa dilakukan dukun urut bayi. Kecengklak yang telat ditangani bisa membikin anak jadi kancekan.
7. Salah Bantal
Penyakit satu ini ternyata masih suka diderita oleh generasi zaman now. Salah satu ciri penyakit yang disebut salah bantal ini, yakni leher terasa kaku, leher akan terasa sakit jika kita akan menoleh atau nengok, kepala rada tengleng (miring). Orang yang terkena penyakit ini kalau dipanggil orang, badannya ikut muter karena leher tidak bisa dipakai buat nengok.
Menurut orang tua dulu, kalau kita salah pake bantal, paginya kita akan kena sakit leher salah bantal. Obatnya diurut pakai ludah basi atau disuruh manggul bale bambu. Sedangkan bantal yang habis dipakai orang itu harus dijemur di bawah terik matahari.
8. Bowesan
Penyakit bowesan dipercaya karena penderitanya jarang mandi pagi. Orang yang bowesan di pinggir atau pojokan bibirnya pada korengan rasanya perih dan susah makan.
Selain karena jarang mandi pagi, bowesan bisa juga muncul karena orang makan biji moneng atau biji jambu mede yang dibelah tapi tidak digosok dulu ke rambut sebelum dimakan.
Untuk mengobati penyakit ini cukup dibaluri dengan daun saga yang sudah dibejek-bejek pakai tangan. Jika tidak sembuh juga, baru penderitanya akan dikasih obat biru dari mantri di puskesmas.
9. Cacingan
Penyakit ini biasanya diderita anak-anak. Penyakit ini berkembang biak karena pola hidup bersih yang tidak terjaga. Dulu, orang tua sering mengingatkan anak yang kukunya panjang dan ada kotoran hitam di sela kukunya akan cacingan.
Anak yang menderita cacingan biasanya perutnya akan membuncit. Untuk pengobatan penyakit ini biasanya si anak akan dicekok jamu temu lawak. Bisa juga si anak akan diberi makan pete cina dengan porsi yang banyak.
Biasanya setelah diobati, cacing yang ada dalam tubuh si anak akan keluar bersama dengan saat si anak buang air besar.
10. Kejengkolan
Menderita penyakit ini memang terasa menyiksa. Terasa ingin buang air kecil, tetapi tidak bisa mengeluarkannya. Biasanya hal ini terjadi apabila si penderita kebanyakan makan jengkol.
Penyuka jengkol akan beresiko kejengkolan jika yang dimakan jengkol BW. Jengkol BW ini yaitu jengkol tua yang ditanam di dalam pasir sampai tumbuh tunas dan warnanya berubah menjadi hijau.
Biasanya untuk pengobatan, penderita kejengkolan diberi minum air kelapa ijo.
11. Borok
Penyakit ini biasanya menyerang permukaan kulit yang terluka atau lecet. Bisa dibilang, borok adalah koreng yang membesar dan merah warnanya. Borok yang dibiarkan biasanya akan bernanah dan mengundang lalat datang.
Untuk mengobati borok, cukup ditempel dengan daun paku konde atau daun minyakan yang sudah digarang sampe menghitam didatas api. Sebelum ditempel ke borok, daun yang sudah digarang diolesi dahulu dengan minyak kelapa bikinan.
Namun jika boroknya masih kecil dan dan gatal, pengobatannya cukup ditempel dengan daun arengan muda.
Di zaman dulu, selain borok biasa dikenal juga istilah borok sikutan. Borok jenis ini diyakini diidap oleh orang yang suka mengambil kembali sesuatu yang telah diberikan ke orang lain.
12. Gondongan
Penyakit gondongan banyak dialami anak anak, tapi juga bisa diidap orang dewasa. Orang yang gondongan akan terlihat pipi di bawah kupingnya bengkak. Penderita cukup tersiksa karena bisa membikin susah tidur.
Untuk pengobatan penyakit ini menggunakan blao cuci yang berbentuk kotak. Blao tersebut dilumatkan dengan air lalu diborehin ke tempat gondongan oleh dukun.
Biasanya area yang gondongan akan diberi blao dengan tulisan China. Dukun yang bisa mengobati gondongan umumnya keturunan China.
13. Sekelan
Sekelan adalah penyakit ikutan atau penyerta dari penyakit lain. Misalnya jika di kaki ada borok, otomatis dipangkal paha muncul sekelan yaitu benjolan sebesar jengkol.
Penyakit ini cukup membuat penderitanya tersiksa, karena untuk berjalan saja bisa kesulitan, si penderita biasanya akan berjalan ngegang (melebarkan kakinya dan salah satu kakinya akan jinjit).
Biasanya sekelan akan hilang dengan sendirinya apa bila penyakit utamanya (korengnya) sudah sembuh.
14. Sresel
Penyakit satu ini biasanya diderita oleh bayi dan anak balita. Sresel adalah istilah untuk bisul alus-alus yang diderita anak-anak di bagian jidat dan muka.
Anak kecil yang kena sresel jadi cengeng dan suka uring-uringan. Untuk pengobatannya biasa dilakukan oleh dukun bayi dengan dua cara.
Cara pertama dengan menggunakan hati kodok berud yang dipopol ke bagian tubuh yang terkena sresel. Sedangkan cara kedua cukup ekstrem, yakni dengan dipencet paksa oleh dukun sampai mata bisul sresel keluar.
Anak yang dipencet sreselnya akan nangis klojotan. Untuk mengurangi rasa sakit biasanya sang dukun akan member jampe jampe penghilang rasa sakit.
15. Cantengan
Penyakit ini biasanya menyerang bagian jari, bisa jari tangan atau jari kaki. Biasanya jari yang cantengan akan bengkak dan bernanah.
Penyebab penyakit ini bermacam-macam, bisa karena kuku yang nancap ke pinggiran jari atau bisa juga karena kesusuban atau kemasukan kayu. Seringnya yang suka nyusub adalah kayu kelapa.
Cantengan bisa membuat badan panas dingin atau meriang. Untuk pengobatan, biasanya kaki yang cantengan akan dipopol menggunakan jahe yang sudah ditumbuk halus. Kemudian bagian yang sudah diberi jahe diperban menggunakan sobekan kain bekas.
16. Kejelike
Untuk anak zaman now, kejelike ini biasa disebut keseleo. Zaman dulu biasa terjadi pada anak perempuan yang baru saja memakai sandal hak tinggi. Sedangkan anak lelaki biasanya keselo karena kerap lari-larian.
Orang yang kakinya kejelike, persendiannya akan bengkak dan sakitnya cukup menyiksa. Jika tidak segera ditangani biasanya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan sendi dan akan memengaruhi cara berjalannya.
Pengobatan penyakit ini biasanya diurut oleh tukang urut. Setelah diurut, biasanya bagian yang kejelike akan dibaluri tumbukan beras dicampur kencur atau disebut beras kencur.
17. Kebeler
Kebeler adalah luka akibat tersayat inis bambu atau benang layang-layang. Pada zaman old, inis bambu banyak digunakan untuk motong tali puser bayi atau dipake bengkong sunat untuk motong ujung kelamin pria.
Zaman dulu juga karena banyak tanah lapang sehingga anak-anak leluasa bermain layang-layang. Untuk mengadu layang-layang ini biasa digunakan benang gelasan yang cukup tajam.
Dengan bermain layang-layang aduan ini sudah biasa bagi anak-anak tangannya kebeler. Tangan atau bagian jari yang kebeler rasanya perih dan bisa bengkak jika lukanya cukup dalam.
Untuk mengobati kebeler dan menghentikan pendarahan, biasanya menggunakan getah pohon keladi atau pohon karet. Luka kebeler bisa juga diobati dengan ditempel kabang-kabang atau sawangan (seperti jaring laba-laba) yang biasa ada di eternit rumah.
(Sumber: Blog Mandor Buang)
(ysw)