Makam Keramat Tajug dan Kisah Putra Sultan Ageng Tirtayasa Mengislamkan Tangerang
Jum'at, 23 April 2021 - 06:02 WIB
Melihat kesewenang-wenangan Belanda itulah akhirnya pada 1667 Sultan Ageng Tirtayasa mengutus putranya yang nomor enam TB Raden Wetan Muhammad Atif ke Cilenggang untuk menghancurkan benteng Belanda di bagian selatan.
Setibanya di Cilenggang, Atif yang membawa panji Islam mendapatkan perlawanan dari golongan Hindu yang merupakan penduduk asli di sana. Sehingga, Atif tidak hanya mengemban misi perang terhadap Belanda, tapi juga menyebarkan Islam.
Perjuangan TB Atif dalam menyebarkan Islam akhirnya berhasil setelah sejumlah tokoh Hindu berhasil ditaklukkan dan memeluk Islam. Setelah itu, Atif pun hendak kembali lagi ke Banten.
"Tetapi dia ditahan oleh para pengikutnya. Lalu, TB Atif menikah dengan orang Cilenggang, Siti Almiah pada 1667. Mas kawinnya Masjid Jami Al Ikhlas. Dari hasil perkawinannya dengan Siti Almiah, mereka akhirnya dikarunia empat anak," ujar TB Sos Rendra.
Empat anaknya yakni Tubagus Romadon, Tubagus Arpah, Tubagus Raje, dan Tubagus Arya. Mereka masing-masing mengikuti jejak ayahnya dalam berjuang di bawah naungan panji-panji Islam.
"Saat terjadi perang antara Sultan Ageng dengan Sultan Haji, TB Atif datang ke kerajaan. Tetapi kata Sultan Ageng, kamu tidak usah ikut campur. Kalau kamu bantu bapak, berarti akan perang sama kakak, kalau bantu kakak perang sama bapak," katanya.
Bak seperti buah simalakama, TB Atif tidak kuasa. Dia akhirnya mengikuti keinginan bapaknya kembali ke Cilenggang dan tidak ikut campur perang keluarga. Bersama Atif, adik perempuannya Ratu Ayu ikut bersama dan akhirnya tinggal di Cilenggang.
"Akhirnya mereka berdua tinggal di Cilenggang dan membawa tutup pusar milik TB Atif dan milik Sultan Ageng. Saat ini tutup pusar itu masih ada. Setiap 13 Maulid dicuci di Makam Keramat Tajug," kata Sos Rendra.
Baca juga: Riwayat Tigaraksa Kabupaten Tangerang, Mengenang 3 Aria Utusan Kesultanan Banten Melawan Belanda
Berada dalam posisi perang keluarga membuat Atif terpukul. Ditambah adik kesayangannya Ratu Ayu meninggal dunia. Kepada istri dan anak-anaknya, TB Atif lalu berpesan jika saat meninggal nanti dimakamkan di dalam tajug di samping adiknya.
Setibanya di Cilenggang, Atif yang membawa panji Islam mendapatkan perlawanan dari golongan Hindu yang merupakan penduduk asli di sana. Sehingga, Atif tidak hanya mengemban misi perang terhadap Belanda, tapi juga menyebarkan Islam.
Perjuangan TB Atif dalam menyebarkan Islam akhirnya berhasil setelah sejumlah tokoh Hindu berhasil ditaklukkan dan memeluk Islam. Setelah itu, Atif pun hendak kembali lagi ke Banten.
"Tetapi dia ditahan oleh para pengikutnya. Lalu, TB Atif menikah dengan orang Cilenggang, Siti Almiah pada 1667. Mas kawinnya Masjid Jami Al Ikhlas. Dari hasil perkawinannya dengan Siti Almiah, mereka akhirnya dikarunia empat anak," ujar TB Sos Rendra.
Empat anaknya yakni Tubagus Romadon, Tubagus Arpah, Tubagus Raje, dan Tubagus Arya. Mereka masing-masing mengikuti jejak ayahnya dalam berjuang di bawah naungan panji-panji Islam.
"Saat terjadi perang antara Sultan Ageng dengan Sultan Haji, TB Atif datang ke kerajaan. Tetapi kata Sultan Ageng, kamu tidak usah ikut campur. Kalau kamu bantu bapak, berarti akan perang sama kakak, kalau bantu kakak perang sama bapak," katanya.
Bak seperti buah simalakama, TB Atif tidak kuasa. Dia akhirnya mengikuti keinginan bapaknya kembali ke Cilenggang dan tidak ikut campur perang keluarga. Bersama Atif, adik perempuannya Ratu Ayu ikut bersama dan akhirnya tinggal di Cilenggang.
"Akhirnya mereka berdua tinggal di Cilenggang dan membawa tutup pusar milik TB Atif dan milik Sultan Ageng. Saat ini tutup pusar itu masih ada. Setiap 13 Maulid dicuci di Makam Keramat Tajug," kata Sos Rendra.
Baca juga: Riwayat Tigaraksa Kabupaten Tangerang, Mengenang 3 Aria Utusan Kesultanan Banten Melawan Belanda
Berada dalam posisi perang keluarga membuat Atif terpukul. Ditambah adik kesayangannya Ratu Ayu meninggal dunia. Kepada istri dan anak-anaknya, TB Atif lalu berpesan jika saat meninggal nanti dimakamkan di dalam tajug di samping adiknya.
tulis komentar anda