Dikenalkan 1962 Atas Perintah Presiden Soekarno, Metromini Kini Tinggal Kenangan

Rabu, 21 April 2021 - 06:33 WIB
Berikut napak tilas perjalanan Metromini dari tahun 1960-an. Pada awalnya, Metromini diperkenalkan pada tahun 1962 oleh Gubernur Soemarno di Jakarta atas perintah Presiden Soekarno. Pada mulanya, Metromini digunakan untuk kebutuhan transportasi peserta Pesta Olahraga Negara Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO) tahun 1963. Baca Juga: Tidak Ada Wacana Penghapusan Kopaja & Metromini



Saat itu di Jakarta, moda transportasi massal baru beralih dari kereta listrik (trem) yang dioperasikan oleh Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) yang dihentikan tahun 1960, dan bus pertama yang dioperasikan PPD adalah bus Leyland bantuan Australiapada 1956.Selain bus PPD, Jakarta tidak memiliki transportasi umum resmi, dimana opelet adalah kendaraan angkutan massal selain bus PPD.

Saat megaspal di Jakarta, Metromini belum mempunyai manajemen untuk mengelola bus-bus tersebut. Setelah pesta olahraga GANEFO selesai, Metromini tetap beroperasi. Namun, pada tahun 1964 Gubernur Henk Ngantung menitipkan Metromini kepada perusahaan swasta, Arion Indonesia Transport. Akan tetapi, pereusahaan itu tidak mampu mengelola dengan baik bus merah itu.

Hingga pada tahun 1976, PT Metromini didirikan bersamaan dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja). Berdirinya PT Metromini ini juga untuk menaungi 152 orang yang mengoperasikan 313 bus sedang atas instruksi Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Baca Juga: Pemilik Metro Mini & Kopaja Minta Waktu untuk Peremajaan Armada

Pada tahun 1962, bentuk bus awal seperti roti tawar dengan gembung di bagian moncong depannya. Ini merupakan jenis Bus Robus yang digagas oleh Jerman Timur dan mengisi trayek-trayek kosong yang tidak ada bus dikarenakan dihentikannya trem. Setelah PT Metromini dan Kopaja diresmikan pada tahun 1978 oleh Gubernur Tjokropranolo sebagai pengelola bus mini, armadanya diminta diremajakan.Mulailah Bus Robur diganti dengan bus-bus Mitsubushi buatan Jepang pada tahun 1990 MetroMini menguasai 60 trayek di Jakarta dengan 3.000 armada bus.

Pada tahun 2016, dikarenakan berbagai permasalahan internal perusahaan yang dimulai pada tahun 1993 berimbas langsung pada buruknya pelayanan operasional Metromini. Dari 60 trayek hanya separuh yang masih aktif dan jumlah armada menyusut menjadi 1.000 bus dari sebelumnya 3.000 armada. Karena 1.600 bus telah disita Pemprov DKI.

Tarif Metromini untuk penumpang diatus oleg Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta yang juga mengatur ongkos taksi dan Mikrolet. Dalam menentukan tarif penumpang, Organda membedakan penumpang umum dan pelajar. Baca Juga: Masa depan Metromini & Kopaja masih dikaji

Tarif ini turun atau naik. Namun, lebih sering naik dengan memperhitungkan biaya Bahan Bakar Minyak (BBM), biaya operasional kendaraan, operasional kantor, dan upah minimum provinsi.Pada tahun 1982 tercatat tarif Metromini sebesar Rp100,00 (seratus rupiah) per trayek, sementara pelajar dikenakan Rp25,00 (dua puluh lima rupiah atau "jigo" atau "selawe" dikarenakan dibayar menggunakan koin 25 rupiah.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More