Jakarta Islamic Center, dari Lokalisasi Menjadi Pusat Agama Islam Terbesar di Ibu Kota
Rabu, 30 September 2020 - 12:01 WIB
Mesjid JIC Mulai Dibangun
Memasuki tahun 2000 lahan Kramat Tunggak sudah dinyatakan bersih dari permukiman Lokalisasi. Kemudian, Sutiyoso melihat pada masa itu masyarakat selalu demonya terkait umat Islam. Dari isu inilah Sutiyoso menilai bahwa lokasi yang dahulunya kelam harus dihilangkan dan dikembalikan kepada fungsinya terutama umat islam.
"Sebelum berpikir untuk membangun JIC ini, beliau pergi ke Mekkah dan dis ana berpikir, Jakarta belum memiliki Islamic Center. Sepulang ibadah umrah, beliau mendatangi Rektor IAIN atau UIN Azumardi Azhra untuk berkonsultasi dan didukung penuh. Namun pembangunan ini bukan hanya soal masjid saja, tetapi harus membuat aktivitas keagamaan umat islam khususnya di DKI Jakarta," terang Paimun.
Akhirnya awal 2001, Pembangunan Kawasan Masjid JIC sudah dimulai dan dikonsep secara matang baik dari sisi pembangunan, aspek hukum yang kuar, pembentukan kelembagaan hingga SDM yang telah di siapkan dengan baik. "Dan ini dibantu konsultan yang melakukan studi banding hingga ke Mesir, Iran, Perancis dan Inggris. Konsep pembagunannya mengadopsi budaya Timur dan Barat," tuturnya.
Masjid Raya JIC selesai dibangun pada 2003 dan diresmikan langsung oleh Sutiyoso pada 4 Maret 2003 dan ditandai dengan salat Jumat perdana. Pada 2005 Pemerintah mulai melakukan pembangunan tiang pancang di bagian gedung diklat sebelah Masjid Raya dan dilanjutkan pembangunan ke wisma bisnis center pada oktober 2006.
"Total ada lima bangunan. Satu bangunan masjid, satu gedung untuk Diklat dan tiga bangunan gedung untuk bisnis," Ucap Paimun.
Konsep Pendidikan dan Bisnis Syariah
Meskipun tujuan utama dari pembangunan Jakarta Islamic Center (JIC) adalah untuk menghilangkan jejak kelam lokasi prostitusi di ujung Jakarta. Namun Pemerintah saat itu berkonsep bahwa berdirinya masjid dan tempat pengkajian ini bisa menjadi sebuah akses bagi masyarakat maupun tamu negara yang ingin belajar agama Islam lebih mendalam.
"Jadi memang konsep utama adalah menghilangkan jejak hitam lokasi ini yang dulu. Lalu secara matang pengubahan tempat ino tidak hanya untuk menjadi masjid. Tetapi juga untuk Aspek Pendidikan, Aspek Bisnis (hotel, perkantoran dan convention), dan puncaknya Aspek Spiritual," kata Paimun.
tulis komentar anda