Kisah Taman Mini; Digagas Ibu Tien, Diperjuangkan Ali Sadikin, Kini Diambil Alih Jokowi

Jum'at, 09 April 2021 - 06:02 WIB
Selaku Ketua Yayasan Harapan Kita (YHK) yang berdiri pada tanggal 28 Agustus 1968, Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur Indonesia pada rapat pengurus YHK pada 13 Maret 1970 di Jalan Cendana Nomor 8, Jakarta Pusat. Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah adat yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan benda budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia.

Gagasan itu dilandasi oleh suatu keinginan untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa dan Tanah Air, serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia. Gagasan tersebut semakin mantap setelah Ibu Tien selaku ibu negara menyertai perjalanan kerja Presiden Soeharto ke berbagai negara, dimana ia mendapat kesempatan mengunjungi objek-objek wisata di luar negeri, diantaranya Disneyland Amerika Serikat dan Timland di Muangthai, Thailand.

Baca juga: Mensesneg Sebut TMII Bakal Dikelola BUMN Pariwisata

Kunjungan Ibu Tien Soeharto ke objek-objek wisata tersebut mendorongnya untuk mewujudkan ide ke dalam suatu proyek dengan membuat taman tempat rekreasi yang mampu menggambarkan kebesaran dan keindahan Indonesia dalam bentuk yang mini. Pada tanggal 30 Januari 1971, tepatnya pada saat penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara, Ibu Tien Soeharto didampingi Menteri Dalam Negeri saat itu, Amir Mahmud, untuk pertama kalinya memaparkan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia “Indonesia Indah”.



Plank kepemilikan oleh negara sudah terpasang di TMII. Foto:SINDOnews/Yorri Farli

Berbagai saran, tanggapan,dan pemikiran dari berbagai kelompok masyarakat pun muncul, yang sebagian besar mendukung pembangunan proyek tersebut.Pada tanggal 11 Agustus 1971, dengan surat YHK Ibu Tien Soeharto menugaskan Nusa Consultans untuk membuat rencana induk dan studi kelayakan. Tugas itu selesai dalam waktu 3,5 bulan.

Awalnya, lokasi pembangunan TMII direncanakan di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, di atas tanah seluas 14 hektare. Namun Gubernur DKI Jakarta yang saat itu dijabat Ali Sadikin menyarankan agar lokasi pembangunan TMII dipindah ke daerah sekitar Pondok Gede, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Alasannya, di sana tersedia lahan seluas kurang lebih 100 hektare. Selain lebih luas, lokasi itu juga mengikuti perkembangan kota Jakarta di kemudian hari.Akhirnya, pada tanggal 30 Juni1972 proyek TMII dimulai.

Rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia berikut penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung Pengelolaan disiapkan oleh Nusa Consultants berikut pembuatan jalan dan penyediaan kavling tiap-tiap bangunan.Rancangan bangunan lain, seperti bangunan khas tiap daerah, dikerjakan oleh berbagai biro arsitek, Nusa Consultants hanya membantu menjaga keserasian secara keseluruhan. Hanya dalam kurun waktu tiga tahun, pembangunan TMII tahap pertama dinyatakan selesai. Pada tanggal 20 April 1975, Taman Mini Indonesia Indah diresmikan pembukaannya oleh Presiden Soeharto.

Namun sebenarnya tidak mudah mewujudkan keinginan Ibu Tien Soeharto itu. Gelombang penolakan dari berbagai kalangan terus bermunculan. Penolakan datang baik dalam bentuk diskusi-diskusi maupun turun ke jalan yang dimotori mahasiswa. Mahasiswa berpendapat saat itu Indonesia belum membutuhkan “taman” yang nilainya cukup mewah. Apalagi Ibu Tien sempat melontarkan pernyataan bahwa TMII butuh dana Rp10,5 miliar. Dengan anggaran sebesar itu jelas TMII tergolong proyek mercusuar dan terlalu mewah pada saat itu. Mahasiswa menganggap anggaran untuk proyek TMII lebih baik dan bermanfaat jika digunakan untuk mengembangkan pendidikan, ekonomi, atau sarana publik.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More