Menjaga Tradisi Betawi di Bekasi
A
A
A
BEKASI - Masyarakat Kota Bekasi kembali menggelar Festival Bedug dan Dondang. Festival tahunan yang digelar di lapangan mini depan Kantor Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, ini bertujuan menjaga tradisi dari adat Betawi.
Seni adu beduk dan dondang sudah berkembang di masyarakat Bekasi sejak zaman nenek moyang dahulu. Permainan ini biasanya dilakukan setelah Idul Fitri sebagai salah satu wadah silaturahmi warga yang diadakan di lapangan terbuka di Bekasi maupun di daerah DKI Jakarta.
Sedangkan dondang merupakan tempat makanan kue khas tradisional yang dihiasi dengan kertas warna-warni dan biasa dibawa pada hajatan perkawinan (besanan) dari keluarga mempelai wanita kepada mempelai laki laki. Karena itu, adu beduk dan dondang ini menjadi tradisi yang tidak terlewatkan bagi warga Betawi di Bekasi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi Ahmad Zarkasih mengatakan, festival ini dalam melestarikan seni budaya masyarakat Bekasi sekaligus menjalin silaturahmi antarmasyarakat dan aparatur pemerintahan.
“Kita pertahankan budaya Betawi dengan menggelar acara Festival Bedug dan Dondang, kegiatan ini rutin kita lakukan setiap tahun untuk menjaga kearifan lokal dan budaya Betawi di Bekasi,” katanya.
Festival Bedug dan Dondang ini sudah dilakukan belasan kali. Zarkasih menjelaskan, dondang merupakan kebudayaan khas Betawi yang ada di Kota Bekasi. Kemudian kebudayaan itu berkembang sehingga dondang tidak hanya untuk acara pernikahan saja.
Namun, memberikan sesuatu kepada orang tua atau orang yang lebih tua sebagai tanda rasa hormat ketika hendak bersilaturahmi. Artinya, dondang itu adalah bawaan warga Bekasi sejak dulu kalau mau nyorog (seserahan). Bahkan, dalam dondang itu terdapat masakan sayuran dan kue khas Bekasi, seperti dodol, uli, geplak, dan wajik. Apalagi kebudayaan seperti ini masih ada dan sering dilakukan warga.
“Budaya ini masih dilestarikan, khususnya warga di Kecamatan Mustikajaya,” katanya. Untuk itu, pihaknya menggelar festival ini supaya dapat melestarikan kebudayaan tersebut kepada generasi muda tidak hilang atau punah.
Apalagi yang dilibatkan dalam kegiatan adalah para tokoh pemuda Betawi yang ada di Kota Bekasi dan sekitarnya. Camat Mustikajaya, Aty Rostaty mengatakan, Festival Bedug dan Dondang di Kecamatan Mustikajaya digelar dengan menampilkan hiasan dondang berisi aneka makanan dan sayuran seperti pisang dan buah-buahan. Dondan itu dibawa keliling menggunakan mobil ke sejumlah jalan di Kecamatan Mustikajaya dengan diiringi beduk.
Menurutnya, festival ini diikuti empat kelurahan yang ada di Kecamatan Mustikajaya, yaitu Kelurahan Mustikajaya, Kemuning, Pengasinan, dan Padurenan.
Karena itu, setiap kelurahan mendirikan stan atau both dengan hiasan khas rumah Betawi lengkap dengan sepasang pengantin Betawi sebagai simbol acara seserahan. “Mereka menampilkan pertunjukan kesenian khas Betawi, seperti tari langgam Bekasi, tari topeng, dan masih banyak lagi,” katanya.
Apalagi festival ini merupakan kegiatan rutin tahunan sebagai bentuk pelestarian kebudayaan khas Kota Bekasi dengan harapan budaya ini tetap dilestarikan.
“Mungkin kalau di Jakarta ada namanya Lebaran Betawi, tapi kalau di Bekasi, ya ini Festival Bedug dan Dondang, kita ingin ke depan ini bisa dijadikan agenda kegiatan rutin tingkat Kota Bekasi,” katanya. (Abdullah M Surjaya)
Seni adu beduk dan dondang sudah berkembang di masyarakat Bekasi sejak zaman nenek moyang dahulu. Permainan ini biasanya dilakukan setelah Idul Fitri sebagai salah satu wadah silaturahmi warga yang diadakan di lapangan terbuka di Bekasi maupun di daerah DKI Jakarta.
Sedangkan dondang merupakan tempat makanan kue khas tradisional yang dihiasi dengan kertas warna-warni dan biasa dibawa pada hajatan perkawinan (besanan) dari keluarga mempelai wanita kepada mempelai laki laki. Karena itu, adu beduk dan dondang ini menjadi tradisi yang tidak terlewatkan bagi warga Betawi di Bekasi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi Ahmad Zarkasih mengatakan, festival ini dalam melestarikan seni budaya masyarakat Bekasi sekaligus menjalin silaturahmi antarmasyarakat dan aparatur pemerintahan.
“Kita pertahankan budaya Betawi dengan menggelar acara Festival Bedug dan Dondang, kegiatan ini rutin kita lakukan setiap tahun untuk menjaga kearifan lokal dan budaya Betawi di Bekasi,” katanya.
Festival Bedug dan Dondang ini sudah dilakukan belasan kali. Zarkasih menjelaskan, dondang merupakan kebudayaan khas Betawi yang ada di Kota Bekasi. Kemudian kebudayaan itu berkembang sehingga dondang tidak hanya untuk acara pernikahan saja.
Namun, memberikan sesuatu kepada orang tua atau orang yang lebih tua sebagai tanda rasa hormat ketika hendak bersilaturahmi. Artinya, dondang itu adalah bawaan warga Bekasi sejak dulu kalau mau nyorog (seserahan). Bahkan, dalam dondang itu terdapat masakan sayuran dan kue khas Bekasi, seperti dodol, uli, geplak, dan wajik. Apalagi kebudayaan seperti ini masih ada dan sering dilakukan warga.
“Budaya ini masih dilestarikan, khususnya warga di Kecamatan Mustikajaya,” katanya. Untuk itu, pihaknya menggelar festival ini supaya dapat melestarikan kebudayaan tersebut kepada generasi muda tidak hilang atau punah.
Apalagi yang dilibatkan dalam kegiatan adalah para tokoh pemuda Betawi yang ada di Kota Bekasi dan sekitarnya. Camat Mustikajaya, Aty Rostaty mengatakan, Festival Bedug dan Dondang di Kecamatan Mustikajaya digelar dengan menampilkan hiasan dondang berisi aneka makanan dan sayuran seperti pisang dan buah-buahan. Dondan itu dibawa keliling menggunakan mobil ke sejumlah jalan di Kecamatan Mustikajaya dengan diiringi beduk.
Menurutnya, festival ini diikuti empat kelurahan yang ada di Kecamatan Mustikajaya, yaitu Kelurahan Mustikajaya, Kemuning, Pengasinan, dan Padurenan.
Karena itu, setiap kelurahan mendirikan stan atau both dengan hiasan khas rumah Betawi lengkap dengan sepasang pengantin Betawi sebagai simbol acara seserahan. “Mereka menampilkan pertunjukan kesenian khas Betawi, seperti tari langgam Bekasi, tari topeng, dan masih banyak lagi,” katanya.
Apalagi festival ini merupakan kegiatan rutin tahunan sebagai bentuk pelestarian kebudayaan khas Kota Bekasi dengan harapan budaya ini tetap dilestarikan.
“Mungkin kalau di Jakarta ada namanya Lebaran Betawi, tapi kalau di Bekasi, ya ini Festival Bedug dan Dondang, kita ingin ke depan ini bisa dijadikan agenda kegiatan rutin tingkat Kota Bekasi,” katanya. (Abdullah M Surjaya)
(nfl)