Korban Filler Payudara Curhat, Biaya Operasi Penyembuhan hingga Rp50 Juta
Kamis, 08 April 2021 - 09:47 WIB
JAKARTA - Kasus suntik filler payudara yang dilakukan dokter abal-abal dan kini ditangani pihak kepolisian membuat korbannya harus menanggung biaya operasi yang cukup fantastis akibat infeksi. Seperti yang dialami salah seorang korbannya berinisial D.
Dia menceritakan pengalamannya saat mengalami infeksi, hingga dioperasi dengan biaya yang tidak sedikit.
"Perawatan solo kontrol ke dokter karena kalau operasi tidak diangkat kita masih ada sisa-sisa di dalam," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (8/4/2021).
D mengatakan biaya operasi yang dikeluarkan untuk penyembuhan infeksi payudaranya sekitar Rp50 juta. Saat ini, dia harus sering kontrol ke dokter untuk memastikan perkembangan kesehatan payudaranya.
"Jadi selama enam bulan harus rutin cek ke dokter," tutur dia. Lebih lanjut, D sempat melabrak dan meminta pertanggungjawaban kepada pelaku. Namun, saat dijanjikan dua minggu, pelaku malah kabur.
"Dia kabur. Saya serahkan ke Polres Metro Jakbar dan tidak lama pelaku ditemukan," jelas wanita yang pernah berprofesi sebagai model itu.
Atas kejadian yang dialaminya, D kemudian mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk berhati-hati agar tidak terbuai oleh tawaran fille payudara. Ia menyebut saat ini sudah marak salon-salon pembesar payudara abal-abal.
"Harus bener-bener tahu itu aman atau enggak. Dan kita lakuinnya bener-bener di dokter dan ada rumah sakit ada namanya. Pokoknya kita banyak mengenal," jelas D.
Diberitakan sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Barat telah menciduk SR dan ML. Dimana SR merupakan dokter abal-abal penyuntik filler payudara kedua korban berinisial T dan D yang melaporkan kasusnya beberapa waktu lalu. SR ditangkap saat berada di Tangerang Selatan, Senin 5 April 2021.
Sementara ML, penjual cairan filler ilegal yang menjual cairan kepada tersangka SR. ML ditangkap di Batam, Kepulauan Riau, Rabu 6 April 2021.
Dia menceritakan pengalamannya saat mengalami infeksi, hingga dioperasi dengan biaya yang tidak sedikit.
"Perawatan solo kontrol ke dokter karena kalau operasi tidak diangkat kita masih ada sisa-sisa di dalam," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (8/4/2021).
D mengatakan biaya operasi yang dikeluarkan untuk penyembuhan infeksi payudaranya sekitar Rp50 juta. Saat ini, dia harus sering kontrol ke dokter untuk memastikan perkembangan kesehatan payudaranya.
"Jadi selama enam bulan harus rutin cek ke dokter," tutur dia. Lebih lanjut, D sempat melabrak dan meminta pertanggungjawaban kepada pelaku. Namun, saat dijanjikan dua minggu, pelaku malah kabur.
"Dia kabur. Saya serahkan ke Polres Metro Jakbar dan tidak lama pelaku ditemukan," jelas wanita yang pernah berprofesi sebagai model itu.
Atas kejadian yang dialaminya, D kemudian mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk berhati-hati agar tidak terbuai oleh tawaran fille payudara. Ia menyebut saat ini sudah marak salon-salon pembesar payudara abal-abal.
"Harus bener-bener tahu itu aman atau enggak. Dan kita lakuinnya bener-bener di dokter dan ada rumah sakit ada namanya. Pokoknya kita banyak mengenal," jelas D.
Diberitakan sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Barat telah menciduk SR dan ML. Dimana SR merupakan dokter abal-abal penyuntik filler payudara kedua korban berinisial T dan D yang melaporkan kasusnya beberapa waktu lalu. SR ditangkap saat berada di Tangerang Selatan, Senin 5 April 2021.
Sementara ML, penjual cairan filler ilegal yang menjual cairan kepada tersangka SR. ML ditangkap di Batam, Kepulauan Riau, Rabu 6 April 2021.
(mhd)
tulis komentar anda