Mantan Mensos Bersitegang dengan Pemilik Situ di Tangsel, Dipicu Pembangunan Saung Kuliner
Kamis, 25 Februari 2021 - 00:01 WIB
"Saat saya menjelaskan dampak dan manfaat dari keberadaan situ itu, dia terpancing dan sempat bersitegang tadi. Jadi intinya saya tegaskan, jangan mentang-mentang punya uang dan kuasa lalu berbuat semaunya, tanpa memikirkan dampak yang lebih luas," ungkapnya.
Menurut mantan menteri era Kabinet Gotong Royong dan Kabinet Indonesia Bersatu itu, keberadaan Situ sangat bermanfaat bagi penyerapan air di sekitar. Terlebih baru-baru ini, banjir terjadi di banyak wilayah Tangsel. Belum lagi manakala musim kemarau tiba, Situ disebutnya memiliki andil bagi keseimbangan alam.
"Karena ekosistem itu keseimbangan. Kalau nanti musim kemarau ini (situ) tidak ada, maka sulitlah kita mendapat air," jelasnya.
Bachtiar Chamsyah menegaskan persoalan ini harus diambil alih oleh Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany di penghujung akhir masa jabatannya. Apalagi kebijakan itu memang diambil demi kemaslahatan masyarakat luas. Salah satu caranya yakni dengan membeli lahan Situ guna dijadikan lokasi resapan air atau tandon.
"Mungkin salah satu solusi pemerintah Bu Airin mentake over ini, karena ini kepentingan masyarakat. Boleh kok mengalokasikan anggaran demi kepentingan masyarakat, dari pada membuat tandon baru berapa biayanya?" tegasnya.
Sementara saat dikonfirmasi terpisah, salah satu pemilik lahan bernama Abdullah Serin menolak membahas pengurugan Situ di lokasi. Dia pun enggan memberi kepastian jika dikemudian hari Pemkot Tangsel berniat membeli lahan tersebut. "Kita ngomong dulu ke pemilik yang lain, kalau cuma saya kan timbulnya cuma saya pribadi," tuturnya.
Dikatakan Serin, sebenarnya tak ingin proses pengurugan Situ merusak harmonisasi dengan warga lainnya. Ke depan, dia pun menyatakan siap duduk bersama mencari solusi atas lahan Situ tersebut.
"Gua kalau memang mau ketemu, mau dijelasin, gua mau. Tapi bukan cuma gua sepihak ya, sama Pak Jimmy (pemilik lainnya), gua pengennya begitu, kekeluargaan. Jangan terus-terusan begini, malu gua mah, malu udah tua," pungkasnya.
Menurut mantan menteri era Kabinet Gotong Royong dan Kabinet Indonesia Bersatu itu, keberadaan Situ sangat bermanfaat bagi penyerapan air di sekitar. Terlebih baru-baru ini, banjir terjadi di banyak wilayah Tangsel. Belum lagi manakala musim kemarau tiba, Situ disebutnya memiliki andil bagi keseimbangan alam.
"Karena ekosistem itu keseimbangan. Kalau nanti musim kemarau ini (situ) tidak ada, maka sulitlah kita mendapat air," jelasnya.
Bachtiar Chamsyah menegaskan persoalan ini harus diambil alih oleh Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany di penghujung akhir masa jabatannya. Apalagi kebijakan itu memang diambil demi kemaslahatan masyarakat luas. Salah satu caranya yakni dengan membeli lahan Situ guna dijadikan lokasi resapan air atau tandon.
"Mungkin salah satu solusi pemerintah Bu Airin mentake over ini, karena ini kepentingan masyarakat. Boleh kok mengalokasikan anggaran demi kepentingan masyarakat, dari pada membuat tandon baru berapa biayanya?" tegasnya.
Sementara saat dikonfirmasi terpisah, salah satu pemilik lahan bernama Abdullah Serin menolak membahas pengurugan Situ di lokasi. Dia pun enggan memberi kepastian jika dikemudian hari Pemkot Tangsel berniat membeli lahan tersebut. "Kita ngomong dulu ke pemilik yang lain, kalau cuma saya kan timbulnya cuma saya pribadi," tuturnya.
Dikatakan Serin, sebenarnya tak ingin proses pengurugan Situ merusak harmonisasi dengan warga lainnya. Ke depan, dia pun menyatakan siap duduk bersama mencari solusi atas lahan Situ tersebut.
"Gua kalau memang mau ketemu, mau dijelasin, gua mau. Tapi bukan cuma gua sepihak ya, sama Pak Jimmy (pemilik lainnya), gua pengennya begitu, kekeluargaan. Jangan terus-terusan begini, malu gua mah, malu udah tua," pungkasnya.
(thm)
tulis komentar anda