Kisah Preman Paling Ditakuti di Jakarta dan Dua Jagoan Penguasa Pelabuhan Tanjung Priok
Minggu, 13 Juni 2021 - 05:30 WIB
PREMANISME di kawasan Tanjung Priok langsung disikat polisi pasca kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, Kamis (10/6/2021). Tak hanya di Tanjung Priok, atas perintah Kapolri, polisi langsung melakukan operasi preman besar-besaran di berbagai wilayah di Tanah Air.
Aksi premanisme di Jakarta sejatinya sudah ada sejak zaman Belanda. Bedanya, saat zaman penjajahan para preman beraksi dengan merampok warga keturunan Belanda dan Tionghoa untuk kemudian hasilnya diberikan kepada masyarakat miskin.
Pada zaman penjajahan Kolonial Belanda, terdapat beberapa preman yang terkenal dan ditakuti warga keturunan Belanda dan Tionghoa. Mereka tidak segan-segan melukai korbannya. Pada pertengahan akhir abad 19, masyarakat Batavia mengenal Muhammad Arif alias Haji Darip yang menguasai Klender, Pulogadung, Jatinegara, hingga Bekasi.
Muhammad Arif alias Haji Darip. Foto: Dok sejarahjakarta.com
Sepak terjang kelompok Darip ini sudah kesohor sehingga pemerintahan Hindia Belanda mengiming-imingi hadiah kepada masyarakat yang bisa memberi tahu keberadaan Darip.
Dahulu target operasi yang dilakukan kelompok Darip bersifat patriotisme dan perampokan. Kelompok ini sangat selektif mengincar target operasi. Biasanya mereka mengincar orang-orang berkulit terang, seperti China dan warga keturunan Belanda.
Pertengahan abad 19 sebenarnya ada juga beberapa preman yang kesohor. Mereka adalah si Conat yang biasa berbuat kejahatan di kawasan Kebayoran Lama hingga Tangerang.
Aksi premanisme di Jakarta sejatinya sudah ada sejak zaman Belanda. Bedanya, saat zaman penjajahan para preman beraksi dengan merampok warga keturunan Belanda dan Tionghoa untuk kemudian hasilnya diberikan kepada masyarakat miskin.
Pada zaman penjajahan Kolonial Belanda, terdapat beberapa preman yang terkenal dan ditakuti warga keturunan Belanda dan Tionghoa. Mereka tidak segan-segan melukai korbannya. Pada pertengahan akhir abad 19, masyarakat Batavia mengenal Muhammad Arif alias Haji Darip yang menguasai Klender, Pulogadung, Jatinegara, hingga Bekasi.
Muhammad Arif alias Haji Darip. Foto: Dok sejarahjakarta.com
Sepak terjang kelompok Darip ini sudah kesohor sehingga pemerintahan Hindia Belanda mengiming-imingi hadiah kepada masyarakat yang bisa memberi tahu keberadaan Darip.
Dahulu target operasi yang dilakukan kelompok Darip bersifat patriotisme dan perampokan. Kelompok ini sangat selektif mengincar target operasi. Biasanya mereka mengincar orang-orang berkulit terang, seperti China dan warga keturunan Belanda.
Pertengahan abad 19 sebenarnya ada juga beberapa preman yang kesohor. Mereka adalah si Conat yang biasa berbuat kejahatan di kawasan Kebayoran Lama hingga Tangerang.
tulis komentar anda